Setahun berlalu dari kasus pertama Covid-19, pandemi ini masih belum berlalu, tapi sudah mulai terlihat titik cerah dengan dikembangkannya beberapa vaksin oleh para peneliti di seluruh dunia. Vaksin saat ini menjadi harapan utama bagi berakhirnya pandemi, lalu bagaimana sebenarnya peran disiplin ilmu Biologi? Pendistribusian vaksin sedang berlangsung, tiba-tiba ada kabar dari virus Sars-Cov-2 yang telah bermutasi dan kembali menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Menanggapi hal itu, Fakultas Biologi UGM kembali menyelenggarakan biotalks yang merupakan talkshow membahas isu biologi dalam perspektif multi sektor, kali ini mengangkat tema: Mutasi SARS-CoV-2 dan Peran Biologi dalam Pengembangan Vaksin di Indonesia. Biotalks kali ini diselenggarkan pada Rabu, 30 Desember 2020. Hadir dalam Biotalks#11 ini sebagai narasumber yaitu Dr.biol.hom. Nastiti Wijayanti, M.Si. (Ahli Immunobiologi UGM; Alumni Biologi UGM 1988), Tedjo Sasmono, Ph.D. (Peneliti Biologi Molekuler Eijkman Institute; Alumni Biologi UGM 1989), Ririn Ramadhany, Ph.D. (Peneliti Virologi; Alumni F.Biologi UGM 2002) dan dipandu langsung oleh Fajar Sofyantoro, Ph.D. Hadir juga Dekan Fakultas Biologi untuk memberikan sambutan pada Biotalks 11. Kabar vaksin Covid-19 ini sudah santer di media massa, namun masih banyak dari masyarakat kita yang masih menanyakan tingkat efektivitas dan keamanan dari vaksin tersebut. Selain itu, di minggu ini juga diberitakan bahwa di Inggris telah ditemukan mutasi virus Covid-19 ini. “Semoga dari ketiga pembicara pada Biotalks 11 ini dapat mencerahkan dari kesimpangsiuran informasi di tengah masyarakat”, sahut Budi.
Pembicara pertama, Dr.biol.hom. Nastiti Wijayanti, M.Si. membawakan materi tentang Ilmu Biologi dalam Pengembangan Vaksin. Pengembangan vaksin tidak hanya berdasarkan antigen tetapi banyak platform, ada syntetic peptide, RNA, DNA, recombinant, virus like particles dll. Pengembangan vaksin Covid-19 harus menyiapkan antigen. Antigen ini adalah virus itu sendiri. Virus ini dipanen dan dilemahkan kemudian jadi vaksin. Pengembangan dengan virus yang sangat inveksius ini, maka kita perlu level keamanan yang cukup tinggi dalam mengerjakan. “Mengerjakan pembuatan dan pengembangan vaksin ini merupakan pekerjaan besar, maka dari itu perlu sinergitas dari semua pihak”, ujar Nastiti.
Ririn Ramadhany, Ph.D., sebagai pembicara kedua menyampaikan materi menjelaskan Mutasi Sars Cov-2 dan Peran Biologi Dalam Pengembangan Vaksin. Virus Sars Cov-2 ini akan mengalami perubahan, kita blm tahu kecepatan virus bermutasi. Sejak Januari 2020 Sars CoV-2 sudah banyak sekali bermutasi. Analisis sekuens genetik Sars CoV-2 sudah banyak dilakukan dan menghasilkan penamaan yang berbeda-beda. Mutasi di Indonesia berbeda dengan negara lain. “Kita butuh vaksin Covid ini secepat mungkin, karena vaksin tersebut sangat dibutuhkan segera”, tambah Ririn.
Pembicara terakhir, Tedjo Sasmono, Ph.D. Basic science waktu kuliah S1 di Fakultas Biologi UGM terpakai juga saat bekerja di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Pengembangan vaksin Covid-19 ini sangat cepat, hanya dalam waktu 6 bulan saja. Hal tersebut menjadi bukti bahwa ilmu selalu berkembang dan berguna untuk mengantisipasi suatu pandemi. Tidak melulu soal kecepatan produksi vaksin saja, namun kita harus memperhatikan kualitas dan keamanan. “Kita sebagai Biolog harus siap sedia terjun saat dunia membutuhkan apapun kontribusi kita”, tambah Tedjo.
Biotalks#11 ini telah disaksikan oleh penonton yang berasal dari dari berbagai institusi melalui channel Youtube Fakultas Biologi UGM yaitu Kanal Pengetahuan Fakultas Biologi UGM. Kedepannya, Biotalks series akan segera hadir dan dikemas lebih menarik serta menjadi sumber informasi yang mencerahkan sekaligus mencerdaskan masyarakat.