(21/08)
Korea Selatan merupakan salah satu negara maju di kawasan Asia. Negeri Ginseng ini juga terkenal memiliki sistem dan institusi pendidikan tinggi terbaik di dunia. Fakta ini membuat Pemerintah Korea Selatan saat ini sangat antusias dalam menarik mahasiswa asing untuk kuliah di negara mereka. Pemerintah Korea Selatan secara intensif menawarkan beasiswa baik untuk jangka panjang ataupun jangka pendek.
Salah satu beasiswa jangka pendek yang ditawarkan oleh Pemerintah Korea Selatan adalah The Global Korea Scholarship (GKS) 2019 for ASEAN Countries Science and Engineering Students. Beasiswa berupa summer course tersebut ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan Republik Korea melalui National Institute for International Education (NIIED) untuk mahasiswa ASEAN yang potensial. Beasiswa tersebut memberikan kesempatan kepada mahasiswa S1 untuk mempelajari kebudayaan Korea dan merasakan atmosfir pendidikan tingkat tinggi di Korea Selatan. Ahmad Suyoko (Biologi 2015) merupakan salah satu mahasiswa potensial yang mendapatkan beasiswa tersebut. Summer course tersebut dilaksanakan di 6 universitas yang ditunjuk oleh Pemerintah Korea dan mencakup bidang sains dan teknik. Satu-satunya bidang sains yang dilibatkan dalam program tersebut adalah Animal Science and Biotechnology.
Suyoko mengikuti summer course tersebut bersama dengan perwakilan lainnya dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Kegiatan tersebut berlangsung selama lima minggu dari 11 Juli hingga 14 Agustus 2019. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Division of Animal and Dairy Science, College of Agriculture and Life Sciences, Chungnam National University, Daejeon, Korea Selatan.
Summer course tersebut terdiri dari kelas keilmuan (lectures), praktek laboratorium (laboratory practices), dan excursions. Lectures diberikan pada pagi hari dan pada siang hari dilanjutkan dengan laboratory practices. Excursions dilaksanakan umumnya pada hari Jum’at. Lectures yang diberikan mencakup beberapa bidang seperti Koreanology, Animal Molecular Genetics, Animal Genomics and Breeding, Animal Reproductive Physiology, dan Feeds and Feeding Systems. Lab practices yang dilakukan meliputi penggunaan blood counter, bomb calorimeter dan nanodrop spectrophotometer, PCR (pembuatan PCR master mix dan pengkondisian thermal cycler, PCR condition) dan elektroforesis (pembuatan gel elektroforesis, loading sampel, dan visualisasi), penggunaan R program untuk analisis genetika (analisis diversitas, menghitung heterozigositas, membuat multidimensional scaling plot, linkage disequilibrium map, pattern of common ancestry mixture plot), uji kualitas daging, In Vitro Fertilization (pematangan oosit dan fertilisasi in vitro), penghitungan densitas sel sperma, pengamatan fase estrus menggunakan metode vaginal flush, dan klasifikasi pakan berdasarkan nomenklatur internasional. Excursions meliputi kunjungan ke National Heritage Center, Lotte World Seoul, Harim Bio-Research Center/Jeil Feed, Eumseong JOIN Co., Cheongyang Animal Resource Research Center, Jeonju Hanok Village, Gongju National Museum, Baekje Cultural Land, dan Gungnamji Pond. Menurut Suyoko program ini sangat bermanfaat bagi biolog muda mengingat fasilitas laboratorium yang mendukung.
Selain kegiatan di atas, peserta summer course juga membuat stempel nama dalam Hangeul dan kaligrafi. Kegiatan ditutup dengan final presentation berdasarkan proyek yang diberikan oleh mahasiswa master atau doktoral sesuai dengan lab dimana Suyoko diplot. Final presentation dilaksanakan di Chosun University, Gwangju pada tanggal 12 Agustus 2019. Suyoko dan tim menyampaikan hasil penelitian mengenai analisis filogenetik dan asal usul domba asli Mongolia. “Saya harap ke depannya akan selalu ada perwakilan dari Fakultas Biologi UGM dalam mengikuti program ini mengingat programnya fully funded dan full service. Gak cuma belajar tapi kalian bisa menikmati Korea dengan pelayanan terbaik dan semuanya gratis,” imbuh Suyoko.