Pada hari Kamis-Jumat, 11-12 Agustus 2022. Fakultas Biologi bersama Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (Balai TNGMb ) menyelenggarakan Workshop Taksonomi Tumbuhan dengan tema “Metode Koleksi dan Identifikasi Spesimen Tumbuhan” serta Workshop Ekologi IAS dengan tema “Ekologi Spesies Asing, Konteksnya dalam Konservasi Biodiversitas dan Pemantauannya melalui Analisis Data Ekologis”di Gedung B Fakultas Biologi UGM. Acara yang dibuka dengan sambutan dari Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni Fakultas Biologi UGM ini dihadiri oleh 14 peserta dari Balai Taman Nasional Gunung Merbabu.
Pada hari pertama, materi workshop disampaikan oleh tiga dosen dari Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas Biologi UGM, yaitu Abdul Razaq Chasani, Ph.D. menyampaikan mengenai metode koleksi spesimen tumbuhan, Dr. Ratna Susandarini, M.Sc. menyampaikan materi teknik dokumentasi spesimen tumbuhan untuk identifikasi serta Prof. Dr. Purnomo, M.Si. yang membahas mengenai metode identifikasi tumbuhan. Setelah sesi pemaparan materi, peserta melakukan praktik identifikasi tumbuhan kelompok pohon, semak dan herba hasil eksplorasi Balai Taman Nasional Gunung Merbabu. “Pendataan keanekaragaman spesies tumbuhan merupakan hal yang penting dan menjadi landasan dalam pengelolaan kekayaan flora suatu kawasan. Dalam rangka memperoleh data keanekeragaman spesies yang akurat diperlukan eksplorasi di lapang, yang diikuti dengan identifikasi. Salah satu kegiatan yang dikerjakan selama eksplorasi di lapang adalah koleksi spesimen. Pengetahuan mengenai metode koleksi spesimen yang tepat sangat diperlukan agar dapat diperoleh bahan tumbuhan yang representative untuk dijadikan voucher spesimen dan untuk identifikasi”, ungkap Dr. Ratna.
Pada hari kedua, workshop mengenai ekologi spesies asing, konteksnya dalam konservasi biodiversitas, dan pemantauannya melalui analisis data ekologis dinarasumberi oleh Siti Nurleily Marliana, S.Si., M.Sc., Ph.D. selaku dosen dari Laboratorium Ekologi dan Konservasi Fakultas Biologi UGM. Materi yang disampaikan adalah ekologi spesies asing dan invasif, konservasi biodiversitas dalam konteks nilai antroposentris, konsep-konsep disturbansi, restorasi ekologis, invasibilitas komunitas (TNGMb sebagai sky island habitat), penentuan prioritas konservasi serta dilanjutkan dengan praktik mengenai pengukuran biodiversitas dan desain sampling ekologis. “Namun demikian, fakta bahwa introduksi suatu spesies ke lingkungan baru memiliki hasil yang bervariasi sering terlewatkan. Spesies introduksi tidak selalu menjadi spesies invasif, dan oleh karenanya, penanganannya dalam pengelolaan ekosistem juga semestinya menggunakan pendekatan yang berbeda. Untuk dapat melakukan pengelolaan dan konservasi suatu ekosistem secara efektif, pemahaman mengenai ekologi spesies asing dan invasif dan konteksnya dalam konservasi biodiversitas, kerentanan ekosistem terhadap disturbansi alami dan antropogenik, serta metode analisis data ekologis untuk pemantauan ekosistem mutlak untuk dikuasa”, ungkap Leily.
Harapan dari terselenggaranya workshop ini selain untuk memperkuat kerja sama antara Fakultas Biologi UGM dan Balai TNGMb adalah untuk meningkatkan kompetensi staf Balai TNGMb dalam bidang koleksi dan identifikasi spesimen tumbuhan serta untuk memberikan sejumlah pertimbangan ekologis dalam upaya restorasi ekosistem TNGMb.