Berikut disampaikan informasi tentang Jadwal, Prasyarat, dan Pembuatan Laporan Kuliah Seminar 2015. Informasi selengkapnya bisa diunduh pada tautan di bawah ini:
Berikut disampaikan informasi tentang Persyaratan Bebas Laboratorium. Informasi lebih lengkap bisa dilihat pada tautan berikut ini..
Berikut disampaikan informasi tentang Training “Basic Recruitment & Selection”. Informasi lebih lengkap bisa dilihat pada tautan berikut ini..
Untuk pendaftaran dan keterangan lebih lanjut segera hubungi:
Abisha Consulting
Telp: 031.3123.5000
HP: 0851.0772.9000
email: info@abisha.co.id
website: www.abisha.co.id
Berikut disampaikan informasi tentang Penawaran Beasiswa Indocement TA 2015/2016. Informasi lebih lengkap dapat diunduh pada tautan berikut ini..
Berikut disampaikan informasi tentang Sosialisasi Implementasi ISO-like untuk Mahasiswa Angkatan 2012, 2013, 2014, dan 2015 (Program S1). Informasi lebih lengkap dapat diunduh pada tautan berikut ini..
Berikut disampaikan informasi tentang Survei ISSLA dan Sosialisasi. Kepada mahasiswa program sarjana S1 angkatan 2012 dan 2014 yang merupakan responden dari program survei ISSLA diharapkan partisipasinya dengan mengisi kuesioner secara online pada alamat http://helm-mmpt.pasca.ugm.ac.id/issla. Pengisian kuesioner dilakukan pada 01 Oktober – 31 Oktober 2015. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada tautan berikut ini..
Berikut disampaikan informasi tentang Wisuda Program Sarjana dan Diploma Periode I Tahun Akademik 2015/2016. Informasi selengkapnya bisa dilihat pada tautan berikut ini..
Melodi Gama-3 (MG-3) merupakan Kultivar Melon Unggul hasil Rekayasa Tim FORMASIGEN (Forum Mahasiswa Genetika) dari Laboratorium Genetika Fakultas Biologi UGM. Hasil riset tersebut kemudian diaplikasikan kepada masyarakat lewat sebuah Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat yang berjudul “LANTPYCATION” Melon (Cucumis melo L.) Kultivar MG-3 sebagai Penerapan Penelitian & Diversifikasi Pangan untuk Pemberdayaan Kelompok Tani Jamusan, Kec. Prambanan.
Dipilihnya Desa Jamusan sebagai tempat pelaksanaan program ini dilatar belakangi oleh Desa Jamusan merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra produksi melon di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Akan tetapi, saat ini masyarakat Desa Jamusan masih menemui banyak kendala dalam bertani melon. Hal ini disebabkan oleh kualitas melon yang kurang baik, budidaya tanaman yang belum tertangani dengan maksimal serta minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan hasil produksi melon pasca panen yang tidak terserap oleh pasar.
Program Lantpycation ini diinisiasi oleh tim PKM Fakultas Biologi UGM dengan nama Tim me-Gama (Melon Gadjah Mada). Bersinerginya program ini dilaksanakan dengan menerapkan 2 arah pemberdayaan yang disebut dengan “Twist Empowerement”. Pemberdayaan pertama ditujukan kepada Bapak-Bapak Petani Desa Jamusan yang diberi arahan mengenai manajemen pertanian dan budidaya tanaman melon MG-3 yang baik. Sementara pemberdayaan kedua ditujukan kepada Ibu-Ibu Tim PKK Desa Jamusan yang diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan melon pasca panen dalam bentuk diversifikasi olahan produk melon sehingga dpat menjadi produk yang menarik dan bernilai ekonomis.
Metode yang digagas dalam pelaksanaan program LANTPYCATION (Plant, Apply, and Diversification) ini yaitu diawali dengan sosialisasi program kegiatan, penyuluhan, pelatihan tentang manajemen dan budidaya melon, pengelolaan, pendampingan serta pemasaran produk hasil olahan melon. Hasil pelaksanaan metode ini menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat Desa Jamusan mengenai kualitas melon yang baik, tata cara manajemen pertanian dan budidaya melon
yang tepat, serta padat karya dalam menciptakan diversifikasi olahan melon sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatny. Harapan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu Desa Jamusan dapat menjadi Desa Sentra Budidaya Melon kedepannya.
