• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • hal. 189
Arsip:

Rilis Berita

Peranan Identifikasi Tanaman dalam Pengembangan Obat Tradisional

Rilis Berita Kamis, 3 Agustus 2017

identifikasi_tumbuhan_obat_gb3Memiliki sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah merupakan kekayaan yang patut dijaga, dilestarikan, dan dimanfaatkan secara bijak. Salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam adalah dengan menggunakannya sebagai obat herbal. Menyadari akan potensi ini, Universitas  Gadjah Mada mengadakan kegiatan Summer Course berjudul  “Indonesian Natural Resources to Improve Quality of Oral Health”. Kegiatan yang dilaksanakan selama 10 hari ini, dari tanggal 2 hingga 12 Agustus 2017, merupakan kegiatan kerjasama dengan main host Fakultas Kedokteran Gigi dengan co-host Fakultas Biologi, Fakultas Farmasi, Fakultas Peternakan, dan Departemen Geologi Fakultas Teknik UGM.  Kegiatan ini dihadiri oleh 13 peserta yang berasal dari Niigata University Jepang, Tokushima University Jepang, Universitas Mahasaraswati Bali dan Universitas Prima Medan yang merupakan mahasiswa S1 Kedokteran Gigi.

identifikasi_tumbuhan_obat_gb2Salah satu materi yang disampaikan pada kegiatan summer course ini adalah pengetahuan terkait identifikasi tumbuhan yang dipaparkan oleh Dr. (cand) Ludmilla dan Dr. (cand) Abdul Razaq Chasani, Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Fakultas Biologi UGM. Pengetahuan dasar terkait identifikasi tanaman obat merupakan pengetahuan awal untuk memanfaatkannya. Beberapa tumbuhan yang memiliki kekerabatan yang lebih dekat cenderung memiliki kandungan bahan alam yang serupa.

identifikasi_tumbuhan_obat_gb1“Saya yakin, dengan menghadiri kegiatan summer course ini, peserta summer course akan dapat memperoleh manfaat dari pemaparan materi dan pemahaman terkait biologi dasar, serta memperluas jejaring”, ujar Wakil Dekan Bidang Aset, Keuangan dan SDM Fakultas Biologi UGM, Dr. Niken Satuti Nur Handayani dalam pembukaannya pada sesi yang diampu oleh Fakultas Biologi UGM. Selain itu, Dr. Niken juga menekankan pada peran penting pendidikan S1 sebagai landasan yang bisa membawa kesuksesan di studi pascasarjana, karir, maupun kehidupan personal kepada para peserta summer course.

identifikasi_tumbuhan_obat_gb4Diluar lingkungan UGM, peserta summer course juga akan mengunjungi BPOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) Kebumen dan Geopark LIPI di Karangsembung Kebumen. Disamping itu, mereka juga akan memperkaya life skills dengan melaksanakan pengabdian masyarakat di Wonokerto Turi, dan di Pundong Bantul dan mengenal budaya khas Yogyakarta, misalnya mengenakan baju tradisional, mengunjungi Borobudur dan menyaksikan Ramayana Ballet di candi Prambanan.

Tim Go Green Fakultas Biologi UGM Kenalkan Jenis-Jenis Tanaman Penghasil Warna Alami Batik di SD Negeri Ngangkrik Sleman

Rilis Berita Senin, 31 Juli 2017

Tim Go Green Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada kembali mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat berbasis “Education for Sustainable Development” di SD Negeri Ngangkrik, Sleman Yogyakarta pada tanggal 28 Juli 2017. Kegiatan ini diikuti oleh siswa – siswi kelas 5 SD Negeri Ngangkrik dan difasilitasi oleh Dosen & Mahasiswa Fakultas Biologi UGM.

Dalam sambutannya, Ketua Tim Go Green, Luthfi Nurhidayat, S.Si., M.Sc. menjelaskan  bahwa kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pengabdian di SD Negeri Ngangkrik Sleman dalam rangka mengenalkan perilaku Go Green kepada anak sejak dini. Luthfi juga menambahkan bahwa “Tema batik diangkat pada kegiatan ini bertujuan untuk mengajak anak-anak untuk melestarikan warisan budaya sekaligus menjaga lingkungan” Pungkas Luthfi.

