Peningkatan ketahanan pangan nasional merupakan salah satu misi yang relevan dengan kaum Biolog di Indonesia. Beragam penelitian coba dikembangkan para peneliti bangsa guna peningkatan kualitas pangan sekaligus kesejahteraan rakyat di tanah air tercinta Indonesia. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada kembali menunjukkan eksistensi dan konsistensinya dalam mengoptimalkan misi tersebut. Setelah bergaung dengan perakitan 11 varitas baru yang telah berhasil di daftarkan ke Kementrian Pertanian RI, kini Fakultas Biologi UGM melalui Laboratorium Genetika dan Pemuliaan kembali melakukan penelitian mengenai perakitan kacang tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis). Kacang ini memiliki karakter dan keunggulan yang berbeda dengan jenis kacang tanah yang umum di pasaran. Kacang ini memiliki biji dengan jumlah minimal tiga dan maksimal lima, ukuran biji dan polong lebih besar daripada kacang tanah umumnya, dan produktivitas pertanaman juga tergolong tinggi sebanyak kurang lebih 25 polong per tanaman. Lebih utama kacang tanah ini memiliki penciri utama berupa corak lurik atau baercak-bercak berupa garis ungu kecokelatan pada bagian kulit bijinya.
Penelitian terkait kacang tanah ini telah dimulai sejak Juli 2017 di Green House Ngombol, Purworejo bekerja sama dengan salah satu petani setempat. Kini proses penelitiannya masih terus berlanjut.
Mengingat adanya karakter unik berupa lurik pada kulit biji serta minimnya penelitian pada kacang tanah jenis ini maka Dr. Budi Daryono selaku ketua peneliti dan juga Dekan Fakultas Biologi menyatakan visinya kedepan untuk mengajukan nama ilmiah baru khususnya pada tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis). “Kami masih terus berupaya untuk mengeksplorasi lebih jauh informasi ilmiah mengenai kacang tanah jenis ini. Bukan tidak mungkin kedepan Fakultas Biologi UGM akan berkontribusi nyata dalam perumusan nama ilmiah baru tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis) “ ujar Dr. Budi Daryono.
Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Ahli Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM, Dr. Purnomo yang menyatakan bahwa pengajuan nama varietas bukanlah suatu hal yang mustahil asal dilengkapi dengan beragam data pendukung guna mendapatkan deskripsi pencandraan yang komprehensif. “Hingga saat ini belum ada klasifikasi intraspesifik formal untuk kacang tanah jenis ini. Lebih lanjut, kacang tanah ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi varietas kacang tanah dari Fakultas Biologi UGM dengan nama varietas sesuai rancangan kita asalkan sudah dilengkapi dengan data pendukung pencandraan dari sisi morfologi, anatomi, hingga molekuler”, ujar Dr. Purnomo.