Kamis, 30 Januari 2020 Mahasiswa Indonesia dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yaitu Anna Firdhousi Nuzula angkatan 2017 berangkat ke Jerman dalam rangka mengikuti program beasiswa mandiri dari Youth For Understanding yang diikuti sejak tahun 2019 semester ganjil lalu di bulan Agustus – Oktober. Suatu program yang sama dengan Westerwelle Foundation for International Understanding mendorong kolaborasi lintas negara, antara kaum muda yang menjadi pelopor penggerak pengembangan budaya di Indonesia.
Cakupan dan Nilai Beasiswa Westerwelle Foundation akan menanggung biaya penerbangan pulang-pergi Indonesia – Jerman, akomodasi, dan konsumsi selama menghadiri Young Founders Conference Entrepreneurs di Berlin. Sementara untuk biaya konsumsi sehari hari, asuransi kesehatan dan visa ditanggung mandiri. Dari sini peserta mendapatkan program bimbingan gratis selama 1 minggu untuk belajar budaya dan business yang ada di Jerman, dan yang pasti pengalaman yang sangat berharga selama 9 hari di Jerman. Peserta YFU(Youth For Understanding) perwakilan Indonesia terdiri dari 6 anak yang berasal dari Sumatera dan Jakarta. Selama di Jerman rombongan ini dibersmai oleh mahasiswa Indonesia yang sudah lama berkuliah di Jerman.
Westerwelle Foundation meluncurkan sebuah proyek untuk menemukan cara-cara inovatif untuk mempromosikan Vocational Training secara internasional. Bersama dengan Sinal do Vale dan The DO School, Westerwelle Foundation mengundang 6 orang ke Jerman dan menantang mereka untuk menghasilkan ide dan konsep vocational training yang lebih menarik di negara berkembang. Tujuan agenda ini adalah untuk memungkinkan negara-negara berkembang termasuk Indonesia meningkatkan sistem vocational training mereka tanpa harus terlebih dahulu memenuhi berbagai prasyarat dan persyaratan yang khas untuk “Sistem Pelatihan Kejuruan Ganda”.
Hari pertama di Jerman, peserta di sambut dengan baik oleh pihak Young Founder Konference YFU dan diberikan kemudahan dalam segala aktivitas yang ada baik dalam pemilihan penginapan maupun makan. Peserta diberi kesempatan mengunjungi Wisma Indonesia yang ada di Jerman. Setiap harinya agenda yang ada dibuat untuk diskusi, Tour the University dan persentasi.
Peserta menginap di kota Köthen. Köthen merupakan suatu kota tua yang mana dahulu penduduk asli disana tidak pernah mau menerima orang asing, jadi dulunya disini terdapat banyak Demo Aslender. Dulu, di hari Sabtu dan Minggu mahasiswa disini tidak boleh keluar dengan berbagai alasan yang ada. Dari segi arsitektur bagunan Köthen terlihat seperti kota tua, dengan suasana yang masih klasik. Berbeda dengan Berlin yang seperti kota besar, banyak terdapat mall, bangunannya sudah modern seperti luar negeri pada umumnya. Ketika diskusi mengenai makanan, di Indonesia kita sering menjumpai nasi Padang di berbagai daerah, tetapi kalau di Jerman untuk budaya makan disini kita akan banyak menjumpai namanya Dilan dooder, namun dengan harga yang tidak akan sama dengan nasi Padang. Selain itu terdapat Warung Arab yang letaknya tidak jauh dari tempat peserta menginap.
Senin, 3 Februari 2020, peserta berkunjung ke suatu industri sepatu yang ada di kota Berlin. Peserta ditunjukkan proses pembuatan sepatu dan alat-alat yang digunakan untuk produksi, pabrik ini bekerja sama dengan tim dari negara Brasil. Keesokan harinya, peserta diberi kesempatan untuk menampilkan salah satu kesenian budaya Indonesia, perwakilan Indonesia membawakan tarian Saman dari Aceh. Kesempatan ini dihadiri oleh banyak mahasiswa yang ada di Jerman dalam acara ‘Internationaler Studententag’.
Hari terakhir dalam program ini, peserta diberi kesempatan untuk mempresentasikan konsep terakhirnya yaitu “UpNetwork“. Tujuan jaringan ini adalah untuk menyatukan kaum pemuda dengan perusahaan dan dengan berbagai solusi inovatif. Sebagai platform global, UpNetwork lebih mengidentifikasi peluang pelatihan dalam keterampilan yang relevan dengan industri inovatif dan kemudian meneruskan peluang ini ke lembaga lokal, yang disebut “UpSites“. Kemudian akan ditawarkan program pelatihan dan menghubungkan kaum muda dengan perusahaan lokal.
Dengan cara ini, UpNetwork berupaya berkontribusi untuk memerangi pengangguran kaum pemuda global diseluruh dunia. Dengan pelaksanaan yang demikian diharapkannya menemukan ide-ide yang berkelanjutan dan dapat diukur sehingga dapat diimplementasikan dalam berbagai regulasi kehidupan masyarakat secara global.
Jum’at, 7 Februari 2020 perwakilan YFU dari Indonesia kembali ke tanah air. Harapan dari pelaksanaan program ini yaitu adanya jaringan-jaringan global yang lebih bisa menyatukan pemuda dengan budaya yang ia punya, perusahaan yang telah berkembang, dan industri inovatif di tingkat lokal yang tetap selalu berusaha untuk mengembangkan karakter budaya Indonesia.