Lisna Hidayati, M.Biotech, penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa banyak sekali tanaman-tanaman di sekitar kita yang dapat digunakan sebagai pewarna alami batik. “Pada kegiatan ini kami mengenalkan anak – anak  berbagai jenis tanaman serta bagian – bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami kain batik, antara lain daun indigo yang dapat menghasilkan warna biru, kulit buah jelawe yang dapat menghasilkan warna coklat muda dan kulit kayu soga tingi yang menghasilkan warna coklat tua” jelas Lisna.

Kegiatan ini juga melibatkan Dimas Diajeng Sleman 2016, Green Ambassador UGM 2016, serta Hatmoko Batik.  “Anak – anak sangat antusias sekali dalam pematerian ini, dan tentunya mereka menjadi lebih tahu mengenai kelebihan pewarna alami ini yaitu dapat menghasilkan warna yang bagus pada batik tidak kalah dengan pewarna tekstil, serta ramah lingkungan” ujar Sinta Puspita, Diajeng Sleman 2016. Pada kesempatan ini tim Go Green juga menampilkan hasil karya batik yang diberi pewarna alami oleh Hatomoko Batik.

Setelah pengenalan tanaman pewarna alami batik, para siswa – siswi diajak untuk ikut menanam salah satu jenis tanaman penghasil warna alami yaitu tanaman indigo menggunakan simple hydroponics. Kegiatan ini difasilitasi oleh Aries Bagus Sasongko, S.Si., M.Sc. Siswa – siswi sangat antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan tersebut. Kegiatan ini berlangsung dengan lancar dan diakhiri dengan berfoto bersama para siswa – siswi dan guru – guru SD Negeri Ngangkrik  Dengan kegiatan tersebut diharapkan siswa – siswi dapat mengetahui jenis – jenis  tanaman di sekitar mereka yang berpotensi sebagai pewarna alami dan ramah lingkungan.

 

foto pegenalan tanaman untuk batik 3 foto pegenalan tanaman untuk batik 4 foto pegenalan tanaman untuk batik 1 foto pegenalan tanaman untuk batik 2

Kegiatan Pengenalan Pengenalan tanaman berpotensi sebagai pewarna alam untuk batik yang bekerja sama dengan Dimas Diajeng Sleman 2016 dan Green Ambasador UGM 2016.

 

foto pegenalan tanaman untuk batik 5

Hasil Pelatihan Simple Hydroponics siswa

 

foto pegenalan tanaman untuk batik 6

Sesi foto bersama pasca kegiatan pengenalan tanaman berpotensi sebagai pewarna alam untuk batik yang bekerja sama dengan Dimas Diajeng Sleman dan Green Ambasador UGM 2016.

Pererat tali silaturahmi, Fakultas Biologi UGM selenggarakan Halal Bi Halal

Rilis Berita Senin, 10 Juli 2017

Setelah sebulan penuh menjalani ibadah di Bulan Suci Ramadhan dan ditutup dengan Hari Raya Idul Fitri, masyarakat di Indonesia memiliki budaya yang sangat baik dalam mempererat tali silaturahmi, yakni kegiatan Halal Bi Halal. Begitu juga dengan Keluarga Besar Fakultas Biologi UGM yang melaksanakan kegiatan Halal Bi Halal Ruang Auditorium Fakultas Biologi UGM pada kamis lalu (6/7). Kehiatan tahunan ini tidak hanya melibatkan civitas akademika Fakultas Biologi UGM yang masih aktif, namun juga mengundang dosen dan tenaga kependidikan yang purna tugas.

Kegiatan yang dipandu oleh Indra Lesmana, M.Sc. ini dimulai dari pukul 10.00 WIB dengan Gema Wahyu Illahi oleh Arief Muammar, M.Sc. dan dilanjutkan dengan sambutan dari Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., selaku Dekan Fakultas Biologi UGM. Ketua Ketakmiran Masjid Alhayat, Dr. Slamet Widianto, M.Sc., juga menyampaikan rencana pembangunan Masjid Al-Hayat Fakultas Biologi.

