• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Kurikulum by research
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Pengabdian kepada Masyarakat
  • hal. 29
Arsip:

Pengabdian kepada Masyarakat

KOLABORASI UGM DAN KOMUNITAS PASAR NDELIK DALAM MENINGKATKAN NILAI EKONOMI MAKANAN TRADISIONAL DENGAN PEWARNA DAN KEMASAN ALAMI

Pengabdian kepada MasyarakatRilis Berita Jumat, 2 November 2018

IMG_0968
IMG_1022
IMG_1050
IMG_1079
IMG_1039
IMG_1052
IMG_1092

Yogyakarta, daerah yang identik dengan produk “ndeso”, baik berupa kebudayaan maupun kuliner telah menarik hati wisatawan untuk senantiasa singgah dan menikmati kelembutan nuansa temaram yang romantis. Selain kekhasan nuansanya, Yogyakarta juga menyimpan banyak potensi makanan tradisional, sebut saja bakpia, gudeg, gebleg, dan masih banyak lagi. Terlebih saat ini makanan tradisional mulai menunjukkan kembali tajinya di dunia kuliner, seperti banyaknya tempat wisata yang berkolaborasi dengan warga setempat untuk mengangkat kearifan lokal berupa penampilan karya seni maupun makanan tradisional.

Salah satu contoh tempat wisata yang cukup kondang yaitu Pasar Ndhelik, Puri Mataram yang ada di daerah Sleman. Di Pasar Ndhelik, tiap minggunya diadakan proses transaksi menggunakan Pandel yang menggantikan fungsi fisik uang. Pandel yang sudah didapatkan dapat ditukarkan dengan berbagai jajanan khas yang tersedia di Pasar Ndhelik, seperti Pecel, Nasi Biru, Jenang Gendhul, dan berbagai jenis minuman. Dengan potensi yang tersedia untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, maka Lisna Hidayati, M.Biotech., dosen Fakultas Biologi UGM dan timnya melakukan kegiatan pengabdian berupa Pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan tema Pengembangan Produk Pangan Tradisional Alami dengan Teknologi Tepat Guna untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Kampung Flory. Kegiatan ini dilaksanakan berkelanjutan mulai dari 05 Agustus 2018 hingga nanti 18 November 2018 dengan target komunitas penjual di Pasar Ndhelik.

Dibantu oleh KMP Pascasarjana Fakultas Biologi UGM, kegiatan pelatihan TTG ini sudah menginjak agenda kelimanya pada hari Jumat tanggal 2 November 2018. Kegiatan ini diawali dengan pematerian dari Aries Bagus Sasongko, M.Biotech dan Lisna Hidayati, M. Biotech. yang membagikan wawasannya mengenai Budidaya Tanaman Pangan dan Pewarna Makanan Alami. Penggunaan pewarna alami memang lebih rumit dan memakan biaya produksi yang tinggi, namun dengan penggunaan pewarna alami dapat memberikan warna yang lebih lembut dan meningkatkan aroma makanan. “Selain warna yang lebih ramah mata, penggunaan pewarna alami juga dapat meningkatkan harga jual makanan karena para penjual dapat menambahkan informasi tersebut, sehingga konsumen akan lebih percaya untuk mencicipi makanan yang dijual.” ujar Bagus.

Materi kedua yang disampaikan yaitu Kalori dalam Makanan yang disampaikan oleh Woro Anindito Sri Tunjung, Ph.D. untuk meningkatkan minat konsumen dalam mengunjungi Pasar Ndhelik. “Pencantuman jumlah kalori dalam makanan sudah menjadi tren di luar negeri terkait dengan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap diet. Jadi, tidak hanya label halal saja yang perlu diperhatikan.” ujar Luthfi Nurhidayat sebagai Fasilitator. Diskusi mulai berjalan menarik saat ibu-ibu peserta diminta untuk menghitung Body Mass Index (BMI) untuk menentukan kategori indeks massa tubuhnya, apakah termasuk ideal atau jauh dari ideal. Selain diskusi mengenai BMI, Woro juga menambahkan perhitungan tentang berbagai kalori yang tersedia dalam makanan tiap 100 gram. Dengan demikian, diharapkan ibu-ibu peserta dapat memberikan informasi tambahan ke konsumen berupa jumlah porsi yang disarankan untuk dimakan. Sehingga, tidak hanya makanan saja yang ditawarkan di Pasar Ndhelik, namun konsumen juga akan merasa diperhatikan dalam mempertimbangkan jenis makanan yang akan dimakan.

Pematerian dilanjutkan oleh Dr. Ir. Supriyadi dan Dwi Larasatie Nur Fibri, S.T.P., M.Sc., Ph.D dari FTP UGM yang menyampaikan subyek mengenai Kemasan Alami. Pemberian materi ini ditujukan untuk menekan penggunaan plastik dalam proses jual beli makanan di Pasar Ndhelik sekaligus memberikan kesadaran kepada ibu-ibu peserta mengenai manfaat penggunaan kemasan alami dibandingkan kemasan plastik. Pasar Ndhelik, yang memang menjual makanan tradisional dan keramahannya memang sangat cocok untuk mengaplikasikan kemasan alami ini. Penggunaan daun jati, pisang, dan waru sudah banyak diteliti dan memberikan hasil yang menjanjikan sebagai kemasan alami. Walaupun kemasan ini kurang praktis, namun penggunaan kemasan alami dapat meningkatkan pula daya tahan makanan secara alami dan pada akhirnya akan berimplikasi pada meningkatnya harga jual makanan.

