Melon GMP (Gama Melon Parfum) merupakan salah satu varietas baru yang dikembangkan oleh Fakultas Biologi UGM. Melon GMP telah berhasil didaftarkan sebagai varietas baru pada tanggal 21 Agustus 2017 dengan nomor 508/PVHP/2017. Melon GMP memiliki sifat yang unik dan berbeda dibandingkan dengan melon lain pada umumnya, yaitu rasa buah yang pahit dan aroma buah yang harum. Karakter buah melon GMP yang unik tersebut, menjadikan salah satu alasan pengembangan riset melon GMP diarahkan pada bidang biomedis, kosmetik, farmasi, dan kesehatan.
Riset terkait pemanfaatan melon GMP mulai diinisiasi sejak tahun 2014 dan 2015, diawali dengan penelitian melon GMP sebagai larvasida dan repellent serta penelitian terkait senyawa yang mempegaruhi aroma harum dan rasa pahit bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian. Pengembangan riset di bidang biomedis dan kosmetik mulai fokus dilakukan sejak tahun 2017 melalui riset PMDSU serta RISPRO-LPDP (2020-2022) bekerjasama dengan konsorsium riset yang terdiri atas Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Farmasi, PT. Gizi Indonesia, dan PT. Nudira Sumber Daya Indonesia dan puncaknya mendapatkan penghargaan sebagai Penelitian Kolaboratif Klaster Saintek Terbaik tahun 2020 dari Universitas Gadjah Mada.
Pengembangan riset dasar melon GMP di Fakultas Biologi sendiri juga dilakukan secara komprehensif dengan pendekatan dari beberapa cabang biologi lainnya. Beberapa laboratorium yang terlibat yaitu Laboratorium Genetika dan Pemuliaan, Laboratorium Mikrobiologi, dan Laboratorium Fisiologi Hewan. Berdasarkan hasil penelitian terbaru dari Laboratorium Fisiologi Hewan, melon GMP menunjukkan adanya potensi sebagai anti diabetes (antidiabetic) dan anti kanker (ainti cancer). Sebagai anti diabetes, hasil penelitian menunjukkan infusa buah melon GMP dapat menurunkan kadar trigliserida, SGPT (serum glutamic piruvate transaminase), dan SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase). Sementara itu, sebagai anti kanker, crude extract melon GMP memiliki potensi dalam menginduksi apoptosis sel T47D (sel kanker payudara). Tingkat kematangan buah melon GMP juga mempengaruhi aktivitasnya sebagai anti diabetes maupun anti kanker. Melon GMP dengan tingkat kematangan paling rendah dengan ciri buah masih berwarna hijau dan belum mengeluarkan aroma harum merupakan yang paling efektif sebagai anti diabetes. Sementara buah melon GMP dengan tingkat kematangan medium dengan ciri buah mulai berwarna kecoklatan efektif sebagai anti kanker.
Beberapa senyawa bioaktif terdeteksi pada melon GMP, khususnya senyawa bioaktif yang terkait dengan aktivitas anti kanker seperti Kaempferol, Quercetin, Catechin, dan Cucurbitacin. Senyawa kelompok flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi ditemukan pada buah melon GMP dengan tingkat kematangan yang paling tinggi, yaitu dengan ciri buah berwarna oranye serta mengeluarkan aroma harum. Buah dengan karakter tersebut direncanakan akan diteliti dan dimanfaatkan sebagai skincare bersama PT. Gizi Indonesia.
“Secara riset dasar, buah melon GMP ini telah terbukti memiliki kandungan senyawa-senyawa bioaktif potensial dan dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai fokus kebutuhan di bidang biomedis” ujar Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc. yang merakit melon GMP sekaligus ketua konsorsium penelitian melon GMP. Kedepannya Fakultas Biologi akan terus melakukan peningkatan dan penguatan kerjasama dengan Fakultas Farmasi dan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) untuk pengembangan riset biomedis, fitofarmaka, dan kosmetika.