Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1439 H. Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Biologi UGM berkesempatan untuk melakukan kegiatan silaturrahim dan buka puasa bersama dengan anak-anak Panti Asuhan Al-Islam Yogyakarta pada hari Jumat, 1 Juni 2018. Acara ini dapat terselenggara berkat adanya dana hasil penggalangan bersama serta bantuan dari Fakultas Biologi UGM. Acara dimulai dengan lantunan syahdu ayat suci Al-quran yang dibawakan oleh Nur Afifah, dan kemudian dilanjutkan dengan laporan ketua panitia Sdri. Nurul Fitri. Tak henti sampai disana acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh ketua yayasan Al-Islam bapak KH. Muslikhin. Selalu bersyukur. Kalimat itu selalu menjadi ditekankan oleh sosok paruh baya ini. Bahwa kita harus selalu bersyukur dengan apa yang telah kita dapatkan, dan menguatkan semangat menolong saudara-saudara yang kurang beruntung. Oprah Winfrey pernah mengatakan “bersyukurlah atas apa yang anda miliki: anda akan berakhir sengan memiliki lebih banyak. Jika anda berkonsentrasi pada apa yang tidak anda miliki, anda tidak akan pernah memiliki rasa cukup”. Acara kemudian dibuka dengan resmi oleh Ketua KMP yang pada kesempatan kali ini diwakilkan oleh Sdri. Yuli Setiawati.
Setelah acara resmi dibuka, rangkaian dilanjutkan dengan tausiah oleh Ust. Mulyanto, S. Pd, M. Psi. Dalam kesempatan kali ini beliau menyampaikan jikalau yang paling sulit ketika kita memutuskan untuk berjalan di jalan Allah SWT ialah keteguhan untuk istiqomah. Akan selalu banyak duri onak dalam mempertahankan keistiqomahan di jalan Allah SWT. Mengutip salah satu ayat Al-Qur’an yang artinya “apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan: “kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (QS. Al-Ankabut: 2–3). Keseruan sore itu kemudian dilanjutkan dengan games ceria bersama seluruh anak panti asuhan Al-Islam. Sebanyak 18 orang anak kala itu mendapatkan bingkisan doorprize yang telah disiapkan oleh panitia.
Setelah adzan maghrib berkumandang, takjil beserta kurma pun dihidangkan. Terlihat kelegaan, asa dan kebahagiaan di wajah semua orangkala itu. Setelah bersantap hidangan buka puasa, acara dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjamaaah yang dipimpin oleh KH. Muslikhin. Menjelang penghujung acara penampilan ciamik Yopi Haryandi, Siti Eliza, dan Yani yang menyanyikan dua buah lagu semakin menghangatkan suasana. Acara kemudian diakhiri dengan berfoto bersama dengan segenap anak-anak panti, KH. Muslikhin dan istri serta seluruh pengurus KMP periode 2018. Kegiatan kami lanjutkan dengan membagikan makanan makanan kepada pemulung dan tukang becak saat jalan pulang ke rumah masing-masing. Sungguh, betapa melegakan melihat senyum yang terlukis di wajah mereka sepanjang acara ini. Merupakan pengalaman yang penuh haru dan emosional. Berharap waktu pertemuan yang singkat tersebut berhasil menorehkan kenangan yang dalam dihati mereka.
Rilis Berita
Kompetensi laboran merupakan hal yang penting untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan dan Penelitian di laboratorium. Salah satu kompetensi yang dibutuhkan laboran, terutama di bidang struktur dan perkembangan hewan, adalah pembuatan sediaan hewan, baik jaringan maupun embrio. Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan melihat adanya potensi yang dimiliki berupa peralatan yang relatif lengkap sehingga peningkatan kompetensi laboran mutlak diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan peralatan tersebut. Hal tersebut mendorong Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan mengirim salah satu laboran untuk mengikuti pelatihan pembuatan sediaan jaringan hewan dan embrio hewan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan Hewan Fakultas Biologi UGM.