Sejauh ini untuk diversifikasi pangan hasil olahan melon, terdapat 8 Jenis varian produk olahan melon yang terdiri dari CupCake Melo, Pudding Melo, Roghut Melo, Pizza Melo, Pie Melo, Kue Suri, Pancake Melo dan Bapel Melo. Sementara untuk hasil pemberdayaan Kelompok Tani Melon Bapak-Bapak Desa Jamusan kini telah mampu memproduksi buah Melon MG-3 dengan kualitas yang baik sehingga mampu bekerja sama dengan beberapa instansi pemasaran buah melon di Yogyakarta di bawah naungan Fakultas Biologi UGM, diantaranya UMKM Katering, Formasigen, PT. Superindo, dan PT. Alamanda Sejati Utama untuk pemrosesan ekspor Melon MG-3 ke Singapura.
Pengabdian bukanlah suatu perkara yang akan mudah dijalani oleh seseorang disepanjang hidupnya. Mengabdikan diri, pikiran, waktu dan tenaga akan selalu menjadi kunci utama tulusnya sebuah pengabdian itu sendiri. Niat, kebulatan tekad, cita-cita yang luhur dan keikhlasan yang besar tak lekang tergores di sepanjang kegiatan ini. Harapannya, program kegiatan ini dapat terus berlangsung di masyarakat sebagai bukti nyata perwujudan Aplikasi Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk Indonesia. **Hanifa Hanini
Minggu, 20 September 2015, Kelompok Studi Entomologi (KSE) Fakultas Biologi UGM melakukan pengambilan sampel (sampling) serangga air dan macrozoobenthos di sepanjang Sungai Winongo DIY. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan besar Komunitas Sungai Winongo bekerja sama dengan Kelompok Studi Entomologi yang bertujuan untuk mengetahui kualitas air Sungai Winongo DIY. Diikuti oleh separuh anggota aktif Kelompok Studi Entomologi, berjumlah 32 orang ditemani 1 orang alumni KSE, dibagi menjadi 7 untuk 7 titik sampling di sepanjang Sungai Winongo.
“Karena serangga ada dimana-mana, pun di aliran sungai juga ada. Entomolog muda mari kita turun untuk terus berkarya!” semangat Silmi, salah satu anggota muda KSE dalam kegiatan ini.
Titik sampling 1 terletak di Girikerto, Turi, Sleman. Lokasi tersebut berada di lingkungan perkebunan salak, sekeliling sungai merupakan tebing-tebing batuan yang tersedimentasi namun topografi sungai berkanopi. Udara sekitar masih segar, arus air sungai tidak terlalu deras dan masih jernih karena masih sangat jarang terdapat saluran pembuangan limbah penduduk.
Titik sampling 2 terletak di Jombor, Mlati, Sleman. Wilayah aliran sungai yang memiliki topografi berkanopi. Pada bagian timur sungai terdapat vegetasi tumbuhan bambu, liana, pohon pisang, dan tumbuhan paku yang berjajar di pinggiran aliran sungai. Sebelah barat sungai terdapat vegetasi tumbuhan paku dan beberapa enceng gondok. Di tepian sungai terdapat tumpukan sampah warga sehingga kondisi perairan sungai cukup keruh dan sedikit bau busuk.
Titik sampling 3 terletak di Bener, Sleman (dekat SMA Negeri 2 Yogyakarta). Keadaan sungai kotor, dan bau busuk karena banyak rumah warga yang mengalirkan limbahnya ke sungai tersebut. Selain itu, ada pula aktivitas warga seperti memancing, mandi, hingga buang air. Aliran sungai cukup deras karena permukaannya berupa turunan, sedikit sekali pepohonan dan sungai tidak berkanopi.
Titik sampling 4 terletak di Serangan, Yogyakarta (dekat SMA Negeri 1 Yogyakarta), tepatnya di bawah Jembatan Serangan. Aliran sungai berada sangat dekat dengan pemukiman penduduk, air yang tenang terlihat jernih, substratnya berwarna gelap. Pada tepi sungai ditumbuhi oleh tanaman liar seperti bayam. Disepanjang badan sungai tersebut terlihat banyak tumpukan sampah rumah tangga, seperti sisa-sisa bahan makanan, bungkus plastik, dan banyak pipa saluran pembuangan yang dialirkan menuju badan sungai tersebut.
