Komitmen kerjasama antara laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM dengan Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Provinsi DIY dalam bidang pengabdian masyarakat “Orchid Class Series” telah sampai pada seri terakhir dengan tajuk “seri #6: mengeluarkan anggrek dari dalam botol ke pot dan perawatannya (Aklimatisasi)”. Seri #6 telah belangsung pada tanggal 23 Januari 2021 secara daring melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming melalui chanel youtube “Kanal Pengetahuan Fakultas Biologi UGM”. Seri ini merupakan seri lanjutan dan kesatuan dari pelatihan kultur in vitro pada seri sebelumnya yaitu “Seri #5: Penyilangan anggrek, pembuatan medium, penaburan biji pada medium buatan dalam botol dan subkultur atau penjarangan tanaman”. Peserta setelah menguasai kompetensi pada seri #5 diharapkan akan berhasil pula dalam menanam anggrek dari botol ke pot atau lingkungan di luar botol/alam bebas. Seri #6 menghadirkan narasumber Aries Bagus Sasongko, S.Si., M.Biotech. atau sering dikenal sebagai Mas Bagus, yang merupakan Dosen, Peneliti dan Praktisi Lab. Bioteknologi F. Biologi UGM. Acara ini diawali dengan laporan dari Ketua Panitia EYOC Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. dilanjutkan Sambutan Ibu Rina Sri Kasiamdari, S.Si., Ph.D. (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiwaan F. Biologi UGM). Bu WD AKm saat penyambutan dan membuka acara, mengharapkan melalui pelatihan Seri #6 ini peserta menjadi tertarik mengembangkan budidaya anggrek dari botolan yang menjanjikan keuntungan besar antara lain harga lebih murah tetapi menghasilkan tanaman dengan jumlah yang lebih banyak, tentu akan lebih menguntungkan. Prof. Endang sebelumnya juga berpesan agar para peserta dapat mengikuti keseluruhan acara dengan baik karena banyak detil tahapan dan crtitical point dari proses aklimatisasi yang harus diperhatikan.
Pelatihan Seri #6 dibagi menjadi 3 sesi: pemaparan materi, pemutaran video demo aklimatisasi dan pendampingan proses aklimatisasi secara langsung oleh Mas Bagus. Materi diawali dengan pertanyaan mengapa anggrek perlu dikeluarkan dalam botol dan bagaimanakah ciri-ciri anggrek siap dikeluarkan dari botol. Angrek dalam keadaan in vitro (didalam botol) memperoleh nutrisi dari media sehingga dapat tumbuh dan berkembang. Setelah bibit anggrek tumbuh dan berkembang, yang dicirikan dengan adanya pertumbuhan akar, pseudobulb dan daun maka daya dukung medium dan kondisi in vitro menjadi kurang memadai, maka perlu bibit tersebut harus dikeluarkan dari botol (deflusking) ditumbuhkan di pot dengan kondisi alam bebas melalui serangkaian proses adaptasi (Aklimatisasi). Mas Bagus menekankan bahwa pada dasarnya aklimatisasi merupakan proses untuk mengkondisikan anggrek yang semula dalam keadaan in vitro dengan makanan yang tercukupi (heterotrof) secara perlahan kembali ke alam bebas dimana kondisi lingkungan tidak menentu serta memulai berfotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri (autotrof), dengan kata lain mengkondisikan anggrek yang semula “manja” menjadi mandiri. Oleh karena itu perlu dilakukan proses secara bertahap sehingga anggrek tersebut tidak mengalami stress. Proses aklimatisasi diawali dengan pra-aklimatisasi melalui teknik Hardening, yaitu merubah dari heterotrof ke autotrof melalui cara mengurangi komposisi nutrien medium in vitro secara bertahap dan diperkenalkan dengan CO2 lingkungan melalui lubang yang disumbat kapas pada tutup botol saos. Melalui cara ini anggrek akan berfotosintesis untuk memenuhi kebutuhan makanannya.
Sesi selanjutnya merupakan demo video dan praktik langsung secara live mengenai teknik deflusking. Melalui sesi praktek secara live ini, mas Bagus dan peserta melakukan deflusking secara bersama-sama. Deflusking diawali dengan membuka segel dan tutup botol, kemudian ditambahkan air ke dalam botol tersebut sehingga angrek dapat terpisah dari medium dengan lebih mudah. Kemudian anggrek direndam dalam larutan yang mengandung bakterisida dan fungisida, setelah itu dikering anginkan. Sambil menunggu anggrek kering, disiapkan medium tanam dalam soft pot dengan urutan arang hitam, styrofoam dan moss yang telah dipadatkan. Anggrek yang telah cukup kering ditanam dalam pot dan diberikan label: nama spesies, tanggal dan inisial penanam. Sesi ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari para peserta. Peserta saling menunjukkan hasil karya mereka yang dibuat bersama-sama tadi pada akhir sesi.
Orchid Class Seri #6 telah diikuti oleh 114 peserta dari berbagai latar belakang yaitu pecinta anggrek, pengusaha anggrek, balai konservasi serta akademisi. Meskipun telah berakhir, tetapi antusiasme dari para peserta justru meningkat. Oleh karena itu akan dilakukan QnA terkait permasalahan yang dihadapi oleh para peserta di minggu berikutnya dan kelas lanjutan yang rencananya akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2021.
QnA dan klinik permasalahan pada tanaman Anggrek: menghadirkan seluruh narasumber pada seri #1 s.d #6 dan praktisi di bidangnya. (Tim Anggrek F. Biologi UGM)