Sebagai tindak lanjut dari program Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis Penerapaan Teknologi Tepat Guna Labu Susu bulan Juni 2018 lalu, Fakultas Biologi UGM yang diwakili oleh Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc selaku ketua tim dan dekan Fakultas Biologi UGM kembali menggelar pelatihan teknik budidaya labu susu di Dusun Kebondalem, Desa Madurejo, Yogyakarta. Tujuan pelatihan ini yaitu untuk mengenalkan masyarakat tentang tips untuk mendapatkan buah labu susu sempurna (bentuk gitar) melalui teknologi kastrasi dan polinasi.
Pelatihan yang diadakan pada Jumat, 26 Juli 2018 ini dihadiri oleh 5 orang perwakilan kelopok tani Dusun Kebondalem, Desa Madurejo. Dalam kesempatan ini pula, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. memaparkan risetnya tentang penerapan teknologi kastrasi polinasi untuk disalurkan dan diaplikasikan oleh masyarakat. Menurut Dr. Budi, labu susu ini merupakan labu yang sedang naik daun. Harga jualnya tinggi dan merupakan labu hasil persilangan (hibrida) yang dalam budidayanya diperlukan teknik khusus seperti pemangkasan, recovery tanaman yang sakit, dan kastrasi polinasi.
“Labu jenis ini mempunyai 2 bunga yaitu hemafrodit atau istilahnya banci dan juga jantan. Apabila yang hemafrodit ini dibiarkan menyilang/polinasi sendiri nanti hasilnya akan bermacam-macam tidak bisa bagus seperti gitar. Makanya kita disini ingin melakukan pelatihan tentang katrasi dan polinasi agar masyarakat tau tentang teknis budidayanya. Agar petani tidak rugi, hasil banyak, bentuk bagus masuk pasaran, dan bisa produksi benih sendiri” ujarnya.
Kastrasi adalah proses membuang bagian bunga jantan pada bunga hemafrodit, dengan cara membuka mahkota bunga dan membuang serbuk sari sebelum terjadi persarian/polinasi sendiri. Bunga dipilih yang tumbuh normal, bebas hama penyakit, dan masih kuncup yang diperkirakan keesokkan harinya akan mekar. Mahkota bunga dibuka dengan menggunakan pinset kecil atau tusuk gigi. Seluruh kepala sarinya dibuang dan dilakukan dengan hati-hati agar tangkai putik tidak terluka atau patah. Sedangkan polinasi sendiri dilakukan dengan membuang mahkota bunga jantan, kemudian menempelkan atau mengusapkan serbuk sari bunga jantan ke kepala putik bunga hemafrodit labu. Setelah kastrasi dan polinasi dilakukan, maka bunga harus kembali ditutup dengan menggunakan kertas wajik. Supaya persilangan berhasil perlu diketahui tujuan dan prioritas persilangan serta sifat-sifat penting varietas atau spesies tetua yang akan disilangkan, terutama biologi bunga dan teknik persilangan. Labu susu ini merupakan satu produk ungulan yang jika dikembangkan secara maksimal bisa menaikkan perekonomian warga dan dapat digunakan sebagai produk pertanian unggulan di Desa Madurejo.
Pelatihan kastrasi polinasi ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Madurejo. “Saya sebagai perwakilan kelompok tani di desa ini dan secara pribadi sangat mengapresiasi kedatangan tim dari Fakultas Biologi UGM ke desa kami guna mengajarkan teknik budiddaya labu susu yang baru kami ketahui bentuk dan rupanya. Bagus dan mahal memang. Semoga dengan adanya pelatihan kastrasi polinasi ini masyarakat bisa terbantu dan insyaallah kami dengan senang hati membantu dan menerapkan program yang telah dilaksanakan. Kami mengucapkan banyak sekali terima kasih kepada Bapak Budi yang selalu membersamai kami” papar Suwanto, ketua kelompok tani Dusun Kebondalem.