Titik sampling 5 terletak di dekat Pasar Niten, Bantul. Substrat dalam sungai cukup beragam, terdapat banyak sampah di tepian tapi masyarakat rajin membersihkan, “Saat kami tiba di lokasi tersebut, kami melihat warga sedang bergotong royong membersihkan sungai. Positifnya adalah sungai menjadi bersih, mencegah terjadinya banjir. Namun, saat warga masuk ke dalam sungai dan permukaan sungai menjadi keruh, maka macroozoobenthos yang terdapat di dalamnya menjadi sulit ditemukan.” sambung Nu’man salah satu anggota KSE.
Titik sampling 6 terletak di Sumberharjo, Bambanglipuro, Bantul. Lokasi sampling terletak di lingkungan pertanian padi dan tebu serta perkampungan. Sekeliling sungai dipenuhi oleh vegetasi bambu. Air sungai berwarna keabu-abuan hingga hijau tua dan berbau menyengat karena masyarakat sekitar membuang sampah ke sungai tersebut. Substrat sungai tertutupi oleh kain dan perkakas halus rumah tangga lainnya. Ditemukan banyak gundukan sampah di pinggir sungai, bahkan ada juga yang membuang bekas penyembelihan ayam di aliran sungai tersebut.
Titik sampling 7 terletak di bawah jembatan Pantai Samas. Lokasi sampling didominasi oleh substrat lumpur dan sedikit bebatuan, dengan arus aliran sungai yang sangat tenang. Sungai cukup dalam karena aliran sungai tersebut di bagian hilir, kedalaman mencapai 100 cm. Sungai tidak berkanopi dan air berwarna hijau.
Pengambilan sampel dimulai pukul 10.00-14.00 WIB dilakukan di 5 segmen dari hilir ke hulu pada tiap wilayah titik sampling. Pada tiap segmen, sampling dilakukan selama 1 menit. Sebelum melakukan pengambilan sampel, dilakukan pengukuran parameter lingkungan, seperti kedalaman dan lebar sungai, debit air, kecepatan arus, topografi sungai, koordinat sungai. Sampling dilakukan dengan menggunakan aquatik net, pemilihan serangga air dan macrozoobenthos menggunakan alat nampan dan kuas, magnifying bila diperlukan. Penyimpanan sampel sementara di dalam botol flakon yang diisi dengan formalin secukupnya dan diberi label untuk tiap-tiap segmen titik sampling.
“Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk banyak pihak, untuk KSE sendiri bisa memperdalam keilmuan tentang serangga air dan metode-metode sampling yang digunakan, untuk komunitas Sungai Winongo DIY bisa terbantu dalam mengontrol kualitas sungai, dan data yang diperoleh bisa digunakan oleh masyarakat luas.” tanggapan Putri, salah satu anggota KSE dalam kegiatan ini.
Serangga air dan macrozoobenthos hasil sampling tersebut dikumpulkan kemudian diidentifikasi. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun, yaitu pada musim kemarau dan musim penghujan.
“Terimakasih untuk Komunitas Sungai Winongo yang telah menawarkan kegiatan dalam bentuk kerja sama ini. Kegiatan yang sangat bermanfaat untuk kami, semoga selanjutnya bisa terus terjalin silaturahmi,” ucap Amelia koordinator kegiatan KSE river project. (amp2013)
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman sumber daya alam yang tinggi. Salah satunya adalah anggrek, kurang lebih 5.000 spesies anggrek dapat ditemukan di Indonesia, bahkan jenis anggrek spesies atau anggrek alam terbanyak di dunia berada di Indonesia. Namun, dengan adanya fragmentasi habitat, illegal logging, dan aktivitas perusakan tentu akan sebanding dengan tingkat kepunahan spesies anggrek.
Dalam kesempatan ini, Biology Orchid Study Club (BiOSC) fakultas Biologi UGM bekerjasama dengan Perhimpunan Anggrek Indonesia(PAI)Propinsi DIY mengadakan kegiatan bertajuk “Biogama Orchids Week untuk peringatanLustrum XII Fakultas Biologi UGM. Tema yang diangkat adalah Pelestarian Anggrek Indonesia dan Potensi Agribisnisnya. Biogama Orchids Week terdiri dari 3 rangkaian yaitu pelatihan budidaya,lomba fotografi, dan seminar anggrek.