Hikmah syawalan yang bertema “Bulan Syawal sebagai Bulan Peningkatan Ketaqwaan setelah Sebulan Berpuasa” disampaikan oleh Ustad Achmad Khudori, Lc. Beliau juga menyampaikan nilai-nilai kedamaian umat beragama dan kaitan antara beberapa ayat Al-Qur’an dengan ilmu Biologi

Kegiatan Halal Bi Halal diakhiri dengan pembacaan doa oleh Ustad Achmad Khudori, Lc.. Belum lengkap kegiatan Halal Bi Halal, Dekan Fakultas Biologi UGM dan jajaran Pengurus Fakultas Biologi, Ketua Senat, civitas akademika Fakultas Biologi UGM dan seluruh tamu undangan satu-persatu saling bersalaman dan bermaaf-maafan. Kemudian, hadirin Halal Bi Halal saling beramah-tamah sembari menikmati sajian yang telah disediakan.

Diseminasi Pakar Neurobiologi dari Idaho, Amerika Serikat

Rilis BeritaSeminar Kamis, 6 Juli 2017

Fakultas Biologi UGM kembali menguatkan jejaring internasionalnya, tidak hanya dengan meningkatkan jumlah kuliah tamu dari partner universitas di luar negeri, namun juga dengan menguatkan kolaborasi pendidikan. Guna mempererat kolaborasi antar institusi, Dr. Richard Luke Daniels dari The College of Idaho, Amerika Serikat, datang ke Fakultas Biologi UGM sebagai tenaga pengajar sukarela asing American – Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). Pakar Neurobiologi dan Biologi Molekular/Selular ini telah tinggal di Indonesia selama 6 bulan, dari 10 Januari – 10 Juli, 2017, dalam program Fulbright Scholar Teaching. Pengalamannya selama beliau tergabung dalam beberapa kegiatan akademik dan hal-hal yang berkesan dalam kehidupannya selama di Indonesia dipaparkan dalam diseminasi yang dilaksanakan pada Rabu lalu (5/7) di Auditorium Fakultas Biologi UGM di hadapan staf dan dosen Fakultas Biologi UGM.

Meskipun hanya bergabung selama kurang lebih satu semester di Fakultas Biologi UGM, Dr. Luke telah berkontribusi dalam proses pembelajaran di Fakultas Biologi UGM dengan mengajar di 20 pertemuan pada beberapa mata kuliah S1 seperti Teknik Biokimia, Biokimia Lanjut, Struktur Perkembangan Hewan, Histologi, Ekofisiologi Hewan, dan Fisiologi Hewan Lanjut serta mata kuliah Biokimia jenjang S2. “Saya juga telah mengisi 10 lokakarya, antara lain adalah 8 lokakarya Bioinformatika untuk dosen-dosen di Fakultas Biologi UGM, 1 lokakarya kepenulisan ilmiah, dan 1 lokakarya Bioinformatika untuk umum”, kata Pria berkebangsaan Amerika serikat ini.

Selain memberi kuliah, Dr. Luke juga membuka kesempatan diskusi kepada Dosen dan mahasiswa Fakultas Biologi UGM dalam penulisan manuskrip ilmiah hingga formulasi proyek penelitian. Disamping itu, beliau juga mengambil 90 jam kelas Bahasa Indonesia di Wisma Bahasa dan melakukan 5 presentasi pada berbagai event di beberapa institusi di UGM maupun diluar UGM seperti di Surya University, UNY, Fulbright SE Asia mid-year conference, dan AMINEF Indonesia PDO.

Dengan ditemani oleh istri, Ailie Marie Daniels, dan kedua anaknya, Kohen Luke Daniels dan Elijah Paul Daniels, Dr. Luke tidak hanya menikmati dinamika akademik di Fakultas Biologi, namun juga memiliki banyak hal yang berkesan, terutama dari perbedaan budaya antara Amerika Serikat dengan Indonesia. “Saya sempat khawatir karena saya akan berada di lingkungan yang berbeda, namun setibanya di Indonesia, saya merasakan keramah-tamahan orang Indonesia dan saya tidak memiliki masalah berarti dalam berkomunikasi”, ucap Dr. Luke tentang kesan pertamanya di Indonesia. Selain itu, Dr. Luke juga mengambil pelajaran dari sepeda motor, alat transportasi yang sangat umum digunakan di Indonesia. Ketika sains mampu mengungkap berbagai fenomena alam dan membawa kita ke dunia yang baru, begitu juga dengan sepeda motor yang bisa membawa kemanapun kita pergi.