Pelatihan tersebut dilaksanakan selama 4 hari pada tanggal 1-4 Mei 2018. Pembuatan sediaan jaringan hewan, yang dilakukan selama pelatihan, menggunakan metode paraffin. Materi dan praktek yang diberikan pada metode ini meliputi prosedur necropsy dan fiksasi organ; prosedur washing, dehidrasi, infiltrasi paraffin dan embedding; prosedur sectioning; serta prosedur pewarnaan sediaan menggunakan pewarna Hematoxylin Eosin dan pewarna MAF. Pembuatan sediaan embrio, yang menjadi materi pelatihan, adalah pembuatan sediaan whole mount embrio ayam yang meliputi prosedur pengambilan dan fiksasi embrio ayam, serta pewarnaan embrio ayam. Peserta pelatihan juga diberi pengayaan pengetahuan tentang kemikalia yang umum atau rutin diperlukan untuk pembuatan sediaan jaringan hewan maupun embrio hewan. Peserta pelatihan diharapakan dapat mengaplikasikan apa yang telah didapatkan selama pelatihan setelah kembali ke Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.
Otolith merupakan struktur yang mengandung kalsum dan terdapat pada telinga dalam, terutama pada bagian yang disebut dengan apparatus vestibularis. Apparatus vestibularis merupakan organ keseimbangan dan otolith merupakan bagian yang vital untuk mendukung fungsi tersebut. Otolith pada ikan ternyata juga mampu memberikan informasi yang sangat penting terkait dengan umur dan siklus hidupnya. Otolith juga mampu menggambarkan kondisi perairan yang menjadi tempat hidup ikan maupun tempat singgah selama ikan bermigrasi.
Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan Palembang mulai melihat potensi penelitian otolith ikan untuk mempelajari siklus hidupnya. Kerja sama dengan salah satu institusi pendanaan riset dari jepang mendorong balai riset di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan RI ini untuk megembangkan riset tentang otolith ikan ini. Hal tersebut menjadi alasan Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan Palembang mengirim salah satu staff nya bernama Vipen Adiansyah untuk mengikuti pelatihan Pembuatan, Pengamatan dan Analisis Otolith Ikan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan Hewan Fakultas Biologi UGM.
Pelatihan tersebut dilaksakan pada tanggal 21-25 Mei 2018. Materi pelatihan meliputi prosedur pembedahan dan pengambilan otolith; prosedur pembuatan sediaan otolith; metode pewarnaan sediaan otolith; Teknik pengamatan dan pengambilan gambar otolith; serta teknik editing gambar dan analisis otolith menggunakan software image J.
Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1439 H, Formasigen (Forum Mahasiswa Peneliti Genetika) mengadakan acara Buka Puasa Bersama yang dihadiri oleh kurang lebih 92 anggota dari keluarga besar Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Mei 2018 bertempat di Bali Ndeso Kampung Flory yang ada di Kabupaten Sleman. Acara Buka Puasa Bersama dibuka dengan sambutan oleh Kepala Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM, Dra. Tuty Arisuryanti M.Sc., Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa acara Buka Puasa Bersama ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah untuk berkumpul dan mempererat tali silaturahmi antar peneliti di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan.
Acara Buka Puasa Bersama diisi dengan kegiatan sholat berjamaah, makan bersama, serta hiburan. Bapak Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. beserta istri dan Mas Gunawan (salah satu peneliti di Lab. Genetika) turut menyumbangkan lagu dalam acara Buka Bersama tersebut membuat acara Buka Bersama semakin hangat. Acara ditutup dengan foto bersama oleh seluruh peserta Buka Puasa Bersama.
Hunian yang sehat selain menjaga agar masyarakat tidak terjangkit penyakit, juga dapat memberikan rasa nyaman kepada masyarakat. Tentu hal ini tidak dapat terwujud tanpa adanya keterlibatan masyarakat secara langsung untuk bersama-sama dan bekerja sama. Untuk mewujudkannya, Fakultas Biologi UGM melalui program pengabdian kepada masyarakat memberikan sosialisasi kepada puluhan masyarakat di Dusun Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Dengan mengusung tema “Ecohealth Village: Desa sehat bebas nyamuk berbasis Education for Sustainable Development”, Tim Fakultas Biologi yang dipimpin oleh Bapak Soenarwan Hery Purwanto, M.Kes. bersama dengan mahasiswa Fakultas Biologi menyampaikan sosialisasi melalui pendekatan yang koprehensif untuk mewujudkan pemukiman yang sehat.
