Ubur-ubur adalah jenis hewan terunik di dunia. Penampilan mereka tidak biasa dan sangat sederhana. Begitupun dengan gerakannya yang unik karena tampak melayang-layang di lautan. ubur-ubur atau lebih dikenal dengan jellyfish dalam bahasa inggris, merupakan hewan laut yang bukan dalam kategori ikan. Mereka bahkan bukan vertebrata. Ubur-ubur adalah sebutan umum untuk kelompok hewan invertebrata dari filum Cnidaria yang berbentuk seperti payung dan memiliki tentakel. Ada begitu banyak jenis ubur-ubur, terdiri dari 2.000 spesies ubur-ubur yang diketahui. Mereka terbagi dalam kelas Scyphozoa (ubur-ubur sejati), Staurozoa (ubur-ubur bertangkai), Cubozoa (ubur-ubur kotak), dan Hydrozoa yang sebagian besar merupakan hewan berkoloni. Ubur-ubur sudah menghuni lautan setidaknya sejak 500 juta tahun yang lalu. Artinya, mereka bahkan sudah ada sebelum dinosaurus hidup di bumi. Dan mungkin mereka masih akan bertahan hingga ribuan tahun ke depan, salah satunya adalah karena ulah manusia. Tidak seperti hewan laut lain yang dirugikan akibat pencemaran air oleh manusia, ubur-ubur justru sebaliknya.
Jumlah ubur-ubur semakin pesat dan kini semakin bertambah banyak karena aktivitas manusia. Penangkapan ikan besar-besaran misalnya, membuat pesaing mereka dalam mencari makan berkurang drastis. Suhu lautan yang semakin meningkat membuat penyebaran ubur-ubur semakin meluas. Perkembangan daerah pantai membuat polip bisa berkembang dengan bebas. Bahkan berkurangnya kadar oksigen tidak merugikan ubur-ubur dalam berkembang biak, karena ubur-ubur sangat toleran terhadap hal tersebut. Maka bisa jadi di masa depan populasi ubur-ubur akan semakin meningkat karena ulah manusia, untuk itu pada hari ini Rabu (22/12/2021) PT PJB UJB O&M Paiton bekerja sama untuk menangani dan mencari solusi bersama Fakultas Biologi UGM secara daring mempresentasikan hasil laporan assesment “Studi Populasi dan Potensi Ubur-Ubur di wilayah Perairan PT Paiton di Pasuruan, Jawa Timur”. Kegiatan meeting online ini dihadiri kurang lebih 35 peserta 9 orang tim peneliti dari Fakultas Biologi UGM yang diketuai oleh Dr. Bambang Retnoaji, M.Sc. dan 26 orang peserta dari Tim PT PJB UJB O&M Paiton. Acara ini dibuka oleh Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc. selaku Wakil Dekan Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja sama, dan Alumni. “Pentingnya Kolaborasi antara Universitas dengan Industri dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Fakultas Biologi UGM sudah beberapa kali bekerjasama dan terus menerus berkoordinasi dengan industri terkait mengenai solusi dan cara-cara mengendalikan ledakan ubur-ubur di wilayah Pantai”, ungkap Dr. Eko mengawali pembukaan Presentasi. Pertemuan secara daring tersebut dimulai pukul 13.30 – 15.30 WIB. Pertama, presentasi hasil laporan dibacakan oleh Dr. Bambang Retnoaji, ,M.Sc, Dr. rer. nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si., M.Si. dalam hal ini menjelaskan detail tentang kondisi plankton, Drs. Trijoko, M.Si. memaparkan tentang ikan sebagai predator, serta Dr. Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc. yang menjelaskan tentang kandungan kimia. Setelah pemaparan selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawan dari kedua belah pihak, peserta daring sangat antusias mengikuti dan mendengarkan satu per satu materi yang diberikan, semoga rangkaian penelitian dan penanganan serangan ubur-ubur yang diteliti oleh tim Fakultas Biologi UGM yang dibantu beberapa mahasiswa dari gabungan beberapa Laboratorium itu membuahkan hasil untuk menghentikan penyebaran dan serangan ubur-ubur di wilayah perairan Pantai Paiton ini.