Dr. Luke memaparkan bahwa kolaborasi penelitian dengan institusi internasional bisa meningkatkan kebermanfaatan penelitian yang ditunjukkan dengan lebih tingginya sitasi artikel ilmiah yang ditulis oleh penulis dari beberapa institusi di beberapa negara dibandingkan jika hanya ditulis oleh penulis dari institusi lokal. Untuk mewujudkannya, Dr. Luke juga berharap untuk bisa dapat kembali lagi ke Indonesia dan terus menjalin kerjasama dengan Fakultas Biologi UGM.

Mahasiswa UGM ikuti SB7.0 The Seventh International Meeting on Synthetic Biology

Rilis BeritaSeminar Kamis, 22 Juni 2017

Mahasiswa Biologi UGM kembali menunjukkan partisipasinya di tingkat internasiional, Sahal Sabilil Muttaqin (Biologi, 2013) mempresentasikan poster risetnya yang berjudul “Utilization of Synthetic Biology as Indonesia industrial revival effort : Metabolic Engineering  of Carotenoids pathways in Arhrospira maxima” di SB7.0 The Seventh International Meeting on  Synthetic Biology, yang merupakan pertemuan ke 7 para peneliti di bidang biologi sintetis dari seluruh dunia.

Event yang biasanya diselenggarakan 3 tahunan  ini pada tahun 2017 mengambil tempat di National University of Singapore (NUS) Singapura pada tanggal 13-16 Juni 2017, beberapa tahun sebelumnya berada di Hongkong, London, dan Zurich.

SB7.0 mempertemukan lebih dari 100 pembicara tingkat internasional, 220 poster riset terpilih, para pengusaha bioteknologi dari seluruh dunia, dan praktisi bidang sains. Acara yang digelar di University Cultural Centre NUS selama 4 hari ini membahas ide-ide terbaru dalam biologi sintetis dan dampaknya bagi masyarakat, fondasi sains, dan rekayasa, pengaruh biologi sintetis pada perkembangan seni dan ilmu sosial, mengkaji kemungkinan penggunaan biologi sintetis terhadap konservasi dan perlindungan biodiversitas, aplikasi biologi sintetis di bidang medis, penggunaan CRISPR-Cas9 (gene editing), penelitian Yeast 2.0 dan Genome Projects,  keamanan produk hasil rekayasa, sharing berbagai komunitas, dan strategi institusi riset dan negara dalam mengembangkan biologi sintetis.

Menurut Sahal , “SB7.0 Merupakan acara yang membuka diskusi interaktif  berbagai perspektif mengenai biologi sintetis (Synthetic Biology) dan melihat arah synthetic biology di masa depan”. Konferensi yang melibatkan lebih dari 900 peserta dari seluruh dunia ini juga diikuti oleh beberapa wakil berkebangsaan Indonesia seperti Dr. Ocky Radjasa, Ph.D dari Kementerian Riset dan Dikti, Dr. Sastia Prama putri, Ph.D asisten Profesor bidang metabolomics Osaka University, Ari Dwijayanti Mahasiswa doktoral Imperial College London, Rizki Mardian, Ph.D dari Boston University, Rahmat Kemal, M.Sc dari Indonesia International Institute for Life Sciences (I3L) serta beberapa peneliti Biofarma.

“Dalam konferensi ini saya mempresentasikan profiling gen-gen apa yang bisa digunakan untuk merekonstruksi dan mendesain ulang jalur metabolisme karotenoid dari berbagai mikroalgae dan membahas potensi  Arthrospira maxima sebagai salah satu pabrik karotenoid yang bisa dimanfaatkan untuk synthetic biology. Karotenoid seperti beta-karoten memiliki aktivitas Vitamin A dan juga bermanfaat sebagai anti-oksidan.” Ujar sahal

Synthetic biology (Biologi sintetis) sendiri merupakan bidang ilmu interdisipliner yang bertujuan mendesain dan merekonstruksi parts, device, dan sistem biologi baru, serta mendesain ulang sistem biologis yang sudah ada untuk tujuan yang bermanfaat. Synthetic Biology di Indonesia masih relatif baru dikenal dan belum banyak yang menggeluti, padahal di dunia merupakan salah satu bidang yang diminati karena dianggap sebagai perkembangan rekayasa genetika tingkat lanjut.

