GIS atau sistem informasi geografi sangat bermanfaat bagi peneliti untuk mendukung kegiatan pemetaan dan pengelolaan data geografis. Banyak software GIS yang dapat digunakan untuk pemetaan termasuk yang tidak berbayar dan open source.
“Mahasiswa bisa menggunakan software geospasial gratis dan open source. Dana penelitian mahasiswa kan tidak banyak sehingga dengan software ini akan cukup membantu,” kata Dr. Sarah Hobgen, peneliti pada Research Institute for Environment and Livelihoods, Charles Darwin University, Rabu (4/7) di Auditorium Fakultas Biologi.
Saat mengisi kuliah tamu bertajuk Free and Open Source Mapping for Enviromental Science di hadapan mahasiswa dan peneliti UGM, Sarah memperkenalkan GIS yang dapat dimanfaatkan secara gratis antara lain SAGA dan Quantum GIS.
“Ini bisa dimanfatkan secara gratis oleh siapa saja, data dan software-nya gratis,”terangnya.
Sarah menuturkan dengan memanfaatkan software GIS gratis dan open source akan memudahkan mahasiswa. Selain tidak ada biaya lisensi, software-software tersebut mudah untuk di dan di update.
Disamping itu, juga didukung oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Undang-undang Informasi Geospasial dan dapat menggunakan dan ESRI. Tidak hanya itu, software gratis dan open source tersebut mudah untuk dipelajari dan terdapat banyak tutorial gratis dan bisa digunakan dimana saja.
Sementara itu, Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi S. Daryono, menyampaikan kuliah tamu dengan Dr. Sarah Hobgen ini menjadi ajang untuk berbagi informasi dan pengetahuan terutama terkait pemanfaatan software GIS gratis dan open source sebagai salah satu alat dalam penelitian di ilmu alam. Dia berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi para mahasiswa dan peneliti UGM.
“Acara menjadi bagian dari salah satu kegiatan Central Java Field Intensive (CFFI) Program antara Fakultas Biologi UGM dengan Charles Darwin University. Semoga membuka wawasan baru dan bermanfaat dalam mendukung pelaksanaan penelitian nantinya,” katanya. (Humas UGM/Ika).
Dikutip dari ugm.ac.id