Rabu, 5 Oktober 2022 Kanal Pengetahuan Fakultas Biologi kembali mengudarakan episode selanjutnya dari Biocast. Biocast episode keempat kali ini merupakan episode spesial yang dibuat untuk meramaikan acara Pengukuhan Guru Besar dari Prof. Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St. Beliau merupakan dosen dari Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan baru saja dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Fisiologi Tumbuhan pada 28 Juli lalu. Pada Biocast edisi ini, Prof. Kumala dengan ditemani Muhammad Nabil, S.Si., bercerita mengenai perjalanan hidupnya sedari kecil hingga pencapaiannya kali ini, menjadi seorang Guru Besar.
Prof. Kumala membuka episode keempat Biocast dengan menceritakan pengalamannya ketika kecil. Beliau dilahirkan di Magelang, menjalani seluruh masa sekolahnya di Magelang. Beliau menceritakan bagaimana kehidupan sederhana beliau semasa di Magelang bersama ayahanda dan ibunda. Menuju masa perkuliahan, beliau sempat ingin memasuki Fakultas Kedokteran, namun beliau diterima di Fakultas Biologi di Universitas Gadjah Mada. Pada saat pengumuman penerimaan mahasiswa baru, beliau mengenang bagaimana harus menaiki bis kota dari Magelang sampai ke kampus UGM.
Memulai kehidupannya sebagai mahasiswa, Prof. Kumala menceritakan pengalamannya ketika tinggal di Pogung Kidul, yang ternyata beliau bertemu belahan jiwanya, (Alm.) Ir. Setyantono, M.Sc. yang merupakan tetangga kos beliau dan dipertemukan beberapa kali ketika mengikuti perkuliahan Pendidikan Agama Kristen. Semasa berkuliah di Fakultas Biologi, Prof. Kumala berusaha lulus sesegera mungkin, karena ketika itu perekonomian keluarga sedang sulit dan beliau ingin segera bisa bekerja. Bahkan, Prof. Kumala juga menyambi berjualan untuk menambah uang saku bulanan. Kerja keras beliau membuahkan hasil. Prof. Kumala menjadi mahasiswa angkatan 1984 yang lulus tercepat.
Beberapa saat setelah lulus, Prof. Kumala mulai bekerja di PT. Suri Tani Pemuka di Tangerang, bertugas sebagai kepala laboratorium yang berfokus pada sanitasi pemotongan ayam. Di tengah-tengah masa kerjanya, beliau mendapat informasi terkait beasiswa S2 di Australia. Prof. Kumala memberanikan diri untuk resign dan mencoba mendaftar beasiswa tersebut, dan ternyata beliau lolos. Tidak begitu lama setelah itu, Prof. Kumala memulai perkuliahan S2-nya di University of Tasmania, pulau paling selatan di Australia. Dari Tasmania, beliau membawa pulang gelar M.Sc.St.; Master of Science Studies. Selepas itu, Prof. Kumala ditugaskan sebagai dosen di UGM. Menunggu masa baktinya sebagai dosen, selama setahun Prof. Kumala bekerja sebagai sekretaris di sebuah konsultan. Masa bakti Prof. Kumala dimulai setelah beliau menjadi PNS. Uniknya, terdapat cerita mengesankan dimana ujian PNS Prof. Kumala dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih dengan diawasi petugas dari UGM, karena pada saat itu beliau sedang hamil besar. Beberapa jam setelah mengerjakan tes tersebut, Prof. Kumala melahirkan putra keduanya.
Prof. Kumala menjalani tugas-tugasnya sebagai asisten pada awal masa baktinya sebagai dosen. Pada tahun 2002, beliau mulai menempuh pendidikan S3 di Australia National University, Canberra. Beliau menyelesaikan studinya pada 2006 dengan disertasi yang tidak memerlukan revisi. Saat itu beliau meneliti mengenai interaksi hormon giberelin dengan asam absisat pada barley. Sepulang di Indonesia, beliau mulai aktif menjalankan tugasnya sebagai dosen, yaitu memenuhi tridharma; pendidikan & pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Prof. Kumala mulai meneliti berbagai jenis tumbuhan; beras hitam, jagung hitam, telang, rosela, kentang, hingga kubis dan nanas. Prof. Kumala tertarik dengan antosianin yang dihasilkan tumbuhan, sehingga kebanyakan yang beliau teliti berwarna hitam.
Di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Prof. Kumala menjadi kepala laboratorium sejak tahun 2011 hingga 2022. Selain itu, beliau juga beberapa kali menjadi narasumber di berbagai forum. Perjalanan panjang Prof. Kumala mengantarkan beliau sebagai Guru Besar. Semenjak 4 tahun yang lalu, beliau melengkapi persyaratan untuk menjadi Guru Besar, dengan dimotivasi oleh almarhum suami beliau. Proses melengkapi persyaratan ini beliau lakukan sambil merawat suami beliau yang kala itu sedang sakit. Selama 3,5 tahun beliau merawat suami, dan beliau merasa sangat beruntung karena sempat membisikkan kepada suaminya tercinta bahwa beliau telah menerima SK Guru Besar sebelum suami beliau meninggalkan beliau untuk selamanya. Saat ini, beliau sudah merasa sangat cukup dan sangat siap untuk meneruskan masa baktinya dengan tanggung jawab tambahan sebagai seorang Guru Besar. Cerita perjalanan hidup Prof. Kumala dapat disimak lebih lengkap melalui tautan terlampir. (BK)
Biocast Eps 04 – Prof Kumala (Prof. Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St.)