Pada tahun 2020 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) memperingati dies natalisnya yang ke-65 dan menjadi momentum lustrum ke-13. Dies natalis kali ini mengusung Tema “Biologi Berkarya dan Mengabdi untuk Negeri”. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dengan menyelaraskan suasana fenomena alam luar biasa pandemi covid-19 yang melanda seluruh warga dunia termasuk Indonesia, rangkaian acara peringatan dies diselenggarakan dengan semangat kesederhanaan dan penuh nuansa doa dan pengharapan agar semuanya segara menjadi lebih baik dalam tata kehidupan normal baru. Upacara pembukaan dies natalis dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Agustus 2020 pukul 09.30-10.00 WIB bertempat di Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi UGM secara daring. Protokol covid-19 diterapkan pada semua hadirin penggunaan hand sanitizer, wajib masker dan jaga jarak fisik. Acara pembukaan dies natalis dihadiri oleh Dekan Fakultas Biologi beserta para wakil dekan, Ketua dan sekretaris senat, pengurus departemen. Dr. Slamet Widiyanto, M.Sc. selaku ketua dies natalis ke-65 dalam sambutan laporannya menyebutkan bahwa sebagian besar kegiatan pada rangkaian acara memperingati dies natalis tahun ini akan diselenggarakan secara daring (online) guna mendukung upaya pemerintah dalam menekan laju penyebaran Covid-19. Rangkaian acara memperingati dies natalis Fakultas Biologi UGM terdiri dari kegiatan bernuansa akademik yang terbuka untuk masyarakat luas dan kegiatan sosial kekeluargaan yang lebih dikhususkan pada warga internal keluarga besar civitas akademika Fakultas Biologi UGM. Salah satu kegiatan yang sudah selesai terselenggara adala Seminar Nasional Biologi Tropika. Pembukaan Dies ke 65 Fakultas Biologi UGM langsung dibuka dan diresmikan langsung oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi UGM. “Bayam berbiji di tepi kali, salam lestari dari Fakultas Biologi”, ujar Budi dalam mengakhiri sambutan dan pembukaan rangakaian acara Dies ke-65 Fakultas Biologi UGM.
Pembukaan acara Dies ke-65 Fakultas Biologi UGM berbarengan dengan acara biotalks yang merupakan talkshow membahas isu biologi dalam perspektif multi sektor. Hadir dalam biotalks#5 ini sebagai narasumber yaitu Rina Sri Kasiamdari, S.Si., Ph.D. (Alumni F.Biologi UGM 1987; Dosen dan Peneliti Mikologi Fakultas Biologi UGM ), Prof. Drs. I Made Sudiana, M.Sc. Ph.D. (Alumni F. Biologi UGM 1982; Peneliti Puslit Biologi LIPI), Dra. Agnes Heratri, M.P. (Alumni F.Biologi UGM 1982, Pemilik CV Pradipta Paramita) dan dipandu oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App. Sc.
Rina Sri Kasiamdari, S.Si., Ph.D. menjelaskan tentang Biodiversitas Mikrobia di Indonesia dan Aplikasinya. Keanekaragaman mikrobia di Indonesia sangat tinggi. “Terdapat 3000an jenis fungi dan 5000an jenis bakteri”, ungkap Rina. Sayangnya, dari tingginya keanekaragaman mikrobia yang ada, masih sangat sedikit yang sudah teridentifikasi dan diketahui manfaatnya. Data lain juga menunjukkan bahwa identifikasi spesies mikrobia di Indonesia masih sangat rendah dibanding eksplorasi dan identifikasi spesies flora dan fanua. Pada tahun 2017 hanya ditemukan 32 spesies mikrobia baru di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peluang besar untuk terus melakukan eksplorasi dan identifikasi mikrobia di luar Pulau Jawa. Fakultas Biologi UGM telah berperan aktif pada identifikasi spesies mikrobia di Indonesia seperti penemuan spesies mikrobia baru Streptomyces cemorosewuensis yang berpotensi menghasilkan senyawa antibiotik oleh salah satu lulusan S3 biologi UGM. “Harus banyak yang digali lagi agar bisa dimanfaatkan lebih banyak untuk masyarakat luas”, tambah Rina.
Pembicara kedua, Prof. Drs. I Made Sudiana, M.Sc. Ph.D. menyampaikan materi tentang “Microbial Ecology of Tropical Ecosystem Conservation Strategy and Its Sustainable Utilization”. Sangat penting untuk mempelajari interaksi mikrobia dengan lingkungan dimana ia tinggal”, ujar Prof. Made. Beliau juga menjelaskan berbagai publikasi riset yang telah dihasilkan salah satunya tentang pemanfaatan mikrobia adalah revegetasi alang-alang untuk pengembangan energi biomassa. Kesimpulan dari paparan Prof. Made adalah pemahaman terkait ekologi mikrobia sangatlah penting agar mikrobia dapat diaplikasikan dan dikembangkan di berbagai bidang secara tepat dan sukses. Pada upaya pemanfaatan mikrobia juga perlu melibatkan berbagai stakeholders mulai dari awal penelitian, bioprospecting, dan pemanfataanya secara bekelanjutan.
Pembicara terakhir, Dra. Agnes Heratri, M.P. mambawakan materi tentang “Pengembangan Bahan Bakar Nabati di Indonesia: Peluang Riset dan Tantangannya. CEO dari CV Pradipta Paramita ini menjelaskan bahwa perusahaannya salah satu contoh usaha yang memanfaatkan potensi mikrobia untuk mengembangkan bahan tambahan makanan, probiotik dan obat alami. Perusahaan yang berlokasi di Solo ini bergerak dalam bidang industri bioteknologi, dengan sasaran untuk mebuat bidang pertanian, peternakan, perikanan menjadi lebih baik dan tentunya kami juga mempunyai produk seperti pengurai limbah. Perusahaan ini juga mengembangkan probiotik dan synbiotik untuk pakan ternak atau ikan. Probotik adalah mikroba yang bersifat positif yang sengaja diberikan kepada hewan atau manusia melalui makanan untuk membantu pencernaan. Prebiotik adalah makanan yang memiliki efek baik bagi tubuh. Gabungan dari probiotik dan prebiotik disebut synbiotik. “Karena saya pelaku usaha, saya sangat mengharapkan hasil-hasil penelitian yang sudah ada bisa langsung kami olah agar secara langsung dirasarakan oleh masyarakat”, ungkap Agnes.
Biotalks#5 yang special ini karena bertepatan dengan pembukaan Dies ke-65 Fakultas Biologi UGM, sampai dengan diturunkannya berita ini telah disaksikan oleh lebih dari 770 penonton yang berasal dari dari berbagai institusi. Kedepannya, Biotalks series akan segera hadir dan dikemas lebih menarik serta menjadi sumber informasi yang mencerahkan sekaligus mencerdaskan masyarakat.