Bertempat di Kantor Dusun Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, masyarakat mendapatkan pemaparan terkait nyamuk dan pengendaliannya oleh Dr. Hari Purwanto, M.P., pengenalan tanaman anti nyamuk oleh Dr. Woro Anindito Sri Tunjung, M.Sc., pengenalan dan pembuatan insektisida organik oleh Ibu Dwi Umi Siswanti, M.Sc., dan aplikasi hidroponik dan tabulampot oleh Dr. Suharyanto. Selain diisi materi oleh tim dosen Fakultas Biologi UGM, kegiatan ini juga menghadirkan Ibu Endah Suwarni Setyowati yang menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah dan lingkungan di kampung wisata sukunan. Setelah pemaparan terkait pengalaman beliau dalam menyulap sampah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis, sampah dapur menjadi pupuk kompos, dan kampanye pola hidup sehat, Ibu Endah juga secara langsung memberikan pelatihan secara langsung dalam membuat kerajinan yang berbahan dari sampah anorganik. Acara diakhiri dengan pemberian tanaman antinyamuk yaitu Lavender sp. dan Zodiak sp. kepada setiap peserta kader jumantik dan Kelompok Wanita Tani.
Harapan dari Pak Soenarwan Hery Poerwanto : Kegiatan akan dilakaukan berkesinambungan untuk mewujdkan program ini yang meliputi tiga aspek pilar Education for Sustainable Development yang saling berkaitan yaitu aspek sosial/pemberdayaan masyarakat, aspek lingkungan dan peningkatan ekonomi yaitu keterlibatan masyarakat terutama Juru Pemantau Jentik dan Kelompok Tani Wanita dalam mewujudkan program penataan lingkungan bebas nyamuk dan pemanfatan lahan sempit untuk penanaman sayuran, TOGA termasuk tanaman anti nyamuk, pemanfatan limbah plastik dan kaleng untuk kerajinan.
Sumber dana kegiatannya : Fakultas Biologi dan Kemenristek DIKTI tahun 2018
Nyamuk memiliki peran yang sangat besar dalam kesehatan manusia mulai dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Filariasis (Kaki Gajah), Chikungunya, Zika serta Japanese Encephalitis. Berdasarkan hal tersebut nyamuk juga sering disebut sebagai pembawa (Vektor) penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di D.I Yogyakarta, sehingga menjadikan daerah endemis. Pada awal tahun 2017 insiden Penyakit DBD tertinggi terjadi pada Kabupaten Sleman yaitu di Kecamatan Depok. Tahun 2018 Bulan Maret terjadi kembali sekitar 33 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sleman.
Desa Caturtunggal merupakan daerah endemis Demam berdarah Dengue (DBD) yang menjadi pusat perhatian medis diperlukan solutif yang kreatif seperti pembentukan Program ECOHELATH VILLAGE berbasis ESD (Education for Sutainable Development). Program ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap biologi nyamuk, karakter pembawa penyakit dan cara pengendaliannya. Program pengendalian nyamuk termasuk menghilangkan tempat perindukan dengan prinsip ESD yang melibatkan masyarakat untuk berperan aktif melalui pola hidup sehat dan penatan lingkungan termasuk penanaman TOGA, sayuran dan tanaman antinyamuk untuk memberi manfaat dari aspek ekonomi. Selain itu, program ini bertujuan untuk mewujudkan desa percontohan dengan “Desa Sehat Bebas Vektor Nyamuk Berbasis ESD”.