Pelatihan Budidaya Anggrek (PBA) dilaksanakan selama lima hari, mulai tanggal 7-11 September 2015 dengan jumlah peserta 16 orang. PBA dilaksanakan dengan kuliah, praktikum, dan diskusi. Kuliah dilakukan pada 7 dan 8 September dengan enam materi. Sedangkan praktikum dilakukan selama dua hari (9 dan 10 September), dan pada hari kelima (11 September) dilakukan post test hasil pelatihan dan diskusi umum tentang materi peranggrekan, meskipun diskusi juga dilakukan disela-sela kegiatan perkuliahan maupun praktikum.
Perkuliahan anggrek hari pertama maupun kedua disampaikan oleh tiga pemateri dan bahan yang berbeda. Sebelum dilakukan perkuliahan, peserta diwajibkan untuk mengikuti pre testuntuk mengetahui sejauh mana peserta memahami dunia peranggrekan. Materi pertama disampaikan oleh Dr. Endang Semiarti, M.S. M.Sc. yang bertema “Pengenalan Anggrek dan Pembuatan Hibrida Anggrek”. Materi kedua dengan tema “Perbanyakan Vegetatif Konvensional dan Perawatan Tanaman Anggrek” oleh Hj. Sri Suprih Lestari. “Budidaya Anggrek Botolan” merupakan materi ketiga yang disampaikan oleh Dr.rer.nat. Ari Indrianto, SU.
Pada hari kedua perkuliahan dilanjutkan dengan kuliah keempat dengan tema “Penanaman Aggrek dari Botol ke Community Pot (Compot)” oleh Bapak Dharmesta Adhiwira, S.P.. Materi kelima oleh Ir. Achmad Bahrum, M.P. Dengan tema “Faktor Lingkungan dan Agroklimat untuk Pemeliharaan Anggrek”. Dan materi terakhir oleh Ir. Kadarso, M.P. yang bertema “Prospek Agribisnis Anggrek”.
Selanjutnya, hari ketiga dan keempat, pelatihan dilanjutkan dengan praktikum di laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM. Selama 2 hari dilakukan empat acara praktikum, diantaranya pembuatan medium, perkecambahan biji, overplanting, dan compoting. Peserta dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda, masing-masing melakukan praktikum dengan shift setiap 2 jam sesuai matrik acara yang telah ditentukan oleh instruktur.
Hari ketiga, kelompok pertama berada di laboratorium Bioteknologi (lab. bawah) untuk praktikum compotingdan yang kedua di laboratorium Bioteknologi atas untuk pembuatan medium, untuk selanjutnya dirolling. Pada hari keempat, praktikum dilanjutkan dengan perkecambahan biji dan overplanting. Penutupan PBA dilaksanakan pada hari kelima dengan kegiatan berupapost test, diskusi umum, pembagian sertifikat, kesan pesan peserta, doa, dan ditutup dengan foto bersama.
Dari sekian rangkaian acara yang dilaksanakan, Biogama Orchids Week ditutup dengan Seminar Nasional Anggrek pada Sabtu, 12 September2015. Kegiatan Seminar Anggrek dilaksanakan di Auditorium Fakultas Biologi UGM. Dengan dihadiri oleh tiga pembicara, yaitu Ir. Aminudin Aziz, MM. (Kasubdit Budidaya Tanaman Pot dan Lansekap, Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura Kementerian Pertanian RI) dengan tema “Kebijakan Pemerintah dalam Pelestarian dan Pengembangan Anggrek Indonesia sebagai Komoditas Unggul”. Pembicara kedua adalah Dr. Endang Semiarti, M.S. M.Sc., Dosen dan Peneliti Fakultas Biologi UGM dengan tema “Perkembangan Penelitian Bioteknologi Anggrek”. Pembicara ke tiga, Ir. Joko As’ad, Direktur Pemasaran PT. Eka Karya Graha Flora dengan tema “Perkembangan dan Prospek Agribisnis Anggrek”. Acara dibuka dengan menyaksikan pameran foto-foto anggrek hasil lomba foto oleh peserta, pengumuman pemenang lomba fotografi anggrek dilaksanakan pada akhir acara seminar anggrek. Kegiatan Biogama Orchids Week ditutup secara resmi oleh Dekan Fakultas Biologi UGM.