
Inggris atau United Kingdom (UK) merupakan salah satu negara Eropa yang cukup populer menjadi destinasi studi lanjutan (master atau doktor). Meskipun memiliki iklim yang berbeda dengan Indonesia, Inggris tetap menjadi primadona, sebagai negara tujuan untuk menimba ilmu bagi orang Indonesia. Kualitas dan standar pendidikan tinggi di Inggris sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Beberapa dosen di Fakultas Biologi UGM juga menempuh studi master atau doktoral di Inggris. Oleh karena itu, sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dalam memberikan gambaran studi di Inggris, Fakultas Biologi UGM mengadakan acara Ngobrol Santai (Ngobras) yang kedua dengan tema “Studi Lanjut Ke Inggris, Why Not?”. Acara “ngobras” kali ini menggunakan platform baru dan lebih interaktif melalui kanal Youtube “Kanal Pengetahuan Fakultas Biologi”. Acara “ngobras” yang digawangi oleh Lisna Hidayati, S.Si., M. Biotech dan Luthfi Nurhidayat, S.Si., M.Sc., dengan moderator Indra Lesama, S.Si., M.Sc., telah terselenggara dengan sukses pada hari Selasa, 23 Juni 2020 pukul 19.30 – 21.00 WIB. Antusiasme pemirsa terlihat sangat tinggi terbukti dari jumlah viewer nya mencapai 420 dalam dua jam, dan keesokan harinya sudah mencapai 1000 viewer. Video hasil rekaman acara “Ngobras” kali ini dapat dilihat di tautan ini.
Dua orang narasumber hebat kami adalah Mukhlish Jamal Musa Holle, S.Si., M.Env.Sc., yang saat ini sedang berstatus sebagai Ph.D. student di The University of Oxford, UK dan Matin Nuhamunada, S.Si., M.Sc. yang telah mendapat gelar Master of Science dari The University of Edinburgh, UK.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., juga hadir dalam acara ini untuk memberikan sambutan. “Banyak ilmuwan yang lahir dari Inggris, misalnya di bidang Biologi adalah Charles Darwin Bapak Evolusi, semoga dapat menjadi motivator untuk melanjutkan studi di Inggris”, papar Budi.
Latar belakang audience yang hadir pada acara “ngobras” tidak hanya terbatas dari mahasiswa dan dosen di Fakultas Biologi UGM, namun diikuti oleh masyarakat umum, siswa SMA, mahasiswa, dosen, atau peneliti dari berbagai institusi, misalnya SMA Muhamadiyah 3 Jakarta, SMA Xaverius Bandar Lampung, UNY, UIN Malang, Universitas Lambang Mangkurat, UPI, Universitas Syiah Kuala Aceh, STKP Persada Khatulistiwa Sintang, Tunghai University, dan P2KTKR LIPI.
Baik Jamal maupun Nuha, memaparkan secara detail bagaimana melamar beasiswa, melamar profesor sebagai pembimbing, membuat proposal penelitian, menentukan topik penelitian, asuransi dan fasilitas kesehatan, bertahan hidup, dan hal-hal teknis agar dapat sukses menyelesaikan studi di Inggris. “Jangan takut mencoba, temukan value pada diri sendiri, karena dengan masuk ke dunia baru maka akan dapat ilmu baru, carilah pengalaman dengan kesempatan belajar di luar negeri”, pesan Nuha. “Sebelum mencoba, kita harus mempersiapkan dengan baik dan matang, studi lanjut tidak seperti membuat mie instan, perlu mempersiapkan dengan konsisten dan mulai dari sekarang”, tambah Jamal.