Acara tersebut di laksanakan pada Hari Sabtu, tanggal 26 Mei 2018 di Balai Dusun Mrican, Desa Caturtunggal Kec. Depok Kab. Sleman. Acara ini diawali sambutan dari Desa Catur Tunggal yang disampaikan oleh Bapak Sumarji Kepala Dusun Mrican, dan Giyantolin sebagai Ketua Tim PKM Pengabdian mengenai gambaran umum, maksud dan tujuan Program Ecohaelth Village, kemudian diisi oleh Dosen Fakultas Biologi UGM yaitu Bapak Soenarwan Hery Purwanto, S.Si., M.Kes mengenai Biologi Nyamuk dan Peranannya, Ibu Dila Hening Widyaraini, M.Sc. mengenai karakteristik tempat Perindukan Nyamuk dan Pengendaliannya, Ibu Setyowati, SKM dari Puskesmas Kecamatan Depok mengenai Penyakit Tropis Bersumber Nyamuk dan Pengobatannya.
Program ECOHEALTH VILLAGE yang merupakan kegiatan pendampingan dan sosialisasi serta penyuluhan berbasis Education For Sustainable Development pada vektor nyamuk ini dilakukan untuk mencegah serta mengendalikan dari vektor nyamuk. Program ini diharapkan dapat menciptakan desa sehat bebas dari vektor nyamuk, dengan meningkatkan pengetahuan para kader Jumantik (Juru Pengamatan Jentik) dan Kelompok Wanita Tani di Desa Caturtunggal Depok, Kabupaten Sleman. Selain itu, kegiatan yang dilakukan oleh tim dari Fakultas Biologi ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada warga desa pentingnya pengetahuan tentang biologi nyamuk dan penyebab faktor lainnya. Dengan demikian, maka terciptanya pembelajaran berbasis Education For Sustainable Development di bidang kesehatan terutama nyamuk dan terciptanya ECOHEALTH VILLAGE sebagai desa sehat bebas dari vektor nyamuk serta mengurangi dan mencegah penyakit yang disebabkan terutama DBD, Malaria, Penyakit Kuning dan Filariasis dapat terwujud.
Sebagai kegiatan follow-up dari kegiatan Budidaya Kelengkeng Super Sleman yang telah dilakukan pada tahun 2017 lalu, Fakultas Biologi kembali menggelar sosialisasi di Desa Binaan Kemadang, Gunungkidul Yogyakarta. Bertemakan Pengembangan Budidaya Kelengkeng Lokal Unggul dalam Pengembangan Daerah Wisata Agri Bahari, kegiatan yang merupakan salah satu rangkaian dari program hibah Desa Binaan yang dinaungi oleh Direktorat Pengabdian Kepada Masyararakat Universitas Gadjah Mada ini dilakukan pada Kamis (24/5) lalu. Tahun ini adalah tahun kedua Fakultas Biologi kembali berkesempatan untuk menjadikan Desa Kemadang menjadi desa binaan dengan bertemakan budidaya kelengkeng. Dibersamai oleh pakar dari Kelengkeng Super Sleman (KSS), Yusuf Sulaiman, S.I.P, beliau mengatakan “Tahun kemarin sudah dilakukan penanaman kelengkeng lokal unggul ini dan saatnya sekarang berbagi ilmu mengenai teknik perawatannya agar kelengkeng yang ditanam dapat sesuai harapan bersama.”
Kelengkeng Super Sleman adalah salah satu produk unggul yang ditawarkan kepada masyarakat Desa Kemadang dalam rangka menjadikan desa tersebut menjadi desa agro-bahari nantinya. Adapun keunggulan dari kelengkeng ini yaitu dapat berbuah dalam usia 1,5 tahun, dapat ditanam di dalam pot, tidak bergantung musim untuk berbuah, buah sangat lebat dan sangat manis, tentunya daging buahnya sangat tebal dengan biji kecil. Kelengkeng ini sudah diinisiasi sebelumnya di Desa Gejayan dan sudah membuahkan hasil di desa tersebut, sehingga diharapkan Desa Kemadang juga mampu mengembangkannya untuk menunjang perekonomian warga.
