Yogyakarta (15/07/2020)
Berita membahagiakan bagi Fakultas Biologi UGM di tengah masa pandemi COVID-19. Salah satu staf pengajar, Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc, telah mendapatkan gelar guru besar di bidang Ilmu Kultur Jaringan Tumbuhan dan Bioteknologi Tumbuhan. Beliau berada pada urutan ke-22 dan ke-7(Guru Besar Wanita) dalam daftar guru besar Fakultas Biologi UGM. Dengan penambahan jumlah guru besar ini diharapkan ke depannya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Fakultas Biologi UGM. Selain itu, dengan gelar ini diharapkan juga akan berdampak pada performa penelitian baik dari segi publikasi ilmiah maupun pengabdian kepada masyarakat.
Beliau mengawali karir sebagai dosen di Fakultas Biologi UGM pada tahun 1988 di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan yang Kepala Laboratoriumnya adalah Alm. Prof. Ir. Moeso Suryowinoto yang juga dikenal sebagai Ahli Kultur Jaringan Tumbuhan dan Ahli Anggrek Indonesia. Ibu Endang Semiarti mendapat tugas mengikuti Prof. Moeso mengajar matakuliah Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan dan Orkhidologi (Anggrek), serta aktif membantu Prof. Moeso di organisasi Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI). Pada tahun 1995, beliau mendapatkan kesempatan Studi lanjut ke Division of Biological Science, Faculty of Science, Nagoya University, Jepang dengan beasiswa dari pemerintah Jepang, Monbugakusho skema G to G. Beliau mendalami bidang ilmu Genetika Molekuler, terutama Dasar-dasar Genetika Molekuler Perkembangan Tumbuhan pada tanaman model Arabidopsis thaliana di bawah bimbingan Prof. Yasunori Machida. Dari studinya tersebut beliau menjadi sangat memahami mengapa sel tumbuhan dapat ditumbuhkan secara in vitro dan menjadi individu baru yang sempurna, bahkan dapat dilakukan rekayasa genetika dengan memasukkan gen-gen kunci pertumbuhan dapat dihasilkan tanaman baru yang menunjukkan sifat-sifat unggul dari gen kunci tersebut. Ketekunan, kegigihan, serta sikap pantang menyerah menjadi modal kuat dalam menyelesaikan studi hingga akhirnya saat ini ilmu tersebut dapat beliau aplikasikan pada tanaman anggrek asli Indonesia. Pengetahuan tentang regulasi genetik dan dasar-dasar genetika pertumbuhan tanaman tersebut sampai saat ini terus diterapkan pada tanaman-tanaman hortikultura di Indonesia, dan beliau mengangkat tanaman anggrek sebagai tanaman model. Hal ini terutama untuk mewujudkan impiannya bersama Alm. Prof. Moeso sebagai pendahulunya untuk memajukan peranggrekan Indonesia dan almarhum suaminya Dr. Ari Indrianto, SU yang bersama-sama membesarkan Lab Kultur Jaringan Tumbuhan dan menerapkan Bioteknologi untuk Pemuliaan Tanaman maupun Konservasi Tanaman Langka di tanah air.
Pengukuhan Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc akan dilakukan dalam waktu dekat. Beliau mendapat amanah menjadi Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Daerah Yogyakarta periode 2013-2017 dan periode 2019 – 2023. Beliau mulai aktif di perhimpunan yang lahir di Bandung, 4 November 1956 ini, sejak pertama kali menjadi dosen di Fakultas Biologi di tahun 1988 . “Indonesia memiliki keanekaragaman genetik anggrek hingga 5000 jenis, sehingga sudah selayaknya kita mengeksplorasi potensi yang ada pada anggrek asli Indonesia” tutur Prof. Endang Semiarti. Saat ini beliau juga menjadi Dosen Pembina Kegiatan Kelompok Mahasiswa yang mencintai anggrek “Biology Orchid Study Club (BiOSC)” di Fakultas Biologi UGM.
Sepanjang karirnya, beliau telah banyak melahirkan karya ilmiah berupa jurnal ilmiah, buku ilmiah, buku populer dan paten. Beliau juga sangat senang untuk bisa membagikan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat umum dengan metode pelaksanaan yang lebih mudah. Misalnya, dalam berbagai pengabdian masyarakat, beliau secara langsung mempraktikkan cara menumbuhkan biji anggrek menggunakan entkas sederhana sehingga bisa diaplikasikan oleh masyarakat menengah bawah dan tetap mengembangkan industri rumahan. (YS)