![](https://biologi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/11/2019/10/gayatempo2-e1571932471697-825x432.jpg)
(24/10)
Penggunaan pakaian adat nusantara (traditional clothing) mulai diterapkan oleh seluruh civitas akademika Universitas Gadjah Mada secara rutin bertepatan dengan Kamis Pahing (35 hari sekali). Jika pada hari biasa para civitas akademika Fakultas Biologi UGM menggunakan kemeja Batik maupun kemeja biasa, namun hari ini Kamis Pahing, 24 Oktober 2019 seluruh civitas akademik Fakultas Biologi UGM diwajibkan untuk mengenakan pakaian adat nusantara.
Antusiasme civitas akademika Fakultas Biologi tehadap pakaian adat nusantara dapat terlihat dari partisipasi dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Biologi UGM. Dengan pakaian adat, penggunaan aksesoris yang senada, harmoni dan kekayaan budaya Indonesia terekspresikan dengan jelas dalam setiap jenis pakaian adat yang digunakan. Hal ini pun mulai tertular kepada beberapa mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang turut mengenakan pakaian adat nusantara mencirikan setiap daerahnya masing-masing.
Pakaian adat menghambat kinerja dan perkuliahan?
Sebaliknya penggunaan pakaian adat nusantara seolah membangkitkan semangat kinerja baru dan tidak menyurutkan semangat para dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dalam berkegiatan. Perlu disikapi pentingnya peran masyarakat khususnya civitas akademika UGM dalam upaya pelestarian budaya Indonesia salah satunya dengan penggunaan pakaian adat nusantara.
Jati diri Universitas Gadjah Mada adalah universitas Pancasila, universitas Perjuangan, universitas Nasional, universitas Kerakyatan, dan universitas Pusat Kebudayaan
Dengan semboyan Locally Rooted Globally Respected sudah sepantasnya UGM menunjukkan komitmen tersebut salah satunya dengan penggunaan pakaian adat nusantara. Berlandaskan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 75 Tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Pegawai Aparatur Sipil Negara yang meliputi penggunaan pakaian tradisional pada hari kamis pahing alias 35 hari sekali. Hal ini sesuai dengan tradisi weton yaitu peringatan hari kelahiran dalam tanggalan Jawa yang terjadi setiap 35 hari sekali. Penetapan kamis pahing disesuaikan dengan hari perpindahan keraton dari Ambar Ketawang ke lokasi keraton sekarang. Kamis Pahing adalah hari berdirinya Keraton Yogyakarta (Dikutip dari: Surat Edaran Penggunaan Baju Adat Oleh Universitas Gadjah Mada).
Sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya dan tradisi Indonesia diharapkan peraturan ini menjadi sebuah kebiasaan dan dapat diikuti oleh segenap civitas akademika Universitas Gadjah Mada