Hikapel, sebagai salah satu produk melon unggul yang diciptakan dari penelitian di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM kini tengah memasuki tahapan komersialisasi pada fase produksi massal. Hal tersebut menjadi lompatan besar bagi Hikapel untuk dapat masuk ke pasar sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia secara luas. Saat ini, produksi Hikapel masih sangat terbatas yang dilakukan oleh tim Gama Melon dengan basis produksi di Yogyakarta.
Hikapel sebagai prototipe industri berhasil menjadi produk yang diterima industri melalui hibah RISPRO-LPDP pada tahun 2015-2017, dan selanjutnya melalui hibah teknologi yang dimanfaatkan industri pada tahun 2018-2019 ini diharapkan proses scale up Hikapel dapat berjalan yaitu dengan dilakukannya kerjasama produksi bersama perusahaan dan start up dibidang agro, Nudira Fresh. Perihal tersebut, pada hari Senin kemarin, tanggal 29 April 2019 ketua peneliti Gama Melon, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. meninjau langsung proses trial penanaman yang telah dilakukan di farm Nudira Fresh yang berlokasi di Pangalengan, Kab. Bandung.
Hikapel yang telah diperkenalkan sejak tahun 2015 lalu memperoleh feedback positif berupa permintaan di pasar yang tinggi, melalui test market untuk wilayah Yogyakarta sendiri kebutuhan akan Hikapel mencapai 8-9 kwintal/minggu namun permasalahan ada pada kapasitas produksi yang belum memadai. Selain itu, melalui penuturan langsung Prof. Budi Daryono menyampaikan bahwa kendala utama ada pada aspek lingkungan, yaitu selain tekanan cuaca juga hama dan penyakit tanaman membuat budidaya konvensional tidak bisa diandalkan untuk produksi. “Produk ini telah divalidasi unggul dari aspek genetika dan pasar mengkategorikan melon ini sebagai melon premium, aspek budidaya-lah yang masih menjadi kendala hingga saat ini, maka dari itu untuk proses scale up kami membutuhkan mitra yang memiliki teknologi budidaya yang mampu mengatasi tekanan lingkungan, baik cuaca maupun hama dan penyakit tanaman” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, tim Nudira Fresh, Pak Yunus menyampaikan bahwa memang saat ini untuk industri agro sudah saatnya mengubah orientasi, tidak lagi asal tanam dan kemudian kebingungan menjual saat panen, namun harus mampu mulai mengarahkan konsep plant factory dimana komoditas yang akan diproduksi, estimasi panen, kapasitas produksi, dan aspek pemasaran sudah diperhitungkan dengan matang. Nudira Fresh sendiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam budidaya komoditas unggul menggunakan sistem hidroponik yang dikombinasikan dengan teknologi IoT (Internet of Things). Terkait prospek pasar melon, Pak Yunus sendiri menuturkan bahwa permintaan untuk melon unik di wilayah Jabodetabek mencapai 70 ton/minggu sehingga Hikapel ini adalah bentuk inovasi yang diharapkan mampu diproduksi skala besar untuk memenuhi permintaan pasar.
Pada kesempatan yang sama beberapa calon investor yang dikomandoi oleh Pak Sany Rahardjantho yang telah tertarik terhadap melon Hikapel sejak tahun 2017 juga turut hadir untuk melihat langsung dan berdiskusi terkait Hikapel. Semoga melalui Hibah Teknologi yang Dimanfaatkan Industri (Inovasi) tahun kedua dari Hikapel ini dapat berjalan seiring dengan dukungan dari berbagai mitra industri dalam mewujudkan Hikapel sebagai kultivar melon Indonesia yang unggul untuk dinikmati oleh masyarakat.