Fakultas Biologi UGM kembali mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dosen dan sharing ilmu sesuai dengan kepakaran masing-masing. Kegiatan tersebut difasilitasi melalui Biolecture Series yang telah diselenggarakan sebanyak 10 kali selama masa darurat Covid-19. Biolecture Series didesain agar para dosen dapat berkolaborasi dengan institusi lain dalam sharing keilmuan sebagai perwujudan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Kali ini Laboratorium Sistematika Hewan yang menjadi host didalam penyelenggaraan Biolecture, menyusul laboratorium – laboratorium lain di Fakultas Biologi UGM.
Biosistematika atau sistematik adalah ilmu tentang keanekaragaman organisme dan hubungan kekerabatan antar organisme- organisme tersebut. Pengertian sistematik berbeda dengan klasifikasi dan taksonomi. Fungsi penting dari sistematik meliputi pengenalan taksa (diferensiasi), diagnosis universal taksa (identifikasi), memberikan/ menetapkan nama taksa yang diterima secara universal (nomenklatur), analisis hubungan (relationships) antar taksa (perbandingan), dan mengelompokkan taksa berdasarkan hubungannya tersebut (klasifikasi).
Dalam rangka pendalaman materi dan pemahaman tentang Ilmu Biosistematika yang mengalami perkembangan pesat sampai saat ini, Laboratorium Sistematika Fakultas Biologi UGM dalam Biolecture 11 mengambil tema “Arti Penting Kajian Biosistematika untuk Merekam Proses Mikroevolusi Hewan di Nusantara”, dengan narasumber adalah Drs. Bambang Agus Suripto, SU., M.Sc. (Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM) dan Prof. Drs. Rosichon Ubaidillah, M.Phil., Ph.D. (Pusat Penelitian Biologi, LIPI, sedangkan moderator yang memandu acara ini adalah Dila Hening Windyaraini, S.Si., M.Sc. (Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM). Webinar ini diselenggarakan pada hari Kamis, 14 Januari 2021 pukul 09.00 – 11.00 WIB, melalui aplikasi Zoom.
Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi UGM saat membuka acara Biolecture 11. Biolecture diharapkan dapat menjadi wadah dan sarana bekerja sama antar peneliti dan juga diseminasi hasil riset yang bermanfaat untuk masyarakat luas. Biolecture ini merupakan sebuah platform merdeka belajar dari fakultas biologi UGM untuk masyarakat Indonesia. Evolusi dalam skala kecil atau mikroevolusi dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam susunan genetik suatu populasi. Evolusi Modern, menggabungkan konsep seleksi Darwin dengan konsep pewarisan Mendel. ”Biolecture kali ini cukup menarik selain tema yang diangkat yaitu Biositematik Hewan tetapi kebetulan juga kedua narasumber ini merupakan teman satu angkatan di Biologi UGM”, tambah Budi.
Drs. Bambang Agus Suripto, SU., M.Sc. sebagai pembicara yang pertama membawakan materi tentang Kajian Biosistematik Burung dalam Merekam Proses Mikroevolusi. Burung merupakan satwa liar yang hidup di alam secara bebas dan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Indonesia menjadi salah satu negara prioritas utama dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Burung merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Perkembangan biosistematika ini telah banyak menjawab tantangan terutama dalam penentuan spesies burung di Nusantara, sebagai contoh: beberapa spesies yang awalnya (secara morfologi) dianggap sebagai spesies yang berbeda, namun dengan teknik biomolekular ternyata menunjukkan kekerabatan yang sangat dekat, bahkan dapat dianggap sebagai satu spesies, atau sebaliknya. Kriteria spesies itu tergantuk konsep spesies yang dianut. “Ini menjadi dasar pembatasan atau pemisahan sebuat spesies”, ungkap Bambang.
Pada Biolecture 11, pembicara kedua adalah Prof. Drs. Rosichon Ubaidillah, M.Phil., Ph.D. yang menjelaskan materi Peran dan Produk Biosistematika di era Biologi Modern. Biosistematika sangat dierlukan karena akan menyediakan “classification” untuk jutaan spesies biota, memberi kesempatan penelitian taxa yang belum diungkap (di bidang kesehatan, pengendalian biologik, pendugaan “ecological relationship”, maupun untuk taksa taksa yang telah punah), Klasifikasi yang tidak natural dan akan membahayakan, sebagai landasan pelaksanaan konservasi, dan untuk memahami proses evolusi. Masalah taksa prioritas yang digunakan oleh taksonom adalah, 1) ketertarikan dalam Kelompok taksa tertentu, 2) taksa memiliki nihai ekonomi Tinggi, 3) Kelompok taksa yang sudah banyak yang meneliti, 4) bukan taksa yang suit dalam koleksiyon, dalam pencarian material, penyimpanan. “Biosistematik memiliki banyak peran bagi peran dan manfaat di era Biologi modern”, tambah Prof. Rosichon.
Biolecture ini diikuti oleh sekitar 138 pendaftar yang sangat beragam, mulai dari siswa, mahasiswa S1, S2, S3, dosen, guru, masyarakat umum dan peneliti. Instansi juga sangat beragam: Instansi juga sangat beragam: Universitas Lampung, UIN Walisongo Semarang, Universitas Bengkulu, Universitas Bangka Belitung, Universitas Syiah Kuala, Universitas Mataram, Universitas Andalas, Universitas Tadulako, Universitas Cenderawasih, ITS, Universitas Sriwijaya, Universitas Tidar, Universitas Diponegoro, Universitas Atmajaya, UNY, CIDES Indonesia, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Jember, UNiversitas Andalas, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Universitas Mulawarman, Universitas 45 Mataram, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Airlangga, STKIP PGRI Sumatera Barat, Universitas Muhammadiyah Lamongan, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Jakarta, Universitas Tanjungpura, UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, Universitas Negeri Medan, Universitas Wiralodra, Universitas Negeri Surabaya, ITB, Balai Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Surya University, Universitas Pakuan, Universitas Riau, Universitas Brawijaya, Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondo, Karantina Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat, UNPAD, UGM dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu dari seluruh penjuru tanah air.