Ngobral #4, kegiatan kolaborasi BCADC (Biology Career and Alumni Development Centre) dengan KMFB bekerja sama dengan BEM Biologi kembali dilaksanakan pada Minggu, 21 Maret 2021. Acara ini bertujuan untuk menginspirasi mahasiswa mempersiapkan diri ke jenjang setelah kuliah dan menambah skill diri dengan menghadirkan alumni muda Fakultas Biologi. Ngobral kali ini mengangkat tema “Peluang Bagi Lulusan Biologi Berkarir melalui Jalur Pegawai Negeri Sipil” dengan menghadirkan tiga narasumber yakni Arista Setyaningrum, S.Si., alumni Biologi UGM 2010, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) di Taman Nasional Wakatobi, Sofianingtyas FH S.Si., alumni Biologi UGM 2009, Staff Laboratorium Mikrobiologi Balai Pengawasan Obat dan Makanan di Batam, serta Umi Latifah Fathoni, S. Si., alumni Biologi UGM 2007, Penyuluh Kehutanan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tengah. Acara dibuka pada pukul 19.30 oleh host yaitu Alifiah Niky Rizktya, mahasiswi angkatan 2018, dan dilanjutkan sambutan oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni Fakultas Biologi UGM.
Ngobral dibuka dengan obrolan santai seputar karir yang saat ini ditekuni para alumni, misalnya Arista sebagai PEH, lebih berfokus pada penelitian dan pengelolaan sumber daya alam, mencakup monitoring atau pendataan, misalnya monitoring terumbu karang. Lalu Sofi, lebih berkonsentrasi pada bidang mikrobiologi di lab dan juga terlibat dalam kegiatan pembimbingan siswa sekolah atau melakukan pengujian di lapangan seperti menguji pangan jajan pasar dengan mobil keliling. Selanjutnya, Umi, yang wilayah kerjanya mencakup 18 kawasan konservasi di Sulawesi Tengah, sangat aktif dalam penyuluhan dan pendampingan belajar, baik ditujukan kepada anak anak di desa pedalaman, juga kepada masyarakat setempat terkait potensi dan perlindungan hutan atau daerah penyangga kawasan konservasi.
Pada segmen selanjutnya, narasumber membagikan pengalaman mereka mengenai persiapan seleksi PNS. Host mengawali dengan pertanyaan menarik, “Apakah IPK berpengaruh dalam proses seleksi?“ Sontak seluruh narasumber memberi jawaban senada bahwa IPK sangat penting, setidaknya untuk lolos seleksi administratif, karena IPK minimal adalah 2,75. Selain itu, harus mempersiapkan diri seleksi lanjutan seperti Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) dan Seleksi Kemampuan Bidang (SKB). Arista menyampaikan tipsnya terkait SKD “Jangan anti dengan Undang-Undang, karena salah satu bagian dari SKD adalah tes wawasan kebangsaan dan akan diuji soal Undang-Undang”, Sofi juga menambahkan bahwa penting untuk belajar dari berbagai sumber misal buku-buku seleksi CPNS, khususnya Tes Intelegensia Umum karena banyak berkaitan dengan logika dan matematika. Selain SKD, para narasumber juga mengingatkan untuk persiapan SKB dan Wawancara, diantaranya mempelajari secara spesifik bidang yang dilamar misal SKB di KLHK berfokus pada konservasi, lalu mencari informasi tempat bekerja, undang undang yang dipakai, kebijakan yang dibuat, kondisi medan tempat bekerja. Pada beberapa formasi juga bahkan membutuhkan tes fisik sebagai seleksi karena banyak kegiatan lapangan. Selain itu, yang terpenting juga persiapan lain seperti kesiapan mental dan berdoa. Umi menyampaikan “Banyak yang setelah mengetahui kondisi lapangan yang berat justru malah mundur teratur, oleh karena itu mental menjadi aspek penting, khususnya apabila ingin melamar di bidang yang berkaitan dengan lapangan, apalagi di luar Jawa”
Bahasan ngobral tidak hanya berhenti pada topik tersebut, tapi juga membahas peluang lulusan biologi untuk berkarir di PNS antara lain di bidang analis lingkungan, penegak hukum, pertanian, analis konservasi kawasan kelautan, badan pengawas makanan BPOM, balai karantina, dan bidang-bidang lain. Selain itu, sempat dibahas terkait pengembangan kurikulum misal metode perhitungan populasi, meningkatkan softskill dan inisiatif, pengolahan big data, pemetaan atau pencitraan seperti GIS.
Di penghujung ngobral, Umi, mengutip kata-kata dari dirjen KSDAE, “Konservasi alam bukanlah hanya sekedar pekerjaan, konservasi alam adalah jalan yang telah ditakdirkan untuk kita, silakan adik-adik mahasiswa yang tertarik di bidang ini dapat membangun komunikasi dengan alumni”. Hal ini ditambahkan Sofi, “kalau di bidang konservasi harus tahan banting di lapangan, kalau peneliti di laboratorium harus tahan banting dengan rutinitas”, dan ditutup Arista, “mahasiswa biologi jangan takut atau bingung mau kemana, karena alumni biologi ada banyak, memanfaatkan koneksi itu dengan baik, silahkan hubungi kami jika diperlukan bantuan”. Para narasumber juga menyampaikan pentingnya berjejaring dengan alumni dan berorganisasi karena menjadi bekal penting saat bekerja, serta terbuka peluang untuk mahasiswa yang ingin magang atau penelitian di lokasi beliau berkarya.