Pada hari Minggu, 27 November 2022 pukul 09.00-13.00 WIB, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada telah menyelenggarakan acara Riskat Urun Pendapat 2022, Focus Group Discussion: Lingkungan dan Ruang Hidup Masyarakat Adat dalam Ibu Kota Negara. Riskat Urun Pendapat yang diadakan tahun ini tidak diadakan dalam bentuk webinar, melainkan Focus Group Discussion dengan output berupa kajian yang akan diserahkan kepada pihak Badan Otorita Ibu Kota Nusantara. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 66 partisipan, baik dari perwakilan BEM dari berbagai universitas maupun fakultas di UGM, serta masyarakat umum.
Kegiatan ini menghadirkan 3 pembicara, yaitu Ibu Dr. Diani Sadiawati, SH, LLM selaku Ketua Bidang Koordinasi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat di Tim Transisi IKN, Kak Saiduani Nyuk selaku Ketua BPH Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalimantan Timur, dan Kak Arie Rompas selaku Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia. Selain itu, acara ini dipandu oleh seorang MC, yaitu Shafira Nurulita Nugraheni (Biologi 2020) dan seorang moderator, yaitu Muhammad Furqon (Kehutanan 2020). Kegiatan ini dibuka dengan penyampaian sambutan dari Ketua Pelaksana Riskat Urun Pendapat 2022, Aulia Rossa Nurrahmah; Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Ardan Putra Saleh Hutasuhut, Wakil Ketua Bidang Analisis dan Pergerakan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Aditya Halimawan; dan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Ibu Rina Sri Kasiamdari, S. Si., Ph. D.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan sesi pematerian pertama dari Ibu Diani Sadiawati, SH, LLM. Beliau menyampaikan bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara memiliki visi “Kota Dunia untuk Semua”. Visi tersebut bertujuan untuk mewujudkan simbol identitas nasional, mengembangkan kota yang berkelanjutan, dan menggerakkan ekonomi Indonesia di masa depan. Pembangunan IKN didasarkan atas 8 prinsip, yaitu mendesain sesuai kondisi alam; Bhinneka Tunggal Ika; terhubung, aktif, dan mudah diakses; rendah emisi karbon; sirkuler dan tangguh; aman dan terjangkau; nyaman dan efisien melalui teknologi; dan peluang ekonomi untuk semua. IKN akan dibangun dengan konsep Smart Forest City yang menggambarkan kota yang kompak, efisien, dan sirkular.
Pada sesi pematerian kedua, Kak Saiduani Nyuk menyampaikan bahwa di Kalimantan Timur terdapat 74 komunitas suku adat yang menjadi bagian dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara dimana di wilayah Penajam Paser Utara sendiri terdapat 7 komunitas suku adat. Wilayah Ibu Kota Nusantara bukanlah wilayah kosong. Di sana terdapat banyak masyarakat adat dengan berbagai hak miliknya. Namun demikian, hingga saat ini belum ada kebijakan yang mengatur secara detail dan khusus, serta menjamin masyarakat adat tidak akan dipindahkan dari wilayah asli mereka di IKN.
Pada sesi pematerian ketiga, Kak Arie Rompas menyampaikan bahwa pembangunan IKN tanpa memenuhi prasyarat sosial dan lingkungan akan menjadi masalah serius ke depan. Selain itu, pemindahan ibu kota justru meninggalkan masalah-masalah yang ada di Jakarta. Pemindahan ibu kota juga jangan sampai membuat masyarakat adat sebagai penduduk asli justru terdesak dan kehilangan kearifan lokal serta biodiversitasnya. Setelah ketiga pembicara memaparkan materinya, kegiatan dilanjutkan dengan sesi Focus Group Discussion. Terdapat 7 pertanyaan yang diajukan dalam sesi ini. Ketujuh pertanyaan tersebut kemudian dijawab secara bergilir oleh para pembicara dengan dipandu oleh moderator.
Setelah sesi Focus Group Discussion diakhiri, kegiatan dilanjutkan dengan penutupan. Riskat Urun Pendapat 2022 yang merupakan program kerja puncak Departemen Riset dan Kajian Strategis BEM Fakultas Biologi UGM ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada para peserta yang hadir terkait pembangunan IKN yang dilihat dari sisi lingkungan dan ruang hidup masyarakat adat, serta menghasilkan argumen pendukung dan solusi untuk mengawal pembangunan IKN dengan konsep Hubungan Pembangunan Ibu Kota Negara terhadap Masyarakat Adat dalam Aspek Etnobiologi oleh mahasiswa. Terkhusus bagi anggota BEM Biologi, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemantik untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya yang lebih inovatif dan kreatif dalam rangka menambah wawasan, menganalisis suatu isu, dan melatih berpikir kritis terhadap suatu permasalahan yang urgent di lingkungan sekitar kita. [BEM]