Pelatihan ditutup dengan foto bersama. Salah satu peserta, Mariyatin, mengungkapkan bahwa dirinya sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini. “Banyak sekali manfaat yang saya peroleh selama pelatihan ini. Selain bagaimana menambahkan berbagai jenis pewarna alami yang tidak merubah rasa, saya juga dapat mengerti bagaimana proses pengemasan dan perhitungan kalori dalam makanan. Sehingga nanti saat bertemu dengan konsumen, bisa bilang kalau makanan ini tidak membuat gemuk.” ujarnya.

Pendampingan Wirausaha Anggrek untuk mewujudkan Kemandirian Dusun Banyunganti sebagai Desa Wisata di Kulon Progo

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Kamis, 11 Oktober 2018

Pada hari Selasa, 9 Oktober 2018, Dosen beserta mahasiswa Fakultas Biologi dan Fakultas Pertanian UGM, kembali mengadakan kegiatan Pelatihan dalam rangka Pengabdian kepada Masyarakat berbasis Teknologi Tepat Guna di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo. Pelatihan Wirausaha Anggrek dan Pembuatan souvenir, diikuti oleh 22 orang ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Tani Wanita (KWT) Anggrek Banyunganti. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 10.00 sampai 15.00 WIB, bertempat di rumah kepala Dusun, Bapak Sutarman. Acara dibuka dengan semangat oleh MC, Oktaviana Herawati, S.Si, alumni Fakultas Biologi UGM. Diawali kata sambutan dari Ketua Tim Pengabdian Masyarakat berbasis TTG Anggrek Kulon Progo Fakultas Biologi UGM, Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc, yang menegaskan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan kegiatan kita bersama untuk dapat menggali potensi-potensi yang ada di Dusun Banyunganti yang telah terkenal dengan Ekowisata Taman Sungai Mudalnya, untuk dapat dikembangkan sebagai Desa Mandiri di Kulon Progo.

Pemilihan lokasi kegiatan sebagai tempat dilaksanakan pengabdian masyarakat, bukan tanpa alasan dikarenakan kawasan tersebut sedang dikembangkan menjadi kawasan Sentra Wisata Anggrek Kabupaten Kulon Progo. Kawasan Banyunganti sendiri merupakan daerah yang memiliki jenis tanaman anggrek lokal khas Kulon Progo. Anggrek lokal menjadi salah satu potensi besar daerah yang harus dikembangkan agar dapat menjadi pendapatan lebih bagi masyarakat. Perlu adanya fokus dari masyarakat dalam berbisnis untuk menambah pendapatan bagi masyarakat. Hal itulah yang menjadi topik yang disampaikan oleh narasumber dalam kegiatan ini yaitu Dr. Ir. Aziz Purwantoro, M.Sc. dari Fakultas Pertanian UGM. Beliau selaku penggiat bisnis, memberikan tips dan trik dalam membangun usaha bisnis dengan melihat potensi kawasan Banyunganti yang dapat diangkat. Dapat berupa membuat souvenir khas daerah tersebut atau makanan khas yang dapat menarik minat wisatawan. Beliau juga menekankan tentang pentingnya berinovasi dalam membangun suatu usaha.
Semangat dan antusias yang begitu besar terpancar dari raut wajah para peserta. Kegiatan kali ini dikemas sangat menarik dengan mengajak seluruh peserta untuk belajar melukis hijab cantik bermotif bunga anggrek. Tidak hanya itu saja, pembuatan bros dan gantungan kunci dari bunga anggrek asli dengan pelapisan resin yang sangat menarik juga turut mewarnai rangkaian acara yang belangsung kurang lebih 4 jam tersebut. Semua hasil karya peserta dapat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan dan tentunya hal ini menjadi harapan besar kita bersama agar lewat kegiatan ini, masyarakat menjadi lebih terpacu untuk bereksplorasi, mengembangkan kemampuan, dan memacu diri agar dapat membuat usaha mandiri untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.


“Saya sangat senang dengan kegiatan ini, semoga kegiatan ini sering-sering dilakukan agar kami dapat menambah ilmu untuk membuat kerajinan dari tanaman anggrek” ucap ibu Partinah.
Ibu Endang dan seluruh anggota Tim Pengabdian TTG Anggrek yang tidak lain ialah mahasiswa S1 dan S2 Fakultas Biologi UGM juga turut mengambil bagian bersama peserta membuat aneka

kerajinan tangan. Bu Endang berpesan agar lewat kegiatan ini, masyarakat Banyunganti dapat melihat peluang yang baik dalam berbisnis untuk meningkatkan potensi daerahnya sebagai Sentra Wisata Anggrek khas Kulon Progo.
Di akhir kegiatan, Pak Sutarman mengajak seluruh peserta dan Tim Pengabdian berfoto bersama dan menutup rangkaian kegiatan pada hari ini dengan sangat meriah yaitu bersama-sama meneriakkan “Bela Kulon Progo, “Beli Kulon Progo”!!!. (Zulwanis/KMP F. Biologi UGM)

Slide 4
Slide 1
Slide 2
Slide 3

 

Pendampingan Masyarakat Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo dalam kegiatan Pelatihan Intensif Kultur Jaringan Anggrek Skala Rumah Tangga dengan Teknologi Tepat Guna

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Kamis, 4 Oktober 2018

Selasa, 2 Oktober 2018 telah dilaksanakan pelatihan lanjutan mengenai kultur jaringan anggrek skala rumah tangga yaitu tentang pembuatan medium tumbuh anggrek dengan komposis sederhana yang dapat dilakukan di rumah. Kegiatan ini terlaksana atas permintaan masyarakat Dusun Banyunganti yang ingin belajar lebih lanjut mengenai teknik kultur jaringan anggrek skala rumah tangga dan ingin mempraktekannya nanti di rumah masing-masing. Pelatihan diberikan melalui pendampingan secara langsung kepada masyarakat untuk membuat medium pertumbuhan anggrek.

Pelatihan dimulai pukul 14.30 WIB, acara dibuka dan dipandu oleh Oktaviana Herawati, seorang puteri daerah Kabupaten Kulon Progo, yang juga anggota Tim Pengabdian kepada Masyarakat berbasis Teknologi Tepat Guna Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada  dengan Ketua Pelaksana Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. Acara pelatihan meliputi praktek langsung, sharing tentang anggrek dan pembahasan kembali mengenai materi yang pernah disampaikan sebelumnya. Kegiatan praktik pembuatan medium diawali dengan pencucian botol yang akan digunakan sebagai tempat medium, dilanjutkan dengan peracikan komponen medium, perebusan medium, penuangan medium ke dalam botol dan sterilisasi medium. Semua proses dilakukan secara sederhana dan dapat dipraktikan kembali dengan mudah oleh masyarakat. Proses sterilisasi medium memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga selama menunggu acara diisi dengan pembahasan serta praktik mengenai cara perawatan anggrek dan menyilang bunga anggrek/polinasi. Selain itu diisi dengan sharing mengenai berbagai jenis anggrek yang dapat dikembangkan di Dusun Banyunganti dan juga harapan mereka mengenai pembudidayaan anggrek di Dusun Banyunganti. Setelah proses sterilisasi selesai medium diangkat dan  diinkubasi untuk digunakan selanjutnya.

Masyarakat sangat antusias dengan pelatihan/pendampingan yang diberikan tersebut, ditandai dengan banyaknya pertanyaan selama praktik serta keinginan mereka untuk diadakan pendambingan selanjutnya. Kegiatan pelatihan ditutup dengan berdoa bersama. Semoga dengan terlaksananya acara ini dapat meningkatkan ketertarikan serta kepedulian masyarakat untuk mengembangkan anggrek dan menjadikan Dusun Banyunganti sebagai Pusat Anggrek di Kabupaten Kulon Progo. Mari kobarkan semangat melestarikan Anggrek Asli Kulon Progo. ( oktaviana herawati).

 

 

Fakultas Biologi Kenalkan Menejemen Pemanenan dan Pemasaran Labu Susu Serta Monitoring Dan Evaluasi Di Desa Madurejo, Prambanan, Yogyakarta

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Jumat, 28 September 2018

Tim dari Fakultas Biologi UGM yang diwakili oleh Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc selaku ketua tim dan dekan Fakultas Biologi UGM beserta tim Gama Melon menggelar penyuluhan dan pelatihan menejemen pemanenan dan pemasaran labu susu serta monitoring dan evaluasi (MONEV) di Dusun Kebondalem, Desa Madurejo. Program ini merupakan tindak lanjut Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis Penerapaan Teknologi Tepat Guna Labu Susu. Tujuan pelatihan ini yaitu untuk mengenalkan cara memenejemen pemanenan dan pemasaran Labu Susu agar dapat meningkatkan perekonomian masarakat dan lolos seleksi pasar.

MONEV dilakukan oleh LPPM pada tanggal 20 September 2018 untuk mengetahui kelancaran Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis Penerapaan Teknologi Tepat Guna Labu Susu yang sedang dilakukan. Pelatihan dilakukan pada hari Minggu, 23 September 2018. Pelatihan ini dihadiri oleh Petani, Ketua Tani dan perwakilan Kelompok Wanita Tani dan PKK Dusun Kebondalem. Dalam kesempatan ini, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. memaparkan tentang cara memenejemen pemanenan dan pemasaran agar hasil yang didapatkan lolos dalam seleksi pasar modren. Menurut Dr. Budi, labu susu ini memiliki harga jual yang tinggi jika di jual ke pasaran (Carrefour) tetapi untuk pemasarannya sendiri diperlukan SOP. Labu susu yang siap panen warnanya kecoklatan dan pangkal buahnya sudah kering. Labu susu yang lolos seleksi pasar hanya yang berbentuk seperti gitar / buah pir (dumbbell), untuk labu susu yang bentuk nya seperti leher angsa, membulat dan paprika tidak lolos seleksi pasar namun bisa diolah menjadi bahan pangan seperti mie, cup cake, bolu, dll. Beberapa teori genetika dasar juga dipaparkan kepada masyarakat agar dapat diterapkan dilapangan.

Pelatihan menejemen pemanenan dan pemasaran labu susu ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat terutama dari Ketua Kelompok Tani Desa Madurejo. “Saya sebagai ketua kelompok tani di desa ini dan secara pribadi sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kedatangan tim dari Fakultas Biologi UGM ke desa kami guna mengajarkan cara memenejemen pemanenan dan pemasaran Labu susu. Semoga dengan adanya pelatihan ini masyarakat bisa terbantu dan insyaallah kami dengan senang hati membantu dan menerapkan program yang telah dilaksanakan. Kami mengucapkan banyak sekali terima kasih kepada Bapak Budi yang selalu membersamai kami” papar Maryanto selaku ketua Kelompok Tani Desa Dusun Kebondalem, Desa Madurejo.

Pelatihan Budidaya Anggrek Menggunakan Sistem Aeroponik dan Hidroponik

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Senin, 6 Agustus 2018

Jum’at, 03 Agustus 2018, telah dilaksanakan Pelatihan Budidaya Anggrek menggunakan sistem Aeroponik-Hidroponik bagi masyarakat Dusun Banyunganti, Jatimulyo, Kulon Progo, D.I.Yogyakarta bertempat di Taman Anggrek Titi Orchid jl. Boyong, Tebonan, (jl. alternatif ke Kaliurang) Pakem, Sleman, Yogyakarta. Pelatihan tersebut merupakan hasil kerjasama antara Tim Pengabdian Masyarakat TTG Anggrek Dusun Banyunganti, Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada dengan panitia Festival Anggrek Vanda tricolor 2018 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) D.I.Yogyakarta. Narasumber Pelatihan adalah Ir. Kadarso, M.S. Wakil Dekan Fakultas Pertanian Universitas Janabadra Yogyakarta sekaligus pakar sistem penanaman Aeroponik-Hidroponik anggrek, dibantu 2 orang mahasiswa dari Universitas Janabadra Yogyakarta. Pelatihan ini  merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian acara Festival Anggrek Vanda tricolor 2018 yang terbuka untuk umum.

Pelatihan dimulai pukul 09.00 WIB, acara dibuka oleh Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc.  dilanjutkan dengan pematerian oleh Ir. Kadarso, M.S.. Materi yang disampaikan meliputi cara budidaya anggrek dengan sistem aeroponik dan hidroponik yang dapat dilakukan pada jenis tanaman anggrek Dendrobium, Grammatophyllum, Cattleya dan Phalaenopsis. Kemudian dijelaskan mengenai alat dan bahan yang diperlukan, yaitu bibit tanaman anggrek, arang kayu, larutan pupuk, talang air plastik, lem paralon, kain flanel, pot plastik ukuran 10 cm dan lain-lain. Masyarakat juga dijelaskan mengenai cara pengenceran pupuk, penanaman tanaman anggrek dan prosedur pemeliharaan anggrek terkait penempatan tanaman pada lingkungan tumbuh yang benar, pengkabutan air dan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit pada tanaman anggrek. Setelah pematerian selesai, masyarakat  diajak untuk mempraktikkan secara langsung pembuatan instalasi penanaman anggrek secara aeroponik dan hidroponik yang dipandu langsung oleh Ir. Kadarso, M.S. Selain itu masyarakat juga diberikan pemahaman bahwa dengan menggunakan teknik ini akan mempermudah dalam perawatan anggrek, lebih efisien dan juga lebih murah sehingga diharapkan masyarakat mampu merawat anggrek dengan lebih baik.

Sebanyak 83 orang peserta termasuk diantaranya 30 orang rombongan petani anggrek Dusun Banyunganti, Desa Jati Mulyo, Kulon Progo binaan Tim Pengabdian kepada masyarakat UGM berbasis TTG-Fakultas Biologi UGM sangat antusias mengikuti pelatihan yang diberikan, ditandai dengan banyaknya pertanyaan selama pematerian dan praktik. Kegiatan pelatihan ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada peserta pelatihan dan dilanjutkan dengan foto bersama peserta pelatihan. Para peserta membawa pulang rangkaian anggrek hidrophonik yang sudah dibuat untuk dirawat dan dikembangkan di rumah/daerah  masing-masing. Semoga dengan terlaksananya acara ini dapat membuka wawasan masyarakat mengenai budidaya anggrek dengan sistem aeroponik dan hidroponik yang kemudian dapat menghilangkan pandangan bahwa membudidayan anggrek itu susah dan dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. (Oktaviana Herawati)

Fakultas Biologi persembahkan Gama Melon kepada 4 Menteri dan Gubernur Jawa Tengah

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 14 Agustus 2017

Hikapel_untuk_meneteri_gb4Pada 12 Agustus 2017, dalam rangka HUT RI ke-72 Universitas Gadjah Mada mengadakan acara dialog kebangsaan oleh Teraskita yang bertajuk “Refleksi 72 Tahun Indonesia Merdeka: Kerja Bersama untuk Kejayaan Indonesia” yang dihadiri dan diisi oleh Budi Karya Sumadi (Menteri Perhubungan RI), Basuki Hadimoeljono (Menteri PU & PR RI), Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri RI), Mardiasmo (Wakil Menteri Keuangan RI), dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah). Kegiatan dilaksakana di Balairung, Kantor Pusat UGM dari pukul 12.00 – 15.00 WIB.

Hikapel_untuk_meneteri_gb1Dalam jamuan makan siang, Fakultas Biologi melalui tim riset Gama Melon diberikan kehormatan untuk dapat menyajikan melon hasil penelitian Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM kepada tamu undangan, para Menteri, serta Gubernur Jawa Tengah yang juga sekaligus ketua KAGAMA. Varian melon yang disajikan yaitu melon kultivar Hikapel, hasil riset dari tahun 2014 – 2017 melalui Hibah RISPRO-LPDP oleh Kementerian Keuangan. Melon Hikapel memiliki keunikan tersendiri yaitu dari aroma wangi yang dikeluarkan serta ukurannya yang mungil atau mini, selain tentunya memiliki rasa yang manis, segar, dan tekstur daging buah yang crispy. Saat ini pemasaran Hikapel telah berhasil tembus beberapa pasar/ritel modern namun masih dengan kapasitas yang sangat terbatas. Selain melon Hikapel, Gama Melon juga memperlihatkan hasil riset melon lainnya sebagai display yaitu melon kultivar Melona, Meloni, dan Melonia. Keseluruhan kultivar tersebut dipersiapkan untuk menggantikan kultivar Hikapel nantinya dalam pemasaran produk.

Hikapel_untuk_meneteri_gb2Para tamu undangan yang mencicipi melon Hikapel mengakui keunikan dan kualitas rasa buahnya yang berbeda dari melon pada umumnya, bahkan secara khusus pada akhir acara Dekan Fakultas Biologi UGM (Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.) yang juga sekaligus sebagai ketua peneliti Gama Melon diberikan kesempatan untuk menyerahkan oleh-oleh/buah tangan berupa melon Hikapel langsung kepada jajaran Menteri dan Gubernur. Melalui akun twitter pribadi Gubernur Jawa Tengah (@ganjarpranowo), memberikan apresiasi dengan mem-posting proses penyerahan buah tangan tersebut dengan caption “melon dari Fakultas Biologi UGM”. Postingan tersebut direspon langsung oleh akun twitter resmi Gama Melon (@GamaMelon) yang menyatakan “Terima kasih atas apresiasinya, menjadikan kami semakin semangat untuk berkarya dan siap untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung melon Indonesia”.

Tahun ke-6 Peran Serta Fakultas UGM Biologi Dalam Ekspedisi NKRI: tahun 2017 Koridor Papua Bagian Selatan

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 24 Juli 2017

Foto bersama antara Menko PMK dengan peserta Ekspedisi NKRI 2017
Dosen Fakultas Biologi UGM memaparkan hasil ekspedisi 2011-2016 kepada Menko PMK
Dosen Fakultas Biologi UGM memaparkan hasil ekspedisi 2011-2016 kepada Menko PMK

Fakultas Biologi UGM dari tahun ke tahun berkomitmen tinggi dalam kegiatan Ekpedisi NKRI. Sejak tahun 2012 Fakultas Biologi bergabung dengan Ekspedisi yang diprakarsai oleh Kopassus TNI AD yang saat itu bernama Ekspedisi Khatulistiwa. Ekspedisi berubah namanya menjadi Ekspedisi NKRI sejak tahun 2013 hingga saat ini. Tahun ini kegiatan Ekspedisi NKRI mengambil lokasi di wilayah Papua Bagian Selatan.

Pada tahun 2017, kegiatan Ekspedisi telah diawali dengan sosialisasi kegiatan hingga perekrutan peserta sejak bulan Mei 2017. Kegiatan terbagi dalam beberapa tahap. Saat ini kegiatan berada pada fase awal yaitu pembekalan dan pemberangkatan peserta pada bulan Juli 2017.

Ekspedisi NKRI 2017 memiliki tujuan untuk mendata dan meneliti segala potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, mendorong peningkatan kesejahteraan sosial, menumbuhkan cinta tanah air, meningkatkan pertahanan keamanan nasional, membangkitkan kesadaran bela negara dan wawasan kebangsaan, memberikan teladan kepada masyarakat untuk menjaga untuk menjaga kelestarian alam serta meningkatkan akses perhubungan, komunikasi dan perekonomian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan Ekspedisi NKRI 2017 dijadwalkan mulai tanggal 3 Agustus sampai dengan 22 November 2017. Seluruh peserta telah mendapatkan pembekalan dan pelatihan, baik fisik maupun mental, baik secara teori maupun praktek serta simulasi dan aplikasi di daerah latihan Pusdiklatpassus di Batujajar dan Situlembang.

Staf Fakultas Biologi UGM yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut adalah Rury Eprilurahman, M.Sc (Tim Flora Fauna bagian Fauna) dan Dr. Ratna Susandarini, M.Sc. (Tim Flora Fauna bagian Flora). Pembekalan dilaksanakan pada tanggal 18-20 Juli 2017 di Pusdikpassus Batujajar, Jawa Barat. Peserta dibekali tata cara koleksi spesimen tumbuhan dan hewan baik dari menemukan, menangkap hingga proses pengawetan. Selain itu peserta juga diberika ketrampilan dalam mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan dan hewan di Papua.

Setelah pembekalan, pada tanggal 21 Juli 2017 dilaksanakan upacara pelepasan peserta ekspedisi ke lokasi masing-masing yaitu di wilayah Asmat, Mindiptana, Mappi, Tanah Merah dan Merauke. Kegiatan tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan  (PMK) sebagai Inspektur Upacara. Secara resmi  tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017 telah dilepas di Lapangan Hitam Pusdikpassus Batujajar dan diberangkatkan pada hari Senin, 24 Juli 2017 menggunakan KRI Teluk Bintuni.

Sebagai bagian dari rangkaian upacara pelepasan peserta Ekspedisi NKRI 2017, juga diselenggarakan pameran hasil kegiatan dan display perlengkapan ekspedisi. Dalam kesempatan tersebut, Tenaga Ahli bidang Flora dan Fauna dari Fakultas Biologi UGM berperan memaparkan secara ringkas kepada Menko PMK mengenai hasil atau temuan penting dari 6 ekspedisi yang telah berlangsung dari tahun 2011 hingga 2016.

Menteri PMK menyampaikan bahwa Ekspedisi NKRI kali ini memiliki peran dan arti strategis sebagai bukti kehadiran Pemerintah bagi rakyat terutama di daerah tertinggal dan terdepan. Kelima lokasi terpilih tersebut berbatasan langsung dengan   dua negara tetangga yaitu Papua Nugini dan Australia. Puan Maharani juga menyampaikan bahwa dengan diselenggarakannya Ekspedisi NKRI Koridor Papua bagian selatan yang puncak acaranya direncanakan di Merauke pada tanggal 28 Oktober 2017 mendatang maka sudah lengkap pelaksanaan Ekspedisi NKRI mulai dari Sabang (2011) sampai Merauke (2017). Upacara pelepasan juga dihadiri oleh Danjen Kopassus, Wakasal, Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI YP. Sembiring, Pejabat Eselon I Kementrian Lembaga, Bupati Mappi, Bupati Merauke, Bupati Boven Digoel, Para Rektor Perguruan Tinggi dan para pejabat TNI dan Polri.(Rur/Rat)

Perpaduan Masyarakat dan Akademisi dalam konservasi anggrek berbasis ESD di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kec. Girimulyo, Kulon Progo, D.I Yogyakarta

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 29 Mei 2017

Anggrek adalah tanaman hias yang sangat diminati oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomi tinggi, akan tetapi belum banyak yang dapat membudidayakanya. Hal inilah yang medorong Tim dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) khususnya Fakultas Biologi dan Fakultas Pertanian yang diketuai Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. yang tergabung dalam Tim ‘Hibah Pengabdian kepada masyarakat berbasis ESD’ untuk melakukan sosialisasi serta pelatihan tentang budidaya anggrek kepada masyarakat di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I.Yogyakarta yang bertempat di rumah Bapak Sutarman Kepala Dusun Banyunganti pada  hari Jum’at 5 Mei 2017 dan hari Rabu 24 Mei 2017.

Kegiatan yang dilakukan di Dusun Banyunganti berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, D.I.Yogyakarta Sebagai Usaha Konservasi Anggrek Alam Secara in situ dan ex situ berbasis Education for Sustainable Development (ESD)‘’.  Kegiatan sosialisasi dan pelatihan dibuka oleh Ibu Dr. Endang Semiarti sebagai pakar atau ahli di bidang anggrek dengan memberikan penjelasan mengenai budidaya anggrek secara konvensional. Selanjutnya dilakukan praktek budidaya secara konvensional oleh masyarakat dusun Banyunganti yang didampingi oleh mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang tergabung dalam Kelompok Biology Orchid Study Club (BiOSC). Kegiatan yang dilakukan tidak hanya sebatas pada pelatihan budidaya secara konvensional namun juga akan dilakukan pelatihan budidaya secara in vitro skala rumah tangga, pelatihan kewirusahaan dan pelatihan IT untuk pembuatan website ekowisata anggrek Dusun Banyunganti.

Kegiatan ini dilatarbelakangi dengan adanya potensi yang sangat besar di kawasan Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo yang belum dikembangkan yaitu, banyaknya tanaman anggrek yang secara alami tumbuh liar di pekarangan penduduk maupun di hutan. Masyarakat tidak menyadari bahwa anggrek-anggrek tersebut merupakan plasma nutfah yang sangat berharga bagi daerahnya dan beberapa diantaranya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sehingga tanaman anggrek tersebut harus dijaga keberadaannya jangan sampai punah. Beberapa tanaman anggrek yang bernilai ekonomi tinggi dapat dibudidayakan untuk menambah pendapatan (income) keluarga. Selama ini masyarakat menganggap beberapa tanaman anggrek disekitar mereka hanyalah tanaman liar, dan tidak memiliki nilai ekonomi. Bahkan kawasan Kulon Progo memilki anggrek khas yang belum diketahui oleh masyarakat, yaitu jenis anggrek Dendrobium capra dan Coelogyne speciosa. Hal ini menjadi suatu alasan yang sangat penting untuk memasyarakatkan anggrek-anggrek Kulon Progo di daerah (habitat) aslinya. Kondisi masyarakat yang umumnya petani, sangat mendukung keberhasilan realisasi pembudidayaan anggrek dikarenakan masyarakat sudah terbiasa dengan budidaya tanaman. Kemudian latar belakang lainnya, dalam mendukung program pemerintah daerah untuk membangun bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di kawasan Kulon Progo, pengembangan kawasan banyunganti sebagai tempat budidaya anggrek diharapkan bisa menjadi destinasi wisata. Sebab, dengan adanya bandara didaerah tersebut akan mempermudah mobilitas dengan akses jalan yang semakin baik dan dekat dengan pusat kota.

Kegiatan sosialiasi budidaya tanaman anggrek kepada masyarakat tersebut sebelumnya sudah mendapat respon yang positif dari banyak instansi. Beberapa instansi diantaranya seperti  Pemerintahan Desa Banyunganti, Dinas Pariwisata Kulon Progo, Perhutani, Pokdarwis, Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) Provinsi DIY, Fakultas Biologi UGM, serta Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini didanai oleh Universitas Gadjah Mada dengan hibah program Implementasi ESD dalam masyarakat bertema Konservasi Biodiversitas dengan kategori ESD Masyarakat tahun 2017 yang dikelola oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM. Sutarman-Kepala Dusun Banyunganti mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan diharapkan mampu meningkatkan kreativitas dan keindahan di dusun banyunganti.

Kerja sama yang telah terjalin dengan baik antar semua pihak dalam kegiatan ini semoga dapat terus berlanjut dan berkembang. Sehingga impian untuk menjadikan kawasan Banyunganti menjadi Sentra Tanaman Anggrek di Kabupaten Kulon Progo dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang sebelumnya belum pernah ada dapat terwujud dan UGM sebagai center of excellence (CoE) Anggrek akan terus mendukung keberlanjutan dari program ini. [MFSidiq/BiOSC].

Fakultas Biologi UGM Memberikan Penyuluhan dan Pelatihan Program Aplikasi Tepat Guna (TTG) pada Kambing Bligon untuk Peternak di Dusun Wanabrata DIY

Pengabdian kepada Masyarakat Rabu, 24 Mei 2017

Penyuluhan_Kambing_Bligon_untuk_Peternak_WanabrataPada hari Sabtu (13 Mei 2017), Fakultas Biologi UGM memberikan penyuluhan dan pelatihan aplikasi Teknologi Tepat Guna (TTG) pada Kambing Bligon utuk puluhan peternak kambing di Dusun Wanabrata, Desa Tuksono, Sentolo, Kulon Progo DIY. Penyuluhan tersebut dilaksanakan sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat oleh Fakultas Biologi UGM dengan harapan bahwa warga memiliki pengetahuan terkait teknik dan pengembangan budidaya kambing Bligon agar didapatkan kambing yang memiliki sifat unggul untuk meningkatkan kesejahteraan peternak. Program TTG Bligon ini diinisiasi oleh dosen Fakultas Biologi UGM, yaitu bapak Dr. Slamet Widianto, M.Sc. sebagai ketua dan bapak Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc. sebagai anggota.

Bapak Dr. Slamet Widianto, M.Sc. dalam penyuluhan tersebut menyampaikan kepada warga mengenai rencana dan manfaat program TTG Bligon ini dilaksanakan di dusun Wanabrata. Penyampaian tersebut dilengkapi oleh pemaparan dari bapak Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc., yang  menjelaskan persilangan dari kambing Bligon agar warga faham sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh indukan yang disilangkan hingga didapatkan anakan berupa Kambing Bligon Super yang memiliki kualitas unggul seperti daging yang banyak, perawakan kambing yang bagus dan produksi susu yang melimpah.

Salah satu peternak di desa Wanabrata, bapak Puji menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua tim dari Fakultas Biologi UGM yang telah memberikan hibah dan kepercayaan kepada peternak di desa Wanabrata untuk melaksanakan program TTG mengenai pemuliaan hewan ternak Kambing Bligon.

“Setelah mengikuti penyuluhan, kami minimal tahu bagaimana cara untuk mengembangkan pembibitan kambing yang baik. Kami berharap agar kedepannya akan terus diadakan pembinaan dan pendampingan untuk keterlanjutan program TTG ini dan semoga melalui penyuluhan tersebut menjadi salah satu motivasi kami untuk mengembangkan hasil ternak yang lebih maksimal lagi” ucap bapak Puji.

Melalui program TTG ini, Fakultas Biologi UGM berharap agar kedepannya Desa Tuksono dapat dijadikan sebagai Pusat Peternakan Kambing Bligon Super, terkait potensi Desa Tuksono yang mendukung peternakan Kambing karena berada di daerah pegunungan dan memiliki sumber daya alam yang mendukung pertumbuhan Kambing.

Fakultas Biologi Memberikan Pelatihan Budidaya Kelengkeng Warga Gunungkidul

Pengabdian kepada Masyarakat Kamis, 18 Mei 2017

Puluhan warga Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul mengikuti pelatihan budidaya Kelengkeng Super Sleman. Dalam pelatihan yang diselenggarakan Fakultas Biologi UGM, 11 Mei 2017 di Desa Kemadang ini warga dibekali pengetahuan terkait teknik dan pengembangan budidaya Kelengkeng Super Sleman.

Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc., dalam kesempatan tersebut menyampaikan harapan besar kedepan warga Desa Kemadang dapat mengembangkan Kelengkeng Super Sleman. Bahkan, menjadikan buah ini menjadi salah satu produk unggulan di Kabupaten Gunungkidul sehingga dapat meningkatkan potensi agro wisata di kawasan tersebut.

“Kami berharap masyarakat Kemadang bisa membudidayakan Kelengkeng Super Sleman ini dengan baik dan menjadikannya salah satu produk unggulan Gunungkidul,”harapnya.

Sementara itu, Dr. Purnomo, M.S., staf pengajar Fakultas Biologi UGM, menyampaikan kelengkeng merupakan tanaman yang memiliki beragam karakter dan varietas. Umumnya, kelengkeng yang dibudidayakan adalah varietas kelengkeng diamond river, kelengkeng aroma durian atau mata naga, kelengkeng itah, kelengkeng jenderal, kelengkeng kristalin, dan masih banyak lainnya.

“Masing-masing kelengkeng tersebut memiliki keunggulan,”jelasnya.

Demikian pula dengan Kelengkeng Super Sleman yang dikembangkan oleh Yusuf Suleman, SIP, salah satu staf Fakultas Biologi UGM. Kelengkeng jenis ini memiliki sejumlah kelebihan salah satunya mudah dalam perawatannya. Perawatan yang dilakukan cukup sederhana, seperti mebersihkan gulma, penyiraman dua kali sehari, dan pemupukan satu minggu sekali.

“Kendala yang biasa dihadapi adalah hama kupu-kupu dan belalang,” kata Yusuf.

Yusuf menyebutkan dalam waktu tiga tahun Kelengkeng Super Sleman sudah mampu menghasilkan buah. Buah yang terbentuk biasanya berkisar antara 80-90 persen dari total bunga. Sementara produksi buah umumnya berlangsung selama tiga bulan.
Kelengkeng Super Sleman memiliki karakteristik daging buah yang lebih tebal dan rasa lebih manis. Selain itu, kelengkeng jenis ini tidak begitu terpengaruh terhadap musim.

“Tidak kenal musim, musim kemarau atau penghujan tidak mengubah rasa buah,”jelasnya.

Kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang merupakan pelaksanaan program hibah desa dan diketuai Soenarwan Hery Poerwanto S.Si., M.Kes., ini mendapatkan sambutan positif dari warga setempat. Para warga terlihat sangat antusias berdiskusi terkait cara budidaya Kelengkeng Super Sleman.

Ketua Kelompok Tani Desa Kemadang, Suwarno, mengungkapkan ketertarikannya untuk melakukan budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman. Dia juga berencana untuk menamam di kawasan bukit karst Kemadang.

“Jika kelengkeng ini berhasil ditanam di sini, kami ingin ada pengembangan lagi,”ujarnya.(Humas UGM/Ika)

1…27282930

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Madrasah Aliyah Sayang Ibu NTB Kunjungi Laboratorium Struktur dan Perkembangan Hewan Fakultas Biologi, UGM
  • Mahasiswi Double Degree Program Doktor Fakultas Biologi UGM, Tiara Putri, Raih Beasiswa DAAD-STIBET
  • Akademisi UGM Berbagi Praktik Restorasi Ekologis dan Adaptasi Modul Pembelajaran dalam Kelas Internasional “Live From The Field”
  • PkM-MBKM Fakultas Biologi UGM 2025: Sosialisasi Pengolahan Sampah Organik dan Pengenalan Biobriket Berbahan Dasar Limbah Organik Bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati dan Kelompok Tani Tunas Jaya, Dusun Kebondalem, Desa Madurejo, Prambanan, Sleman
  • Prof. Purnomo Tutup 43 Tahun Masa Bakti sebagai Dosen di Fakultas Biologi melalui Seminar Purnatugas
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan
  • Izin Penelitian Skripsi/Tesis/Disertasi

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY