Indonesia merupakan Negara megabiodiversitas yang kaya akan berbagai jenis hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme. Disisi lain pencemaran lingkungan semakin luas terjadi. Pencemaran lingkungan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup, sehingga akan berdampak pula pada habitat makhluk hidup, sehingga diperlukan suatu usaha perbaikan kuailtas lingkungan untuk menyangga kekayaan keanekaragaman makhluk hidup agar tetap lestari dan terhindar dari kepunahan. Menanggapi hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Biologi UGM mengadakan Seminar Nasional yang mengangkat topik Bioteknologi sebagai Sarana Optimalisasi Biodiversitas Nusantara untuk Mengatasi Penurunan Kualitas Lingkungan, pada hari Sabtu, (24/3) bertempat di Ruang Seminar Fakultas Biologi UGM.
Key note speakers pada acara tersebut adalah Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng, Ph.D, selaku Ketua Program Bioteknologi Pasca Sarjana UGM dan Drs. Bambang Darmodjo, M.S., Kepala Balai Taman Nasional Meru Betiri , Jember, Jawa Timur. Acara yang disajikan dalam bentuk talk show tersebut dihadiri oleh sekitar 100 orang peserta dari berbagai elemen, antara lain pelajar, guru, mahasiswa, dosen, pemerintah, maupun masyarakat umum.
Drs. Bambang menjelaskan bahwa Taman Nasional merupakan kawasan yang memiliki peranan penting untuk menjaga kelestarian alam. ”Pengelolaan Taman Nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (KSDAHE), sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1990”, jelas beliau. Drs. Bambang juga memberi contoh tentang beberapa kegiatan pengelolaan KSDAHE di Taman Nasional Meru Betiri Jember, antara lain Pengelolaan Penyu, Banteng, Rafflesia, Penangkaran Rusa dan berbagai kegiatan lainnya.
Sementara, Ir. Irfan mengemukakan topik berjudul bioteknologi untuk remediasi lingkungan tercemar akibat kegiatan pertambangan logam. Ir. Irfan mengatakan bahwa kegiatan penambangan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. “Salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah penggunaan logam berat dalam proses penambangan”, papar beliau. Salah satu usaha untuk memperbaiki lingkungan yang tercemar adalah dengan usaha bioremidiasi menggunakan bakteri dan atau tanaman. “Beberapa jenis bakteri memiliki kemampuan untuk mentransformasi logam berat, sehingga logam menjadi tidak terlalu bahaya dilingkungan, begitu pula beberapa jenis tanaman mampu menghilangkan bahan pencemar yang terdapat di dalam tanah”, imbuh beliau. Ir. Irfan juga memberi contoh rekayasa genetika pada tanaman Arabidopsis sehingga tanaman tersebut dapat menurunkan kadar pencemaran raksa (Hg).
I Gede Angga Pramudita, ketua panitia penyelenggara, berharap agar kegiatan seminar nasional tersebut dapat membuka cakrawala tentang pentingnya pengembangan penelitian biologi & bioteknologi untuk menjaga kelestarian alam. “Dengan adanya seminar nasional ini, semakin menunjukan bahwa terdapat banyak prospek di bidang biologi”, papar Angga. Hal senada disampaikan oleh Ketua BEM Biologi UGM, Akbar Reza, yang berharap agar melalui seminar tersebut masyarakat maupun kaum akademisi dapat lebih peka terhadap permasalahan lingkungan dan dapat menularkan semangat kepada sesama agar dapat melakukan tindakan konkret untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. (ardh)