(26/01) Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi Universitas Kristen Satya Wacana 2019 diselenggarakan di Fakultas Biologi UKSW dengan pembicara kunci yaitu Prof. I Gusti Putu Suryadarma, Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. dan Kilala Tilaar putra Ibu Martha Tilaar. Turut pula hadir segenap pimpinan Universitas Kristen Satya Wacana dan mahasiswa Fakultas Biologi. Kehadiran Kilala Tilaar sendiri sebagai mitra industri Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) dengan produk kosmetik berbasis sumberdaya hayati lokal (local indigenous) Indonesia.
Seminar nasional tersebut bertemakan Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Biologi. Dalam pemaparannya Dr Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. menyampaikan beberapa hal terkait Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI), Internet of Things, Innovation on Biomimicry dan era OME serta integrasi dan sinergi ketiga faktor tersebut di dalam perkembangan ilmu Biologi di Indonesia. “Perkembangan dan inovasi Biologi tidak dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi dan berlaku sebaliknya”, tutur beliau.
Biomimikri merupakan sebuah bentuk inovasi yang memanfaatkan pola, struktur, fungsional dan morfologi organisme kedalam suatu bentuk aplikasi teknologi. Beberapa contoh biomimikri seperti tree climbing robot yang menirukan bentuk inch worms, armadillo backpack dan lain sebagainya. “Life sciences play a key role in tackling global challenges”, jelas beliau. Inovasi tersebut didukung dengan IoT atau Internet of Things yang mampu mengintegrasikan keseluruhan informasi tersebut kedalam suatu jaringan dengan akses yang tidak terbatas. “Perangkat yang mampu mentransfer data tanpa konektivitas dengan manusia, namun internet sebagai medianya. Manusia dapat mengendalikan dari jarak jauh menggunakan gawai masing-masing”, jelas beliau.
Era OME sendiri ditopang oleh IoT yang menjadi dasar percepatan perkembangan genetika molekular. Pembacaan sekuen genome manusia dan beberapa organisme lain dipercepat dengan adanya perkembangan teknologi di bidang terkait dan IoT. Era OME melahirkan beberapa inovasi yang selaras dengan dinamika sosial dan perkembangan kebutuhan di masyarakat dan memungkinkan beberapa penelitian berbasis genetika molekular. Dalam paparan beliau turut disampaikan inovasi terkait era OME, biomimikri dan IoT yaitu melon. Perkembangan genetika Mendelian hingga genetika molekular di era OME memungkinkan lahirnya Hikapel, Gama Melon Parfum dan beberapa varietas melon lainnya. Melalui persilangan dan identifikasi genetika molekular, Gama Melon Fakultas Biologi UGM asuhan Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc telah menghasilkan beragam inovasi diantaranya HaKI dalam bentuk sertifikasi varietas melon, produk kecantikan berbahan baku melon dan kontribusi kepada masyarakat luas melalui beberapa program pengabdian masyarakat.
Pemaparan tersebut ditutup dengan simpulan bahwa kajian keanekaragaman genetik, seleksi dan budidaya plasma nutfah secara efisien dan berkelanjutan tidak dapat dilepaskan dari aplikasi biologi molekular dan Internet of Things (IoT). “Genetika molekular dapat berperan dalam menambah keragaman dan kekayaan sumberdaya hayati. Pembelajaran dan pelestarian sumberdaya genetik secara berkelanjutan membutuhkan kerjasama antara Perguruan Tinggi dan Mitra Industri”, tutup beliau.