Kegiatan ini dihadiri oleh 18 peserta dari berbagai kelompok tani di desa tersebut dengan dihadiri oleh petinggi Desa Kemadang, H. Sutono beserta tiga narasumber utama yaitu Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc yang menyampaikan materi mengenai “One Village One Product”, Dr. Purnomo, M. S. yang menyampaikan materi mengenai “Asal Mula Cabang dan Bunga Kelengkeng” , dan Yusuf Sulaiman, S.I.P sebagai pakar kelengkeng KSS ini sekaligus menyampaikan materinya tentang “Aplikasi Teknologi Rekayasa Budidaya Buah Tanpa Tergantung Musim”.
Program hibah yang diketuai oleh Soenarwan Hery Poerwanto., S.Si., M.Kes. ini berjalan lancar dimulai pukul 08.45 WIB dan ditutup pada pukul 11.00 WIB dengan dilanjutkan praktek penghormonan pohon Kelengkeng di rumah salah satu warga yang hadir sekaligus serah terima beberapa botol hormon NPK yang dipakai dalam perawatan kelengkeng dari pelaksana hibah kepada warga yang turut hadir.
“Praktek ini bertujuan agar warga mengerti secara langsung bagaimana teknik penghormonan yang benar. Pohonnya sudah berumur satu tahun sehingga diharapkan setelah ditambahkan hormon pembuahan ini, pohon dapat segera berbuah dan hasilnya dapat langsung terlihat oleh warga. Harapannya dari kegiatan ini setelah berhasil dapat menunjang perekonomian warga dengan membangun desa agro-bahari di Kemadang ini” ujar Soenarwan Hery Poerwanto., S.Si., M.Kes pada Kamis (24/5) lalu.
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki biodiversitas yang tinggi, termasuk tanaman labu atau waluh dari familia Cucurbitaceae yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber bahan pangan. Pengembangan tanaman pangan di Indonesia bertujuan untuk mengatasi masalah krisis pangan yang telah berlangsung lama sebagai dampak akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi di Indonesia terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Salah satu jenis labu yang mulai diminati dan digemari oleh masyarakat adalah Cucurbita moschata ‘Butternut’. Nama awamnya bisa sebut saja labu susu. Buah yang dikenal di luar negeri dengan nama butternut pumpkin ini sedang naik daun. Selain bentuknya unik mirip buah pir (gitar), daging buah yang berwarna oranye itu memiliki rasa manis dengan tekstur lembut. Tak hanya enak, labu susu ini juga baik untuk kesehatan karena mengandung nutrisi yang tinggi seperti serat, vitamin, antioksidan, dan beta karoten. Labu susu ini juga baik digunakan sebagai makanan pendamping ASI untuk bayi, produk olahan seperti kue atau pudding dan dapat dijadikan obat herbal antidiabetes.
Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, dua dosen dari Fakultas Biologi UGM memberikan penyuluhan sekaligus berbagi inspirasi tentang budidaya labu susu pada Kelompok Tani Dusun Kebondalem, Desa Madurejo. Kedua dosen Fakultas Biologi tersebut yaitu Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. yang juga selaku Dekan Fakultas Biologi dan Dr. Purnomo M. S. (dosen Sistematika Tumbuhan). Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan budidaya labu susu yang dilakukan pada hari Sabtu, 26 Mei 2018 di Desa Madurejo ini merupakan salah satu upaya untuk memecahkan permasalahan pangan dan suatu terobosan baru untuk menghasilkan komoditas pertanian dan produk olahan hasil panen yang bisa dijadikan sebagai ikon unggulan desa.
Dalam kesempatan ini pula, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. sebagai ketua Tim Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis Penerapaan Teknologi Tepat Guna memaparkan hasil kerjanya di Kecamatan Prambanan, pentingnya “One Village One Product” sekaligus hasil risetnya tentang pemuliaan tanaman labu susu ini menggunakan teknologi kastrasi polinasi. Menurut Dr. Budi, labu susu ini sangat cocok ditanam di Madurejo. Pangsa pasarnya juga tidak kesulitan.
