Dalam rangka pendalaman materi dan pemahaman tentang Ilmu Taksonomi sejak dicetuskan pertama kali oleh Augustine Pyramus de Candoll (1813) dan Ilmu Biosistematika yang mengalami perkembangan pesat sampai saat ini, Pada Rabu, 25 September 2019, Fakultas Biologi telah menghadirkan Prof. Drs. Rosichon Ubaidillah, M.Phil, Ph.D., pakar taksonomik dan Biosistematik dari PUSAT PENELITIAN BIOLOGI-LIPI, yang kebetulan juga alumni Fakultas Biologi Tahun 1978- 1983. Selain dihadiri oleh Dosen kuliah ini juga dihadiri oleh mahasiswa S1, S2, dan S3.
Tema yang diangkat adalah “Taksonomi dan Biosistematika dari masa ke masa”, tema ini menggambarkan bagaimana perkembangan ilmu taksonomik dari para pendahulu, seperti Aristoteles yang telah mengelompokkan hewan dan tumbuhan (“Early Biological System”)yang dituangkan dalam buku “Scala Naturae”, bahkan Theophrastes (371-287 sebM) yang mencatat lebih dari 500 spesies tumbuhan tumbuhan obat dan pertanian telah diperkenalkan, hingga di abad 19 pada masa Carollus Linnaeus (1735) yang dikenal sebagai “Bapak Taksonomi” dengan “konsep spesies dan klasifikasi modern” dan terbitnya buku “SYSTEMA NATURAE”, sehingga pada abad 19-20 tersebut merupakan masa kejayaan taksonomi. Selanjutnya di awal abad 20 muncul 2 tokoh penting, yaitu Charles Harles Robert DARWIN (1809-1882) dan Alfred Russel WALLACE, (1823-1913) yang mengembangkan teori spesiasi dan evolusi. Perkembangan ilmu genetika juga muncul dipertengahan abad 20, dengan tokohnya Johan Gregory Mendel (1822-1884) dan beberapa ahli lain yang mengangkat teori hibridisasi sehingga memodernisasikan taksonomi yang menjadikan awal abad 20 sebagai era sistematika baru. Perkembangan pesat biologi molekular sangat mendukung perkembangan sistematika baru sehingga dikenal dengan era biosistematika.
Perkembangan biosistematika ini telah banyak menjawab tantangan terutama dalam penentuan spesies, sebagai contoh : beberapa spesies yang awalnya (secara morfologi) dianggap sebagai spesies yang berbeda, namun dengan tehnik biomolekular ternyata menunjukkan kekerabatan yang sangat dekat, bahkan dapat dianggap sebagai satu spesies, atau sebaliknya.
Biosistematika sangat dierlukan karena akan menyediakan “classification” untuk jutaan spesies biota, memberi kesempatan penelitian taxa yang belum diungkap (di bidang kesehatan, pengendalian biologik, pendugaan “ecological relationship”, maupun untuk taksa taksa yang telah punah), Klasifikasi yang tidak natural dan akan membahayakan, sebagai landasan pelaksanaan konservasi, dan untuk memahami proses evolusi.