
Peningkatan usia populasi menyebabkan kejadian penyakit kronik, termasuk penyakit kulit, serta masalah penuaan kulit menjadi meningkat. Penuaan kulit intrinsik merupakan proses alami yang terjadi seiring bertambahnya usia, dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin, gen, hormon, dan sebagainya, sedangkan penuaan kulit ekstrinsik dipengaruhi oleh berbagai faktor dari lingkungan, seperti gaya hidup, polusi, serta terutama paparan sinar ultraviolet. Kulit merupakan barrier tubuh terhadap lingkungan luar. Kulit yang terlihat muda, bersinar, dan cantik tentu akan memberikan memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan sosial seseorang. Tapi tentu saja berbagai stressor ekstrinsik (antara lain akibat polusi udara, gizi buruk, dan paparan sinar UV) maupun stressor instriksik (akibat proses – proses fisiologis) dapat memicu terjadinya skin aging dan menyebabkan kulit menjadi kehilangan elastisitasnya, mengkerut, dan teksturnya menjadi kasar. Glycosaminoglycans (GAGs), merupakan polisakarida kompleks yang banyak ditemukan pada matriks ekstraselular jaringan mammalia termasuk manusia. Glikosaminoglikan berperan penting sebagai penyokong dan memelihara protein struktural kulit seperti kolagen dan elastin. Beberapa contoh glikosaminoglikan yang sering dijumpai adalah hyaluronan dan kondroitin sulfat yang berperan sebagai molekul pengikat air. Kemampuan ini penting untuk menjaga kelembaban komponen jaringan kulit serta menghambat proses penuaan dini.
Dalam beberapa dekade terakhir, banyak dilakukan penelitian pengembangan bahan-bahan alam sebagai bahan antiaging dalam bidang kosmetik. Oleh karena itu, Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan, Fakultas Biologi, UGM menyelenggarakan acara Biolecture Series ke-16 dengan mengangkat tema mengenai “Kulit: Antara Aging dan Marine Neutracosmetics“. Acara ini mengundang Zuliyati Rohmah, M.Si., Ph. D. (Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan, Fakultas Biologi UGM dan Bernandeth F. Ticar, Ph.D (Senior Faculty Researcher Iloilo Science and Technology University, Philippines) sebagai narasumber, sedangkan moderator yang memandu acara ini Dr. Ardaning Nuriliani, M.Kes. yang juga berasal dari Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan, Fakultas Biologi, UGM.
Webinar ini diselenggarakan pada hari Kamis (22/07/2021) pukul 09.30 – 11.30 WIB, melalui aplikasi Zoom. Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Biologi UGM. “Hal utama yang penting adalah kita saling berbagi ilmu serta ilmu yang kita bagikan tersebut bermanfaat dan menjadi berkah. Biolecture ini sudah berjalan lebih dari satu tahun dan sudah sampai pada Biolecture ke-16. Semoga peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat enjoy dan semua dalam keadaan yang sehat”, sambut Eko.
Bernandeth F. Ticar, Ph.D sebagai pembicara pertama membawakan materi mengenai Fucoidan dan Glycans. Glycan merupakan polimer yang mengandung banyak monosakarida, salah satu jenisnya yaitu glycosaminoglycans (GAGs). Terdapat 2 tipe GAGs,yaitu sulfated GAGs dan non-sulfated GAGs. Contoh sulfated GAGs adalah chondroitin sulfate, dermatan sulfate, heparin/heparan sulfate, keratin sulfate atau hyaluronic acid. Senyawa hyaluronic acid inilah yang merupakan komponen penting dalam matriks ekstraselluler yang berperan dalam regenerasi jaringan, respon inflamasi, serta angiogenesis yang merupakan tahap dari perbaikan sel kulit rusak, sehingga senyawa ini banyak digunakan dalam salah satu komposisi produk skincare, dermal filler dan operasi plastik. Sedangkan untuk Fucoidan merupakan polisakarida sulfat yang dapat ditemukan di dinding sel alga cokelat dan teripang yang berfungsi dalam melindungi dari eksternal stress. Sehingga ekstrak fucoidan tersebut digunakan dalam perawatan terapeutik dan merupakan bahan bernilai tinggi dalam nutrisi, kesehatan, skincare dan produk dermatologis. “Misi besar saya adalah meningkatkan produksi bioaktif glikosaminoglikan dari kepala ikan silver-banded whiting (Sillago argentifasciata) untuk nutraceutical yang dapat meningkatkan keuntungan komunitas nelayan di San Dionisio dan Concepcion yang merupakan partner kami dalam industri farmasi”, ungkap Bernandeth. Glikosaminoglikan yang didapatkan dari kepala ikan silver-banded whiting banyak mengandung hyaluronic acid serta chondroitin sulfates, ekstrak ini sangat bermanfaat jika digunakan dalam suplemen makanan dan fungsi imunologis.