Fakultas Biologi Sambut Dua Doktor Baru dari LN

Rilis Berita Rabu, 21 Juni 2017

8948--730x420px
Fakultas Biologi UGM menyambut kedatangan dua staf pengajar yang baru saja menyelesaikan studi doktoral di luar negeri. Kedua staf pengajar tersebut, yaitu drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D. dari lab Entomologi, dan Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Sc.

Penyambutan dilaksanakan di Auditorium Fakultas Biologi UGM, belum lama ini, dihadiri Dekan, Wakil Dekan dan beberapa staf pengajar Fakultas Biologi UGM lainnya. Keduanya dalam penyambutan diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil-hasil penelitian selama menempuh studi doktoral.

Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D., berhasil menyelesaikan studinya dari Cardiff University, UK, dengan riset yang fokus pada kajian penanggulangan vektor penyakit yang disebabkan oleh beberapa serangga, seperti nyamuk, ngengat dan serangga hama lainnya. Disertasinya fokus meneliti biokontrol terhadap vektor, yakni bakteri yang dapat menyebabkan toxin pada serangga, terutama pada spesies Lysinibacillus sphaericus.

“Penanggulangan vektor penyakit selama ini masih lebih dominan dengan menggunakan senyawa kimia, yang justru merupakan solusi yang cukup mahal dan dapat memberikan dampak kerusakan lingkungan. Alternatif yang dapat menjadi prospek cukup baik terhadap penanggulangan vektor penyakit ini salah satunya dengan menggunakan organisme yang dapat mengganggu metabolisme terhadap serangga yang menjadi hama ataupun vektor penyakit,” ujar Hari Purwanto.

Organisme yang menjadi agen penghambat tersebut kita kenal dengan istilah organisme biokontrol, juga dapat digunakan sebagai biopestisida. Sementara itu, Lysinibacillus sphaericus memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa toxin yang spesifik terhadap beberapa jenis nyamuk.

“Penelitian dalam disertasi saya berupaya memetakan gen yang berperan untuk menghasilkan toxin dan juga mempelajari mekanisme toxin yang terjadi,” katanya.

Sedangkan Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Si., berhasil menyelesaikan studi doktoral dari Faculty of Science and Engineering, University of Groningen, Belanda. Dalam disertasinya, ia meneliti mengenai “Enzymatic Biodiesel Synthesis Using Novel Process Intensification Principles”.

“Penelitian ini merupakan bagian dari proyek kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan beberapa institusi di Belanda untuk menjawab tantangan energi dunia melalui pengembangan energi terbarukan dari biodiesel,” katanya.

Dalam penelitian ini, Miftahul Ilmi mencoba untuk meningkatkan proses efisiensi pengolahan biofuel dari bahan hayati dengan penggunaan enzim lipase pada reaktor yang sedang dikembangkan di Groningen. Reaktor yang digunakan, Continuous Centrifugal Contractor Separator (CCCS), merupakan modifikasi alat sentrifugator yang digunakan untuk memisahkan dua fase cairan.

“Reaktor ini cukup kecil dan diharapkan di masa depan dapat menjadi reaktor portable yang mudah dibawa ke daerah-daerah terpencil,” paparnya.

Meski begitu, karena kecepatan sentrifugasi dari reaktor tersebut maka perlu diketahui apakah sheer stress yang dihasilkan akan memengaruhi kinerja dari enzim lipase dalam mengubah substrat menjadi biodiesel. Dengan menerapkan konsep zero waste technology, Miftahul Ilmi dalam penelitian juga mencoba untuk mengolah limbah hasil proses ekstraksi biodiesel menjadi media untuk memproduksi enzim lipase dari fungi.

Hasil Penelitian ini menunjukkan sistem bioreaktor portable yang dikembangakan mampu mengolah minyak dari tumbuhan menjadi biodiesel dengan efisiensi yang tinggi melalui penggunaan enzim lipase. Penggunaan enzim lipase yang di-immobilisasi dapat meningkatkan daya tahan dari enzim sehingga mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk membeli enzim yang fresh pada setiap prosesnya.

“Limbah dari tanaman yang digunakan pun dalam proses pembuatan biodiesel dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur untuk produksi lipase. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan menjadi “Mobile Biodiesel Production Unit” untuk memfasilitasi produksi biodiesel dari bahan alam yang tersedia di pelosok Indonesia,” paparnya. (Humas UGM/ Agung)

Peran Ilmu Biologi dalam Bisnis Bioteknologi Klinis

Rilis BeritaSeminar Senin, 5 Juni 2017

Para peneliti di bidang biomedis berpacu dengan waktu untuk menemukan solusi dari permasalahan klinis. Berbeda dengan penelitian di ilmu kedokteran yang merupakan ilmu terapan, ilmu dasar biologi memegang peranan penting untuk menguatkan pondasi penelitian biomedis. Penelitian dengan pendekatan yang tradisional memakan waktu bahkan lebih dari 17 tahun untuk bisa dimanfaatkan langsung oleh penderita penyakit tertentu. Namun dengan pengembangan metode baru, bukan tidak mungkin, penemuan obat maupun metode pengobatan bisa menjadi lebih singkat sehingga bisa lebih segera dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Dalam kuliah umum “From Basic to Biotech Business: Path to Clinic ” yang disampaikan oleh Prof. R. Majunantha Kini pada Jumat (2/6) lalu, beliau memaparkan dalam kunjungan kedua kalinya di di Auditorium Fakultas Biologi UGM setiap detil tahapan penelitiannya, dari yang paling dasar hingga mencapai penemuan obat yang dapat menyelamatkan nyawa banyak pasien.

Kerap kali dalam penanganan medis, terjadi penggumpalan darah yang menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah yang dapat berakibat fatal terhadap pasien. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Professor pemegang puluhan paten dari Laboratorium Ilmu Protein, Department of Biological Science, National University of Singapore, ini telah memanfaatkan senyawa kimia yang terkandung dalam binatang.

Siapa sangka binatang yang umumnya diketahui sebagai binatang berbahaya karena sengatan atau racunnya, seperti ular, kalajengking, lebah, nyamuk dan lintah, ternyata bisa mengandung bahan kimia aktif yang menjadi obat anti penggumpalan darah. Dalam prosesnya, Professor Kini menempuh berbagai tahapan penelitian, dari pembuatan model struktur protein, mensintesis protein, hingga melakukan pengujian senyawa tersebut ke pasien. Setelah memastikan keefektifan dan keamanannya, senyawa kimia tersebut bisa masuk menjadi komoditas bisnis.

“Untuk memulai bisnis, secara umum ada 3 kunci yang diperlukan, yaitu ide, uang, dan personil”, tambah peneliti di salah satu Laboratorium yang mengkaji struktur dan fungsi protein terbaik di Dunia di hadapan mahasisa S1, S2, dan dosen Fakultas Biologi UGM. Paparan beliau terkait tahapan suatu penelitian biologi protein diharapkan membuka wawasan peserta kuliah umum bahwa penelitian ilmu dasar biologi sangat memegang peranan penting untuk menentukan tahapan lebih lanjut hingga bermuara di produksi dan bisnis.

Coral Triangle: Potensi dan masa depan Terumbu Karang Indonesia

Rilis BeritaSeminar Senin, 29 Mei 2017

Ketika berbicara mengenai kekayaan laut Indonesia, pada umumnya orang akan berfikir akan melimpahnya jumlah dan jenis ikan. Namun, terlepas dari hal itu, laut Indonesia juga kaya akan terumbu karang dan bunga karangnya. Sebagian dari Indonesia, terutama Indonesia bagian timur, termasuk kedalam segitiga terumbu karang atau yang disebut juga dengan Coral Triangle (CT).

Mengetahui akan potensi keanekaragaman sumberdaya laut Indonesia, tiga peneliti dari Naturalis Biodiversity Center, sebuah lembaga penelitian Belanda, datang dan memberi pemaparan pada hari Rabu (17/5) di Ruang Sidang Atas, Fakultas Biologi UGM dihadapan dosen, mahasiswa S1 dan S2. Meski peneliti dari Naturalis telah melakukan ekspedisi sejak lebih dari 100 tahun yang lalu, masih banyak sekali jenis terumbu karang yang belum terungkap.

“Kita bahkan tidak tahu, berapa banyak jumlah pasti terumbu karang yang Indonesia miliki”, ucap pembicara pertama pada kuliah umum, Dr. Bert W. Hoeksema, yang juga merupakan peneliti senior dalam bidang sistematika dan taksonomi kelautan.

Bert juga memaparkan akan peranan penting terumbu karang, yaitu sebagai habitat, tempat berlindung bagi organisme lain dan sumber makanan. Pembicara kedua, Nicole de Voogd, juga menyampaikan bahwa bunga karang atau sponge yang juga hidup di terumbu karang juga memiliki potensi sebagai sumber bahan kimia alami yang bisa digunakan sebagai obat-obatan.

“Bunga karang yang merupakan organisme kunci dalam ekosistem laut juga berperan sebagai filter alami yang mampu menyaring virus dan bakteri” tambah Nicole yang telah banyak melakukan penelitian terkait bunga karang di Kepulauan Seribu dan Ternate.

Masih berkaitan dengan bunga karang, pembicara ketiga, Dr. Willem Renema, memaparkan bahwa dalam sejarah panjangnya, pusat hotspot keanekaragaman terumbu karang terus bergeser dan kondisi lingkungan banyak berperan dalam proses ini. Pada 40 juta tahun yang lalu, pusat biodiversitas terumbu karang terdapat di kawasan Eropa, namun kini, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat di Coral Triangle di sekitar Indonesia timur.

Sayangnya, kekayaan sumberdaya terumbu karang Indonesia kini sedang dalam kondisi yang terancam. Pemanasan global, aktifitas nelayan yang sering kali tidak terkontrol dan tidak ramah lingkungan, urbanisasi dan proses sedimentasi telah banyak merusak terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan penelitian yang telah dikerjakan oleh Nicole di Ternate, banyak bunga karang yang ditemukan pada tahun 1896 tidak lagi ditemukan pada tahun 2009. Hal ini terus berjalan dan jika tidak ditangani, bukan tidak mungkin Indonesia akan kehilangan kekayaannya sendiri.

“Sebagai saintis, yang perlu kita lakukan adalah melakukan eksplorasi untuk mengetahui apa yang kita miliki sehingga kita bisa melakukan tindakan konservasi”, saran Bert.

Indonesia Perlu Membangun Basis Data Nasional Keanekaragaman Hayati

Rilis BeritaSeminar Selasa, 23 Mei 2017

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Sayangnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.

“Salah satunya dikarenakan belum adanya pangkalan data keanekaragaman hayati Indonesia,” kata pakar sistematika tumbuhan Fakultas Biologi UGM, Abdul Razaq Chasani,S.Si., M.Sc., dalam Pelatihan Bioinformatika di kampus setempat, Senin (22/5).

Pelatihan Bioinformatika ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bioinformatika dalam mendukung penelitian-penelitian keanekaragaman hayati Indonesia. Tidak hanya itu, diharapkan dapat terbentuk jejaring kerja sama untuk berbagai program dalam mengungkap dan melindungi keanekaragaman hayati Indonesia.

Abdul Razaq menyebutkan belum adanya basis data keanekaragaman hayati ini menyebabkan Indonesia rentan mengalami pencurian sumber daya hayati. Karenanya, penyusunan basis data sangat diperlukan dan menjadi langkah awal dalam upaya penyelamatan kekayaan hayati di Indonesia.

Menurutnya, perlu ada pelibatan berbagai pihak dalam membangun basis data nantinya. Mulai dari masyarakat, peneliti, dan berbagai pihak-pihak terkait.

“Melalui basis data ini dapat digunakan untuk memonitor dinamika keanekaragaman hayati, apakah menurun atau melimpah. Dengan begitu, kebijakan analisis dan pengembangan mengacu pada data ini,” jelasnya.

Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., menyampaikan hal senada. Indonesia membutuhkan basis data biodiversitas dalam level genomik hingga eksositem.

“Sebenarnya data keanekaragaman hayati Indonesia sudah ada, tetapi belum terintegrasi dan hanya untuk pemanfaatan dalam waktu pendek,” tuturnya.

Budi menyebutkan selama ini data keanekaragaman hayati Indonesia masih tersebar, belum terpadu menjadi basis data nasional. Oleh sebab itu, penting menyusun basis data yang  terintegrasi, bersifat real time berbasis website dan dapat diakses oleh para peneliti.

“Pengembangan basis data keanekaragaman hayati nasional ini perlu dilakukan untuk melindungi biodiversitas Indonesia,”tegasnya.

Pelatihan yang digelar selama dua hari, 22-23 Mei 2017 ini turut menghadirkan Associate Professor, The College of Idaho, USA, Luke Daniels, Ph.D., sebagai narasumber. Selain itu, juga Tuty Arisuryanti, Ph.D., ahli genetika Fakultas Biologi UGM.(Humas UGM/Ika)

Ikan Sidat: Komoditas Menjanjikan dan Upaya Konservasi

Rilis BeritaSeminar Senin, 22 Mei 2017

Di Indonesia, ikan sidat mungkin masih terdengar asing dibandingkan sumberdaya perikanan lainnya. Namun, di negeri matahari terbit, Jepang, sidat merupakan salah satu ikan yang mewah karena harga belinya yang tinggi. Hal ini bukan karena tanpa alasan, kandungan nutrisi, seperti vitamin dan protein, dari ikan sidat yang relatif lebih tinggi dibandingkan ikan dan daging lainnya menjadikan ikan ini sebagai komoditas yang di incar.

Permintaan pasar yang tinggi akan sidat menyebabkan jumlah tangkapan ikan sidat di jepang dan di eropa menurun seiring berjalannya waktu.  “Penyebab berkurangnya ikan sidat di alam antara lain adalah penangkapan ikan berlebih, polusi, perubahan kondisi laut, penyakit, kerusakan habitat dan konstruksi bendungan yang menghampat proses migrasi ikan ini”, papar Dr. Noritaka Michioka di Ruang Sidang Bawah Fakultas Biologi UGM pada hari jumat (19/5).

Hal ini memotivasinya untuk melakukan penelitian untuk mendukung konservasi dan perbanyakan ikan sidat tanpa bergantung tangkapan sidat di alam. Dalam kuliah umum yang disampaikan oleh peneliti dari Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Kyushu, Jepang ini, beliau menyampaikan bahwa beberapa spesies ikan sidat berada dalam daftar merah IUCN sebagai spesies yang terancam. Beliau juga menambahkan peran dari biologi, “Satu-satunya jalan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan survey area pemijahan dan melakukan produksi ikan sidat”.

Dr. Michioka juga telah melakukan ekspedisi sejak 1991 untuk mengetahui lokasi pasti dari area pemijahan ikan sidat guna mengetahui karakter dari habitat ikan ini. Melalui ekspedisi panjang yang dipenuhi kegagalan, Dr. Michioka akhirnya berhasil menjadi penemu ikan sidat dewasa di laut lepas untuk pertama kalinya di dunia. Ikan sidat ternyata melakukan pemijahan di kawasan pulau Mariana, tepatnya di gunung bawah laut disekitarnya.

Di akhir kuliah umumnya, beliau berharap untuk dapat menjajaki kerjasama riset terkait ikan sidat di Indonesia dengan UGM karena Indonesia memiliki banyak jenis ikan sidat namun ukuran populasinya yang lebih kecil dibandingkan dengan ikan sidat yang berada di kawasan beriklim sedang.

1…187188189190191…203

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Sebagai Upaya Menjaga Mutu Pendidikan, Fakultas Biologi UGM Gelar Workshop Akademik
  • Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM Terima Praktik Kunjungan Lapangan dari Mahasiswa Program S2 Ilmu Laboratorium Klinis, Universitas Muhammadiyah Semarang
  • PkM Desa Mitra 2025: Edukasi Budidaya Vertikultur untuk Siswa SDN Pusmalang Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman #2
  • Kolaborasi Mahasiswa Pascasarjana Biologi UGM dalam Youth Leadership Camp for Climate Crisis 2025 Pemuda Bergerak untuk Pangan Laut dan Aksi Iklim Berbasis Komunitas
  • SEMINAR HASIL PENELITIAN MAHASISWA PROGRAM DOKTOR BIOLOGI SEMESTER GENAP 2024/2025
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY