Yogyakarta (23/09). Suatu hal yang menjadi perhatian penting bagi Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah melaksanakan tugas Tri Dharma perguruan tinggi, yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, secara seimbang. UGM terus melebarkan sayapnya melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan berbagai aspek baik akademik maupun non akademik, salah satunya yaitu pengembangan bisnis berbasis penelitian. Tahun ini UGM berkolaborasi dengan Selandia Baru di bidang pertanian dan peternakan yang melibatkan Fakultas Biologi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk mengembangkan komoditas buah ekspor unggula. Salah satu komoditas buah yang menjadi sasaran objeknya adalah melon.
Sebagai follow up dari perjanjian kerja sama tersebut, Dr. Budi Setiadi Daryono, peneliti melon UGM, menggerakkan timnya untuk melakukan penanaman melon ‘Gama Melon Red’ dan ‘Gama Melon Green’ sekitar dua bulan yang lalu dan akhirnya pada September minggu ke-IV sebanyak …… ton melon berhasil dipanen. “Buah melon ‘Gama Melon Red’ dan ‘Gama Melon Green’ merupakan produk baru dari Laboratorium Genetika Fakultas Biologi UGM, hasil kerja sama dengan New Zealan. Melon ini memiliki rasa yang manis (13-16 brix) dengan daging buah berwarna jingga/orange dan hijau. Tekstur dagingnya sangat renyah dengan berat tiap buahnya berkisar antara 1 – 2,5 kg. Melon ‘Gama Melon Red’ dan ‘Gama Melon Green’ memiliki daya simpan sekitar 10 sampai 20 hari. Kadar vitamin A dan C yang tinggi menjadikan melon ini sebagai buah yang menyehatkan untuk dikonsumsi” ungkap Budi.
Hasil panen melon tersebut siap dipasarkan di Indonesia dan ke luar negeri sebagai komoditas buah ekspor unggulan. Negara yang menjadi sasaran ekspor buah ini meliputi Jepang, Singapura, Qatar, Bahrain, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya. (Dewi)