Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri kembali berhasil mengidentifikasi lima korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Minggu (17/1/2021). Kepolisian hingga kini telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 29 korban dari tragedi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Diketahui bahwa pesawat Sriwijaya Air yang sempat hilang kontak dipastikan mengalami kecelakaan dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu 9 Januari 2021 lalu. Adapun hingga saat ini Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah menerima sebanyak 351 sampel DNA., lalu bagaimana sebenarnya peran disiplin ilmu Biologi? Menanggapi hal itu, Fakultas Biologi UGM kembali menyelenggarakan Biotalks yang merupakan talkshow membahas isu biologi dalam perspektif multi sektor, kali ini mengangkat tema: Aplikasi Genetika Molekuler dalam Identifikasi Korban Kecelakaan Pesawat Terbang. Biotalks kali ini diselenggarkan pada Senin, 18 Januari 2021. Hadir dalam Biotalks#12 ini sebagai narasumber yaitu, Kombes. (Pur) Drs. Putut Tjahjo Widodo, DFM, M.Si. (Eks. Kepala Lab.DNA PUSDOKKES POLRI; Alumni Biologi UGM 1981), Dr. Niken Satuti Nur Handayani, M.Sc. (Peneliti Genetika Biologi UGM; Alumni Biologi UGM 1984) dan dipandu langsung oleh Dr.biol.hom. Nastiti Wijayanti, M.Si. (Ahli Immunobiologi UGM; Alumni Biologi UGM 1988). Hadir juga Dekan Fakultas Biologi untuk memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara Biotalks 12. Ucapan terima kasih kepada kedua pembicara pada Biotalks12 ini juga disampaikan secara langsung oleh Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc.
Pembicara pertama, Dr. Niken Satuti Nur Handayani, M.Sc. Sejarah penemuan DNA diawali dari berbagai penemuan-penemuan oleh para ahli genetika. DNA adalah penentuan genetik yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi korban kecelakaan pesawat terbang. Struktur 3 dimensi DNA ditemukan oleh wetson dan greek. DNA mengandung informasi yang mengkode struktur fungsi reproduksi organisme dan bersifat stabil. pembuatan diagram silsilah sangat penting dalam proses ini. Analisis DNA bagian dari identifikasi kecelakaan pesawat dapat menggunakan sampel DNA atau sumber DNA apa saja yang dapat diambil dari korban. Jika masih utuh atau mungkin sudah dalam kondisi yang sudah rusak. Kita bisa mengambil jaringan otot, jaringan tulang, atau gigi geraham. Gigi geraham ini paling bagus karena tidak terpapar dengan lingkungan luar. “Sumber DNA bisa digunakan sel apapun yang memiliki inti yaitu sel darah (sel darah putih), DNA dari sel sperma, saliva, dan sel folikel rambut, semua jaringan tubuh, tulang, urin dan feses”, tambah Niken.
Pembicara terakhir, Kombes. (Pur) Drs. Putut Tjahjo Widodo, DFM, M.Si. menjelaskan bahwa banyak sekali hal yang dapat digunakan dalam dunia forensik yaitu, sidik jari (tidak ada orang yang memilki sidik jari yang sama), Odontologi, DNA, Data medis: pernah patah tulang, operasi dan yang terakhir adalah properti yaitu barang-barang milik korban. Properti dimungkinkan mengandung DNA. Terdapat prosedur primer atau utama yang dapat digunakan untuk identifikasi korban, dapat menggunakan sidik jari, gigi dan DNA, maka bisa menjustifikasi bahwa DNA bisa teridentifikasi. Proses identifikasi korban kecelakaan ini merupakan kerja dari organisasi gabungan dari bermacam-macam instansi, kepolisian, kedokteran, peneliti, TNI yg bekerjasama satu dengan yang lain. Sudah ada cara untuk mengidentifikasi lengkap untuk menentukan hubungan kekeluargaannya, selanjutnya kita sudah mengumpulkan data terkait post dan antem mortem. Setalah proses ini selesai maka yang terakhir adalah proses rekonsiliasi yaitu pencocockan diantara keduanya. “Peran Biologi tidak terbatas pada forensik saja namun sekarang banyak dibutuhkan di DVI”, ujar Putut.
Biotalks#12 ini telah disaksikan oleh penonton yang berasal dari dari berbagai institusi melalui channel Youtube Fakultas Biologi UGM yaitu Kanal Pengetahuan Fakultas Biologi UGM. Kedepannya, Biotalks series akan segera hadir dan dikemas lebih menarik serta menjadi sumber informasi yang mencerahkan sekaligus mencerdaskan masyarakat.