“Konsumen rata-rata kalangan menengah atas. Harga jualnya tinggi sampai Rp. 70.000, 00 per kilo nya, dalam satu tanaman bisa menghasilkan 3-4 kg. Budidaya labu ini juga sangat menarik untuk dijadikan daya tarik agrowisata. Namun, perlu teknik khusus dalam budidaya nya. Kalau tidak, ya buah yang dihasilkan bermacam-macam ada yang ular, leher angsa, paprika. Nah.. kalau bentuk nya gitu ya tidak bisa masuk pasar seperti Carrefour soalnya seleksi disana ketat jadi harus bentuk gitar semua” kata Dr. Budi.
Dr. Purnomo, M.S. memaparkan tentang jenis dan karakteristik labu secara morfologi “Labu atau waluh itu banyak bentuk dan jenisnya. Ada yang bulat, lonjong, seperti buah pir, dan pipih. Untuk jenis nya bisa dilihat ada Cucurbita maxima, Cucurbita pepo, dan Cucurbita moschata. Nah, untuk labu susu ini sendiri masuk Cucurbita moscahata. Bentuknya unik ya seperti buah pir” ujarnya.
Sosialisasi yang dihadiri kurang lebih 25 orang petani ini cukup berhasil membuat para petani antusias untuk melakukan budidaya labu susu. Dari sosialisasi ini diketahui bahwa petani masih banyak yang belum mengenal tentang labu susu, khasiat, ataupun cara budidaya nya. Selain itu, mereka berharap dapat menanam dan mengolah produk labu susu hasil penelitian Fakultas Biologi UGM ini.
Salah satu anggota kelompok tani Dusun Kebondalem, Romli Jihan, sangat antusias untuk mengembangkan budidaya labu susu ini “Kami sangat tertarik dengan kegiatan ini, semoga dengan adanya bimbingan dari pihak Fakultas Biologi UGM ini kami bisa dapat ilmunya untuk menanam dan selanjutnya bisa tanam sendiri untuk tambah-tambah penghasilan. Bentuk labu nya juga unik, tahan lama pula jadi gak perlu khawatir busuk” pungkasnya.
Minggu (29/04/18), Lab. Bioteknologi Fakultas Biologi UGM, atau yang sebelumnya bernama Lab. Kultur Jaringan Tumbuhan (KJT), mengadakan temu alumni dan reuni laboratorium bagi semua angkatan. Bertempat di Auditorium Fakultas Biologi UGM, acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 20 alumni Lab. Bioteknologi dari berbagai angkatan. Selain sebagai bentuk temu kangen alumni, kegiatan tersebut juga dilakukan untuk mensosialisasikan rencana pemugaran Ex Lab Kultur Jaringan tersebut untuk dibangun menjadi Moeso Suryowinoto Orchid Research Center (MSORC).
Kegiatan reuni Lab. Bioteknologi dibuka dengan sambutan dari Kepala Laboratorium Bioteknologi, Dr.rer.nat. Ari Indrianto, M.S. Sebagai salah satu murid dari Alm. Prof. Moeso Suryowinoto, Dr. Ari menyambut baik para alumni yang hadir serta mengajak para peserta bernostalgia kembali ke jaman mereka kuliah dulu, terutama pada saat melaksanakan penelitian skripsi di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan di bawah bimbingan Alm. Prof. Moeso.
Acara kemudian dilanjutkan dengan perkenalan dan nostalgia dari para alumni. Beberapa alumni yang sangat bersemangat menceritakan pengalamannya yaitu Drs. Krishna Soejitno Seoprapto, M.M dan Prof. Dr. Erny Poedjirahajoe MP. Krishna saat ini bekerja sebagai CEO di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School dan Prof. Dr. Erny saat ini menjadi guru besar di Fakultas Kehutanan UGM. Keduanya pernah menjadi asisten Kultur Jaringan Tumbuhan yang saat itu bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Bawah di depan Gedung A. Di bawah bimbingan Alm. Prof. Moeso, banyak kisah-kisah nostalgik yang dapat menginspirasi alumni-alumni lain yang juga hadir.