Narasumber kedua adalah Zuliyati Rohmah, M.Si., Ph. D. yang menerangkan mengenai kulit dan aging. Struktur histologi kulit terdiri dari epidermis, dermis, hipodermis yang masing-masing memiliki struktur dan fungsi tersendiri. Sedangkan aging merupakan perubahan fisiologis yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia kronologis dan akan terjadi pada semua organisme. Terdapat 2 jenis aging, yaitu intrinsik aging yang merupakan proses perubahan fisiologis, disebabkan oleh faktor genetik dan metabolik yang tidak dapat dihindari. Sedangkan ekstrinsik aging adalah proses aging yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti polutan,merokok, gizi buruk, dan paparan sinar matahari. Fenomena aging terjadi saat terjadi perubahan fenotip di sel kulit serta perubahan struktural dan fungsional pada matriks ekstraselluler seperti,kolagen, elastin, dan proteoglikan yang berfungsi dalam menjaga kekuatan, elastisitas, dan kelembaban kulit. Produk kosmetik banyak menggunakan kolagen dan hyaluronic acid karena dapat menaikkan kelembaban dan menjaga kolagen kulit. Selain pemaparan materi tersebut, Zuliyati juga berbagi tips dan trik untuk menghambat aging, yaitu dengan antioksidan, terapi stems cell, penggunaan retinoid, terapi hormone dan modifikasi telomere, atau dengan cara yang sangat mudah yaitu dengan menjaga pola makan sehat serta manajemen stress yang baik. Produk – produk skincare yang banyak beredar saat ini umumnya lebih mengutamakan untuk mencerahkan kulit, padahal kulit yang cokelat mengandung banyak melanin yang berfungsi dalam proteksi alami kulit dari paparan sinar UV dan sunburn. “Be comfortable in your own skin, saat kulit seseorang itu tidak putih bukan berarti mereka tidak merawat diri, atau tidak bersih dan tidak cantik”, ungkap Zuliyati
Biolecture ini diikuti oleh sekitar 70 pendaftar yang sangat beragam, mulai dari siswa, mahasiswa S1, S2, S3, dosen, guru, masyarakat umum dan peneliti. Instansi juga sangat beragam antara lain STIK Bina Husada Palembang, Universitas Syiah Kuala, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Mathla’ul Anwar, UIN Walisongo Semarang, Universitas Medan, Universitas Gadjah Mada, Unversitas Muhammadiyah Gresik, Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Kelautan Buton, Universitas Halu Oleo, Universitas Udayana, Universitas Mataram, Universitas Mulawarman, BKP Lampung, Universitas Jember, Universitas Hindu Indonesia, Universitas Tidar, Universitas Lampung, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, Universitas Negeri Yogyakarta, PT Miconos, Universitas Tadulako, Universitas Negeri Semarang, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Diponegoro, Petani, Universitas Kristen Artha Wacana, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, BBRBLPP Gondol Bali, Universitas Brawijaya, Universitas Pendidikan Indonesia dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu dari seluruh penjuru tanah air.