Perubahan lingkungan tidak hanya dirasakan oleh manusia, namun juga oleh organisme lain yang hidup di bumi, seperti hewan dan tumbuhan. Di alam, interaksi antara hewan dan tumbuhan mengalami perubahan yang perlahan, yang disebut dengan evolusi, untuk menanggapi perubahan lingkungan. Salah satu interaksi antara hewan dan tumbuhan yang sangat berperan penting adalah interaksi berupa polinasi atau penyerbukan bunga oleh hewan. Proses penyerbukan sangatlah penting karena tanpa adanya penyerbukan, tumbuhan tidak dapat bereproduksi dan menghasilkan buah. Secara ekologis, buah yang mengandung biji dapat menjadi salah satu bentuk regenerasi dari tumbuhan. Selain itu, buah juga dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan. Salah satu peneliti yang melakukan banyak kajian terkait interaksi tumbuhan dan polinator atau agen penyerbukan adalah Prof. Jun Yokoyama dari Jepang.
Profesor dari Department Biology, Faculty of Science, Yamagata University ini datang ke Fakultas Biologi UGM untuk memberikan pemaparan dengan topik “Diversity and Evolution of Plant-Pollinator Interactions”. Kuliah tamu ini dibuka secara langsung oleh Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Rina Sri Kasiamdari ,S.Si., Ph.D. Selain itu, kuliah tamu yang diadakan di Auditorium Fakultas Biologi UGM pada Jum’at lalu (23/3) ini juga dihadiri oleh sejumlah dosen, dan mahasiswa Fakultas Biologi UGM.
Dalam pemaparannya, Prof. Yokoyama menyampaikan bahwa tumbuhan-tumbuhan primitif melakukan menyerbukan dengan perantara angin. Namun dikarenakan banyak polen yang terbuang karena hanya 1 atau bahkan bisa hanya 0.01% dari total pollen yang sampai ke stigma dan mengalami penyerbukan. Secara evolusioner, tumbuhan kemudian memanfaatkan hewan sebagai pollinator atau agen penyerbukan. Untuk menarik perhatian pollinator, ada mekanisme plant-pollinator mutualisme, dimana baik bunga maupun serangga mendapatkan keuntungan dari adanya polinasi. Dalam hal ini, bunga terbantu dalam mediasi reproduksi seksual sedangkan hewan mendapatkan makanan dan nektar.
Beberapa polinator yang berperan dalam menyerbukan bunga antara lain adalah lebah, ngengat, kumbang kotoran, lalat, burung, kelelawar, lemur, hingga kecoak. Masing-masing dari mereka memiliki karakteristik polinasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh adalah lalat yang menyerbuki bunga yang memiliki bau yang menyerupai bau bangkai maupun bau feses. Beberapa bunga juga mengalami spesialisasi polinator. Sebagai contoh adalah anggrek Ophrys yang memiliki kelopak bunga yang menyerupai lebah betina sehingga menarik perhatian lebah jantan untuk menyerbukinya. Namun, pada beberapa kasus, terdapat bunga yang mengalami spesialisasi berlebih sehingga ketika polinator spesifiknya punah atau terbatas jumlahnya, akhirnya bunga tersebut mengalami evolusi untuk dapat melakukan polinasi sendiri dan dapat menjaga keberlangsungan hidupnya.