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Lab. Bioteknologi di Lantai 3 Gedung A Fakultas Biologi UGM, dan napak tilas Lab. KJT Bawah dan greenhouse yang saat ini digunakan untuk pemeliharan koleksi anggrek Fakultas Biologi UGM. Saat ini kondisi Lab. KJT Bawah sudah tidak fungsional karena infrastruktur dan kondisi gedung yang sudah sangat tua dan rapuh. Oleh karena itu, untuk menghormati Alm. Prof. Ir. Moeso Suryowinoto dan untuk tetap menjaga fungsinya sebagai laboratorium penelitian kultur jaringan anggrek, Fakultas Biologi UGM berencana mendirikan pusat penelitian anggrek yang diberi nama Moeso Suryowinoto Orchid Research Center (MSORC).
Rencana pembangunan gedung MSORC dipaparkan oleh Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. Gedung tersebut akan dijadikan sebagai pusat penelitian Anggrek di Indonesia. Arsitektur gedung MSORC dibuat oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D. putra bungsu dari Alm. Prof. Moeso Suryowinoto. Rancang bangun gedung MSORC terinspirasi dari struktur biji anggrek yang unik. Selain sebagai center of excellence, gedung MSORC juga diharapkan akan menjadi landmark dari UGM, sejalan dengan visi misi Fakultas Biologi UGM yang akan senantiasa melestarikan biodiversitas tropika, termasuk diantaranya anggrek Indonesia. (Matin Nuhamunada)
Guna peningkatan kualitas pendidikan di Perguruan Tinggi di Indonesia, tentu perlu dilakukan peningkatan kualitas dari sumber daya manusianya terlebih dahulu, salah satunya adalah kualitas akademik pendidiknya. Tidak dipungkiri, jenjang pendidikan dari dosen di Perguruan Tinggi turut berkontribusi pada kemajuan institusi. Oleh karena itu, berbagai pihak berupaya untuk dapat mendukung peningkatan tingkat jenjang pendidikan dari Dosen, salah satunya adalah program 5000
Doktor yang berada di bawah payung Kementerian Agama bagi dosen-dosen di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKI) negeri maupun swasta.
Untuk mendukung upaya tersebut, Fakultas Biologi turut mengambil bagian dengan menggandeng Kementerian Agama dengan membuka peluang bagi dosen-dosen PTKI untuk melanjutkan studinya di Prodi S3 Fakultas Biologi UGM. Sebelumnya, Fakultas Biologi UGM telah sukses menyelenggarakan kerjasama dengan Kementerian Agama untuk program S2 bagi guru-guru Madrasah. Program Kerjasama UGM dengan Kemenag khususnya Program Magister (S2) yang pernah dilaksanakan di Fakultas Biologi UGM ini berhasil menghasilkan 77 lulusan Magister Biologi yang sekarang berkiprah sebagai Guru, Kepala Sekolah, Kepala Dinas serta Dosen di PTN dan PTS Namun, kali ini, program Pascasarjana Fakultas Biologi terus melakukan pengembangan sehingga selain menempuh studi di Fakultas Biologi UGM, mahasiswa pascasarjana Biologi bisa
mendapatkan kesempatan untuk menempuh program Dual Degree dengan beberapa universitas partner di Luar Negeri seperti Australia National University, Murdoch University, Australia, dan National Central University, Taiwan.
Rencana kerjasama ini diinisiasi dengan adanya diskusi antara pihak dari Fakultas Biologi UGM yang diwakili secara langsung oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., yang didampingi oleh Wakil Dekan Bidang Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Rina Sri Kasiamdari ,S.Si., Ph.D., dan juga Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama, Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc.. Pada pertemuan yang diadakan pada 21 Mei 2018 yang lalu dan bertempat di Kantor Kementrian Agama Republik Indonesia lantai 7 Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, delegasi dari Fakultas Biologi UGM mendiskusikan terkait Peluang alumni S2 Depag dari Fakultas Biologi UGM untuk memperoleh beasiswa S3 MORA Kemenag dan melanjutkan doktoralnya di Fakultas Biologi UGM dengan Prof. Dr. M. Arskal Salim GP selaku Direktur Perguruan Tinggi Islam, dan juga Bapak Ruchman Basori selaku Kasi Kemahasiswaan Dikti Islam, Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI.