• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Adjunt Professor
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology
    • Berkala Ilmiah Biology
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • hal. 219
Arsip:

Rilis Berita

Dari Anggrek Tropis untuk Pembangunan Berkelanjutan Indonesia

Rilis Berita Jumat, 4 Juni 2010

Seminar proposal yang digelar di Ruang Sidang Bawah Fakultas Biologi UGM, Kamis (3 Juni 2010) siang ini merupakan salah satu dari rangkaian Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency Project (I-MHERE Project). Seminar ini menghadirkan enam kelompok peneliti yang telah diumumkan sebelumnya sebagai pemenang dari hibah penelitian I-MHERE tahun 2010. Keenam kelompok peneliti tersebut merupakan kolaborasi dari pihak akademisi (UGM, UNHAS, UNLAM, UNCEN, Instiper Yogyakarta), Taman Nasional Purwodadi, Taman Nasional Bali Barat, serta pihak BKSDA (Kalsel, Papua, dan Sulsel). Dalam rangkaian acara seminar proposal ini dilaksanakan pula agenda penandatanganan kontrak, sebagai pertanda telah dimulainya periode penelitian. Keenam penelitian yang akan dilaksanakan ini mengambil obyek utama berupa tanaman anggrek, mulai dari eksplorasi jenis, studi mengenai fenotip dan genotip, bioteknologi, faktor fisiologis,desain konservasi,  hingga studi mengenai virus penyebab penyakit tanaman anggrek.

Menurut Dr. Endang Semiarti (Wadek Bidang Penelitian dan Kerjasama), anggrek saat ini merupakan ‘nation competitiveness’. Sehingga dari kegiatan hibah penelitian  I-MHERE ini diharapkan dapat dipelajari lebih lanjut spesies-spesies tropis yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Program hibah penelitian I-MHERE ini akan berlangsung selama tiga tahun berturut-turut dimulai dari tahun ini. Pada tahun terakhir nanti diharapkan keenam penelitian ini akan menghasilkan karya yang berharga bagi pembangunan berkelanjutan yang mencakup ketiga aspek pengembangannya yaitu aspek ekonomi, aspek ekologi, dan aspek sosial.

Lulusan Fakultas Biologi Membuat Mobile Learning

Rilis Berita Rabu, 26 Mei 2010

Sekelompok anak muda tersebut yang diprakarsai oleh Rio Winanda Tandjung (Alumnus Teknik Nuklir UGM), Ida Bagus Gede Dwidasmara (Alumnus Ilmu Komputer UGM), Saevul Amri (Mahasiswa Biologi UGM), Hanni Puspita (Mahasiswa MIPA UGM), Sutarman (Alumnus Kedokteran Umum UGM), Agung Baskoro (Mahasiswa Fisipol UGM), dan Aspian Noor (Mahasiswa Geografi UGM) berkomitmen akan selalu mengup-date isi pelajaran tersebut setiap bulan disertai dengan informasi pendidikan, seperti informasi beasiswa dan lomba. Hampir semua jenis handphone dapat digunakan, termasuk berbagai merk handphone China. Inovasi dan up-date-an materi pelajaran tersebut juga diberikan gratis kepada seluruh siswa dan guru se-Indonesia sebagai sumbangsih kepada kemajuan pendidikan Indonesia.

Dengan adanya inovasi pembelajaran mobile (mobile learning) tersebut, siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan handphone kesayangannya sehingga jam belajar siswa dapat ditingkatkan. Bagi guru, inovasi tersebut dapat membantu guru untuk menjalankan peran sejati seorang guru yaitu mendidik siswa menjadi seseorang yang cerdas dan berakhlak mulia karena dengan adanya inovasi tersebut, maka waktu untuk catat mencatat pelajaran dapat dikurangi dan dapat dimanfaatkan untuk penyampaian pemahaman, value-value pelajaran, dan nilai-nilai moral. Selain itu, Inovasi tersebut juga dapat membantu upaya pemerintah dalam menciptakan pendidikan berkualitas dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Hasil kreasi mahakarya anak bangsa tersebut diapresiasi khusus oleh Andi Alfian Mallarangeng, Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga RI dengan menjadikan agenda peluncuran mobile learning sebagai agenda resmi Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional pada tanggal 7 Mei 2010 di Aula Wiswa Menpora, Jakarta. Selain itu, Pada tanggal 22 Mei 2010 di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada, Museum Rekor-Dunia Indonesia juga memberikan apresiasi Rekor MURI kepada lembaga GCM ednovation sebagai lembaga pendidikan pertama yang membuat dan menyelenggarakan program mobile learning menggunakan handphone sebagai media belajar tanpa koneksi dengan materi lengkap dan gratis untuk semua pelajar di seluruh Indonesia.

Tim LKTM Fakultas Biologi Menang

Rilis Berita Rabu, 26 Mei 2010

 

Dalam karya tulis ini dibahas mengenai upaya pembenahan bidang pertanian Indonesia untuk menghadapi perdagangan bebas ( China-ASEAN Free Trade Agreement ).Konsekuensi keberadaan CAFTA tidak bisa dipungkiri memiliki efek penting. Indonesia akan dibanjiri barang dagang dari ASEAN dan China, terjadi kompetisi produk lokal dan impor yang akan berefek terhadap iklim ekonomi para pengusaha Indonesia. Banyak pengusaha Indonesia yang belum siap menghadapi konsekuensi tersebut, sehingga diperlukan pembenahan  berbagai sektor untuk menunjang perdagangan Indonesia, salah satunya pertanian. Saat ini, kondisi pertanian Indonesia menunjukkan bahwa negeri ini belum memiliki kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan produk pertanian. Terjadi kesenjangan, peningkatan konsumsi yang tidak diimbangi peningkatan produksi. Terutama dalam pemenuhan tanaman holtikultura seperti kedelai, cabai, melon dan berbagai jenis holtikultur lain sebagai bahan pangan pokok. Sedangkan, negara ASEAN dan China sudah mulai menggeliat untuk meningkatkan bidang pertaniannya, bahkan telah sukses mengekspor produknya ke Indonesia. Indonesia akan selalu menjadi negara konsumtif dan sangat bergantung pada benih impor bila tidak segera melakukan  langkah strategis dan konkret untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan strategi solutif dengan meningkatkan tingkat keberhasilan produktivitas pertanian. Salah satunya dengan  menyediakan benih bermutu sebagai subsistem praproduksi. Usaha agribisnis benih perlu ditingkatkan dan dioptimalkan, karena nilai produksi dan panen tanaman sangat  bergantung pada harga dan ketersediaan benih.

Dengan cara mengimplementasikan dan mengoptimalkan upaya pemuliaan tanaman dengan tepat, terencana, sistematis dan sustainable yang didukung dan dilaksanakan oleh berbagai elemen masyarakat(pemerintah, peneliti dan petani) secara sinergis diyakini mampu meningkatkan usaha agribisnis benih. Pemuliaan tanaman  merupakan upaya perbaikan genetika tanaman untuk mendapatkan varietas unggul baru atau mempertahankan keunggulan suatu varietas yang sudah ada. Setelah didapatkan calon benih unggul atau pun benih  yang telah ada, kemudian dilepas kepada masyarakat (khususnya petani) untuk dapat  diproduksi dan dikembangkan dengan dukungan dan pembinaan penuh dari pemulia/peneliti dan pemerintah. Konsistensi dan kerja keras  upaya dari hulu ke hilir dalam usaha agribisnis benih sangat perlu untuk mencegah penurunan nilai produktivitasnya.

Bentuk pemuliaan tanaman yang terdiri dari persilangan, kultur jaringan, dan ploipodisasi dapat diterapkan, namun untuk tahapnya diperlukan sebuah siklus yang harus dilakukan secara tepat guna dan sustainable. Siklus tersebut terdiri dari koleksi, karakterisasi, perakitan ( seleksi dan persilangan), pelepasan varietas dan perlindungan varietas tanaman. Tahap pertama,  koleksi dapat dikatakan sebagai penyedia bank plasma nutfah. Koleksi berupa data varietas lokal maupun impor yang dituang dalam database berisi karakter fenotip maupun genotip varietas tanaman. Data tersebut dapat diakses melalui internet sebagai ketersediaan sumber gen. Perlu penerapan ilmu bioinformatika dalam hal ini. Kemudian dilakukan karakterisasi untuk mengidentifikasi karakteristik genotip maupun fenotip varietas tanaman yang dikoleksi sehingga dapat diketahui sifat unggul. Koleksi dan karakterisasi memiliki hubungan timbal balik karena dengan proses karakterisasi dapat didapatkan deskripsi untuk pendataan selanjutnya dalam plasma nutfah (koleksi). Istilahnya, dilakukan pengecekan gen di dalam varietas tanaman yang dikoleksi. Kemudian dilakukan proses perakitan yang terdiri dari 2 komponen yang terdiri dari seleksi dan persilangan. Seleksi merupakan pemilihan varietas tanaman yang nantinya dijadikan parental untuk persilangan tanaman. Varietas tanaman terpilih diambil dari data deskriptif berdasar tahap koleksi dan karakterisasi sehingga parentalnya jelas dan dapat dilakukan persilangan untuk mendapatkan benih yang diinginkan. Setelah melewati tahap perakitan tersebut kemudian dilakukan tahap pelepasan varietas yang nantinya dilakukan perbanyakan benih. Benih tersebut harus lolos uji sertifikasi. Benih lolos uji harus mempunyai persyaratan BUSS (Baru, Unggul, Stabil, dan Seragam). Setelah itu dilakukan tahap perlindungan varietas. Hak perlindungan varietas tanaman diatur dalam UU.No.29 tahun 2000 yang memberikan perlindungan dan hak khusus bagi pelaku riset pemuliaan. Sehingga, pemulia tanaman akan terus bersaing dan aktif untuk  menghasilkan varietas dengan mutu lebih tinggi dan harga kompetitif. Pelepasan varietas memiliki hubungan timbale balik dan sinergis dengan tahap koleksi untuk dapat mengontrol produksi dan pemanfaatan benih yang akan  dipasarkan ke ma
syarakat. Kelima tahapan tersebut harus dilaksanakan secara sistematis dan diterapkan oleh berbagai pihak yang terlibat (peneliti, pemerintah, dan petani) secara sinergis. Produk hasil pemuliaan tanaman tersebut kemudian diproduksi dengan melakukan hubungan simbiosis mutualisme antara perusahaan benih di Indonesia dan plasma benih khususnya petani. Sehingga harga dan keuntungan yang didapatkan dapat disesuaikan dengan kondisi pasar. Diharapkan harga benih tidak lebih mahal dari harga benih impor. Sehingga petani akan lebih memilih menggunakan benih lokal. Untuk jangka pendek, benih yang dipasarkan berasal dari benih yang memang telah lolos uji sertifikasi kemudian ditingkatkan nilai produktivitasnya dengan memberikan bimbingan
 pada daerah sentra produksi benih oleh pemerintah dan peneliti. Sedangkan untuk keberlangsungan usaha agribisnis jangka panjang, kelima tahap pemuliaan tersebut benar benar harus dilakukan dengan kerja keras, tepat guna, dan  sustainable oleh pihak yang terlibat secara sinergis. Sehingga, Indonesia perlahan tapi pasti akan menjadi bangsa yang mandiri untuk memenuhi kebutuhan produk pertaniannya.

Konservasi Anggrek di Indonesia Masih Minim

Rilis Berita Kamis, 6 Mei 2010

Dr. Aziz Purwantoro, M.Sc., staf pengajar Fakultas Pertanian UGM, mengatakan studi tentang anggrek tropis, baik dari aspek biologi maupun ekologinya, menjadi sangat penting untuk mendukung usaha konservasi anggrek. Informasi tersebut berguna untuk mendesain langkah konservasi yang akan diambil, juga untuk mengetahui daerah yang cocok untuk tumbuhnya spesies ini.

Dari kajian yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa anggrek dapat digunakan sebagai indikator dasar penanda sebuah ekositem dalam keadaan sehat. “Hal ini dikarenakan tanaman anggrek hanya dapat tumbuh di lingkungan yang kondusif. Namun demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal itu,” katanya dalam Workshop on Writing EfSD Based on Research Proposal on Tropical Biodiversity yang digelar di Fakultas Biologi UGM, Senin (3/5).

Dr. Yao Chien Alex Chang, staf pengajar pada Department of Holticulture, National Taiwan University (NTU), dalam kesempatan tersebut membagi informasi tentang pengembangan riset dan industri anggrek di Taiwan. Yao Chien mengatakan anggrek merupakan penyumbang pendapatan negara dan menjadi salah satu komoditas ekspor andalan di Taiwan. “Anggrek memiliki variasi yang cukup banyak, baik warna maupun ukuran. Di samping itu, bunga ini mekar dalam waktu yang panjang, tiga bulan, dengan syarat adanya pemberian nutrisi yang cukup dan juga mampu bertahan dalam perjalanan yang panjang (ekspor). Kondisi inilah yang menjadikan industri bisnis anggrek semakin digemari sehingga bisa menjadi penyumbang pendapatan di Taiwan,” jelasnya.

Ditambahkan Yao Chien, dilihat dari kacamata bisnis, anggrek memiliki prospek yang cukup cerah dan diprediksikan industri ini akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai jalan dilakukan oleh sejumlah pihak di Taiwan guna menghasilkan jenis anggrek yang berkualitas, seperti melakukan program pemuliaan anggrek dengan intensif, memproduksi secara massal, dan membangun rumah kaca yang berkualitas. Untuk saat ini, Taiwan menjadi satu-satunya negara pengekspor anggrek terbesar ke Amerika, selanjutnya diikuti oleh Nederland dan Thailand.

Dalam kesempatan terpisah, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., staf pengajar Fakultas Biologi UGM, menyebutkan workshop kali ini merupakan bagian dari Indonesian Managing Higher Education for Relevance and Eficiency (I-MHERE) yang didanai oleh Bank Dunia. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan relevansi bagi perguruan tinggi yang unggul. UGM, lanjutnya, adalah salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan hibah tersebut selain ITB, UI, Unair, dan Unibraw. Dituturkan Budi, untuk UGM, hanya tiga fakultas yang mendapatkan proyek I-MHERE, yakni Fakultas Biologi, Farmasi, dan Pertanian.

Saat disinggung tentang kondisi anggrek di Indonesia, Budi memaparkan pandangannya. Menurutnya, Indonesia memiliki keanekaragaman jenis anggrek tropis yang cukup banyak. Namun sangat disayangkan, usaha pelestarian terhadap tanaman yang ditetapkan sebagai puspa pesona nusantara ini masih sangat rendah. “Memang upaya pengembangan telah dilakukan, akan tetapi baru sampai pada tahap budidaya, sedangkan untuk pelestariannya masih sangat minim. Apabila tidak ada pihak yang benar-benar fokus melakukan konservasi, maka anggrek di Indonesia bisa tidak terselamatkan. Apalagi ditambah dengan maraknya kegiatan illegal loging, kebakaran hutan, dan perubahan iklim akan semakin mempercepat punahnya spesies ini,” tambahnya.

Atas dasar fenomena tersebut, Fakultas Biologi UGM bekerja sama dengan berbagai pihak, antara lain, sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, lembaga penelitian, dan instansi pemerintah untuk melakukan riset terhadap tanaman anggrek. Fakultas Biologi berusaha untuk menjadi center of excellent bagi pelestarian tanaman anggrek di wilayah tropis. Berbagai upaya yang telah dikembangkan, antara lain, identifikasi anggrek, budidaya, kultur jaringan tumbuhan, persilangan anggrek lokal, dan membuat tanaman transgenik anggrek.

Fakultas Biologi UGM Kembali Meraih Akreditasi A

Rilis Berita Selasa, 13 April 2010

Fakultas Biologi UGM sebelumnya telah mendapatkan nilai akreditasi A dari BAN-PT. Sekarang, berdasarkan surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi no. 049/BAN-PT?Ak-XII/S1/III/2010, Fakultas Biologi kembali memperoleh nilai Akreditasi A.

Dalam surat yang tertanggal 19 Maret 2010 tersebut, Fakultas Biologi UGM memperoleh nilai 381 dari nilai penuh 400. Nilai ini dikategorikan sangat baik (A) dalam sistem akreditasi. Usaha-usaha dalam mencapai nilai tersebut memang tidak mudah, seluruh komponen dalam Fakultas Biologi ikut terlibat sehingga bersinergi dan menghasilkan nilai yang tinggi. Akreditasi tersebut diberikan selama 5 tahun hingga tanggal 19 Maret 2015. Diharapkan dengan nilai ini tidak membuat Fakultas Biologi terlena, namun malah menjadi pemacu kinerja sehingga akreditasi berikutnya akan jauh lebih baik.

Pelepasan Wisudawan Fakultas Biologi Februari 2010

Rilis Berita Senin, 22 Februari 2010

Prosesi wisuda dimulai pada pukul 13.00  diawali dengan masuknya wisudawan/ti menuju tempat yang telah disediakan lalu dibuka dengan paduan suara Fakultas Biologi yang membawakan Hymne UGM dan Mars Fakultas Biologi. Acara utamanya diantaranya pidato pembukaan oleh Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc sebagai Dekan Fakultas Biologi UGM, sambutan dari perwakilan sarjana baru yaitu saudara R. Hanindyo Adi Prabowo S.Si yang pada hari itu merupakan satu-satunya wisudawan, dilanjutkan oleh sambutan dari perwakilan orang tua Sarjana Baru yaitu Bapak Imam yang merupakan ayahanda dari wisudawati Wiwit Pribowati S.Si, lalu sambutan kembali dari perwakilan KABIOGAMA yaitu Dr. Suwarno Hadisusanto, S.U. dan sambutan pun diakhiri oleh saudara Fajar Sofyantoro yang merupakan perwakilan dari mahasiswa. Prosesi penyambutan dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan dari wisudawan/ti pada staff akademik, lalu ditutup dengan doa oleh Bapak Sukirno, M.Sc. Proses berakhir dengan penutupan sidang wisuda oleh Dekan Fakultas Biologi UGM pada pukul 14.45 WIB.

Mereka yang hari itu resmi menyandang gelar akademik berjumlah 30 orang. Mereka- mereka yang terbaik dalam wisuda ini diantaranya adalah Wiwit Probowati S.Si dan Estiyani Indraningsih S.Si yang lulus dengan predikat cum laude. Sedangkan 28 wisudawan/ti lainnya lulus dengan predikat Sangat Memuaskan dan Memuaskan

Dalam sambutannya, Dekan menyebutkan bahwa Fakultas Biologi telah mencetak 3674 alumni dari sekitar 120 ribu alumni yang telah dicetak oleh UGM dan beliau pun menyebutkan hasil survey webometric dan UGM pun kini menempati peringkat 10 diantara universitas di Asia Tenggara dan Peringkat Pertama di Indonesia. Pada wisuda kali ini pun terjadi peningkatan rata-rata IPK dari 3,07 menjadi 3,21. Pada sambutan itu, Dekan berharap, dengan bekal yang telah diterima alumni mampu untuk melatih dan mengembangkan hard skill dan soft skill ke dalam dunia kerja. Beliau juga mengharapkan agar alumni Fakultas Biologi UGM senantiasa mengharumkan almamater dan selalu menjalin komunikasi dengan pihak fakultas agar tali silaturahhim tetap terjaga

Dr. Suwarno Hadisusanto, S.U selaku ketua KABIOGAMA, dalam sambutannya beliau mengingatkan wisudawan/ti bahwa perjalanan masih panjang dan belum saatnya untuk puas diri. Selebihnya Beliau mengucapkan selamat kepada para wisudawan/ti atas keberhasilan yang telah dicapai.

Sedangkan dalam sambutan oleh Fajar Sofyantoro yang merupakan perwakilan mahasiswa dan Bapak Imam sebagai perwakilan Orang Tua mengucapkan selamat kepada para wisudawan/ti sekaligus berpesan agar momen ini menjadi pemacu untuk memberikan kontribusi lebih untuk masyarakat. ( Akbar Reza).
 

Outbond Fakultas Biologi UGM: Biologi Bersinergi

Rilis Berita Rabu, 17 Februari 2010

ujuan diadakannya out-bound adalah untuk mempersatukan visi, menjalin kebersamaan dan sinergi antar unit, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Sebanyak 120 peserta out-bound, hadir juga para dosen yang telah purna tugas menikmati serunya game dan merasakan kebersamaan dengan seluruh warga Fakultas. Suasana santai tercipta secara alami, menyatu dengan lingkungan hutan yang asri di Wanagama. Hujan yang mengguyur sehari sebelum pelaksanaan pelatihan, menambah sejuknya udara, sehingga menghilangkan rasa malas untuk bangun jam 5 pagi bersenam bersama, menghirup oksigen sepuasnya untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Beberapa aktivitas melepas balon dan game mengingatkan kita semua terhadap masa bahagia di waktu kecil, perilaku-perilaku sewaktu game mendapat pemaknaan yang segar untuk diingat dan membuat tertawa bersama. Tawa lepas mengendurkan otot dan kepenatan bekerja, bahkan setelah diskusi pengembanganpun masih berlanjut dengan dilantunkannya tembang-tembang kenangan diiringi petikan gitar yang sayup-sayup masih terdengar sampai tengah malam. Penggabungan antara wisata, rapat, dan pelatihan diri, menjadi kegiatan relaksasi yang sangat efektif sambil bekerja. Suasana inilah yang akan mengakrabkan seluruh sivitas yang nantinya diharapkan dapat merubah suasana kerja yang nyaman bagi semua orang, tinggal kita tingkatkan budaya kerja. Beberapa cuplikan foto kebersamaan antara dosen dan tenaga kependidikan kami sajikan. (rps)

 
 
 
 

 

 

 

Temu Alumni KABIOGAMA 17 Oktober 2009

Rilis Berita Rabu, 4 November 2009

Wakil Rektor UGM Bidang APU dalam pidato sambutannya mengemukakan bahwa sesuai dengan visi almamater (UGM), pemikiran alumni sangat diperlukan untuk pengembangan UGM menjadi salah satu World Class Research University (WCRU). Sedangkan Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa alumni merupakan salah satu pilar universitas dalam mewujudkan impian Fakultas Biologi go internasional yang unggul dalam bidang Biologi Tropika. Hubungan dengan alumni juga merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu program studi dalam mengembangkan keilmuwan dan kerjasama penelitian. Diakhir pidatonya, beliau berharap agar silaturahmi alumni tetap terjaga baik melalui kabiogama ataupun mailing list demi penegmabngan dan kemajuan Fakultas. Sedangkan Ketua BEM Biologi, M. Nur Fathurrahman juga menuturkan harapan bimbingan dari para alumni termasuk dalam carier perspektif guidance.

Pada sesi Talkshow yang berlangsung sangat meriah dan dipandu oleh Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. dan Dr. Erni Poedjirahayu, MP. Perwakilan alumni dari masing-masing angkatan yang hadir mengungkapkan nostalgia dan kesan saat masih menjadi mahasiswa, serta menyampaikan saran yang membangun Fakultas Biologi UGM. Pada penghujung acara ditampilkan tari tradisional oleh mahasiswi Fakultas Biologi UGM dan dilanjutkan dengan penampilan bakat terpendam dari para alumni yang menambah suasana suka cita pada ruangan tersebut. (Ardhiani K.H. dan B.S. Daryono)

Dies Natalis ke-54 Fakultas Biologi UGM: Kontribusi Kepakaran Biologi dalam Penyelamatan Biodiversitas Tropika di Indonesia

Rilis Berita Selasa, 29 September 2009

Acara peringatan Dies Natalis yang diawali dengan laporan tahunan Dekan kemudian dilanjutkan dengan orasi ilmiah berjudul “Peran Arthropoda Tanah Dalam Pemecahan Seresah” yang disampaikan oleh  Prof. Dr. Jusup Subagja , M.Sc. Rangkaian acara peringatan Dies Natalis kemudian dilanjutkan dengan pelepasan  4 orang purnakarya, yaitu: Ibu Dra. Susilo Handari Suntoro, SU., Laboratorium Anatomi Hewan, Ibu Retno Widyastini, Amd., kantor Administrasi dan Umum,  Bapak Suhar, Laboratorium Anatomi tumbuhan, dan Bapak Sugiyatno, Laboratorium Genetika.

Pada akhir rangkaian acara peringatan Dies Natalis ke 54 Fakultas Biologi diadakan penyerahan penghargaan untuk Dosen dan Tenaga Kependidikan Favorit serta Mahasiswa Berprestasi. Dosen favorit tahun ini adalah Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Sc. dan Dr. Maryani, M.Sc. Tenaga Kependidikan favorit adalah Bapak Harjono dan Bapak Djarot, sedangkan untuk tenaga kebersihan dan keamanan favorit disandang oleh Bapak Dodo dan Bapak Bekti. Untuk Kategori Mahasiswa, Mahasiswa berprestasi tahun 2009 ini adalah Saevul Amri (Mahasiswa berprestasi khusus) dan Cahya Kurnia Fusianto (Mahasiswa berprestasi dalam bidang akademik). 

Acara yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh seluruh civitas cademika, alumni, tamu undangan dan juga dihadiri oleh para purnakarya Fakultas Biologi UGM. Setelah rangkaian acara peringatan Dies Natalis berakhir maka dilanjutkan dengan acara Halal bi halal. Acara Halal bi Halal Fakultas Biologi UGM di awali dengan Hikmah Syawal yang disampaikan oleh Ustadz Syathori Abdur Rouf.

 
                 
 

 

BUKTI ILMIAH DIBALIK NAMA TIMUN SURI

Rilis Berita Selasa, 1 September 2009

Microsoft Word – Bukti ilmiah dibalik nama Timun Suri.doc

“BUKTI ILMIAH DIBALIK NAMA TIMUN SURI”

 

Oleh :

 

Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc1 dan Charisma Eko Wicaksono, S.Si.2

 

 

Bagi yang belum mengenal tanaman ini, mungkin timbul rasa ingin tahunya apabila disebutkan namanya yaitu timun suri. Apakah tanaman tersebut cantik seperti permaisuri raja-raja pada umumnya, atau penuh wibawa dan kasih sayang seperti Ibu suri di suatu kerajaan. Adakah persamaan diantara ketiganya. Atau pertanyaan yang paling sering muncul adalah apakah keistimewaan yang dimiliki oleh tanaman tersebut, sehingga harus ada embel-embel suri di belakang namanya. Memang filosofi mengenai nama ini sudah menjadi ciri khas nenek moyang leluhur bangsa-bangsa di dunia terutama di tanah nusantara ini. Misteri yang terkandung dalam suatu nama terk
adang sulit untuk dipecahkan, bahkan setelah dilakukan penelitian yang intensif. Sehingga, sang pujangga tersohor dunia William Shakesphere yang mengarang cerita terkenal Romeo dan Juliet mengeluarkan statement yang berbau filosofis namun sebenarnya ada sedikit keputus asaan yaitu “Apa arti sebuah nama!!”. Padahal seperti kita ketahui, bahwa manusia diberikan daya oleh Allah SWT yang maha kuasa berupa cipta rasa dan karsa. Sehingga dari daya tersebut, manusia dapat membentuk kebudayaannya sendiri dan memberikan nama-nama pada unsur budaya dengan maksud tertentu. Memang kajian filosofis mengenai nama tidak akan mungkin cukup selesai dalam satu BAB pembahasan saja, perdebatan mengenai nama benda tidak akan pernah selesai. Sehingga daripada sibuk-sibuk mending kita mengikuti perkataan Shakespere. Tetapi, satu hal yang sudah pasti adalah bahwa manusia membentuk suatu budaya dengan kepentingan dan maksud tertentu. Termasuk ketika dengan melabeli benda yang dikenal dengan nama tertentu. Dalam artikel ini, justru saya menghindari perdebatan mengenai unsur , makna atau filosofi yang terkandung dalam nama timun suri. Akan tetapi marilah kita melihat fakta-fakta yang terjadi secara umumnya (awam .red) atau yang merupakan fakta ilmiah.

 

Istimewanya Timun Suri (Munculnya, Berkahnya, Rasanya, Khasiatnya)

Bagi masyarakat Jakarta pada umumnya baik yang beragama muslim maupun non muslim, timun suri merupakan tanaman istimewa karena fenomena munculnya tanaman tersebut adalah pada saat bulan suci Ramadhan. Bulan yang dikenal sebagai bulan puasa memang memberikan keberkahan pada negeri yang menyambut kedatangannya dengan beragam budaya. Pada bulan tersebut, banyak sekali ditemukan panganan, minuman, buah-buahan yang sulit sekali dilihat pada saat bulan selain Ramadhan. Antara lain, kolang-kaling, kurma, kolak dan juga timun suri. Buah-buahan yang disebutkan terakhir tidak akan mudah dijumpai di wilayah Jakarta apabila bukan bulan Puasa. Padahal, tanaman tersebut bukanlah tanaman musiman secara biologi, namun telah menjadi buah musiman bagi budaya masyarakat Jakarta khususnya. Sulit sekali ditemukan jawaban yang pasti apabila kita mencari informasi mengenai hal ini baik ke petani yang menanamnya atau bahkan dinas pertanian sebagai institusi pemerintah. Tidak ada rekaman sejarah yang jelas mengenai musim tanam timun suri di Jakarta. Hanya ada informasi yang mengatakan bahwa tanaman ini dibudidayakan setiap saat seperti halnya timun, melon dan semangka di daerah pesisir Barat pulau Jawa yaitu di Propinsi Banten. Konon katanya di daerah tersebut, penanaman timun suri tidak mengenal musim-musiman seperti halnya di Jakarta. Asumsi yang muncul adalah bahwa sudah menjadi kebiasaan permintaan akan konsumsi buah timun suri melonjak pada bulan Ramadhan sedangkan di bulan lain sepi dari permintaan. Sehingga hal ini menimbulkan spekulasi bagi para petani untuk berlomba-lomba menanam buah timun suri menjelang bulan Ramadhan. Keistimewaan timun suri yang lain adalah menimbulkan revolusi sesaat bagi sebagian masyarakat baik dalam profesi maupun pemanfaatan lahan. Bulan Ramadhan dapat mengubah profesi seorang tukang ojek, buruh panggul, tukang becak menjadi petani sementara yang bercocok tanam timun suri. Selain itu, lahan-lahan yang tadinya tidak dimanfaatkan atau ditanam tanaman lain seketika menjelang Ramadhan berubah menjadi ladang tempat bercocok tanam timun suri. Juga, lapak-lapak dagangan buah dan sayur menjadi berubah warnanya dipenuhi buah timun suri yang berwarna kuning, putih hijau dengan berbagai macam coraknya. Dari hal tersebut tentunya bulan Ramadhan yang memang penuh berkah di dalamnya telah memberikan berkah bagi orang-orang yang mendapatkan tambahan penghasilan melalui timun suri. Meskipun sedikit, tetapi cukup untuk Lebaran kata mereka yang mendapatkan Rizki dari Allah SWT melalui bercocok tanam, menyewakan lahan untuk bercocok tanam ataupun menjual buah timun suri.

Belum lagi dalam hal rasa, buah timun suri memang suedap, sueger dan mak nyuss kata Pak Bondan. Apalagi setelah diolah menjadi es buah, koktil atau tabur gula timun suri menjadi sensasi bagi penikmatnya. Sajian olahan panganan dan minuman timun suri biasanya ada pada saat buka puasa di hampir setiap rumah. Bahkan ada keluarga yang memang menjadikan buah timun suri sebagai sajian utama khas berbuka puasa selain kolak dan kolang-kaling. Masalah rasa katanya adalah subyektif bagi tiap orang, tapi untuk timun suri kesimpulan yang didapatkan adalah sama mengenai rasanya yang dapat memberikan efek kesegaran. Terutama setelah seharian berpuasa, rasanya segar sekali apabila berbuka dengan timun suri. Dan konon katanya, buah timun suri juga berkhasiat untuk menghilangkan panas dalam mirip minuman penyegar. Dari beberapa keistimewaan ini mungkin dapat sedikit memecahkan filosofi yang terkandung dalam nama timun suri. Timun suri, permaisuri dan Ibu suri memiliki kesamaan yaitu sama-sama istimewa. Sehingga, mungkin sangat cocok apabila tanaman ini dinamakan oleh pendahulu kita sebagai timun suri.

 

Misteri nama timun suri

Sekali lagi, saya mengajak untuk keluar dari debat kusir mengenai filosofi mengapa timun suri dinamakan sebagai “timun suri”. Memang belum ditemukan fakta lapangan mengenai mengapa masyarakat memberikan nama timun suri, dan fakta tersebut seharusnya tetap dicari . Kembali kepada asumsi yang muncul, mungkin ada kemiripan tanaman ini dengan timun. Untuk mengetahui yang lebih mendekati kebenaran ilmiah, maka perlu dilakukan penelitian guna mencari data-data yang kemudian dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan . Berdasarkan fakta ilmiah yang didapatkan menunjukkan bahwa sekilas tanaman timun suri memiliki kemiripan dengan timun. Timun yang dalam bahasa ilmiah disebut sebagai Cucumis sativus yang termasuk dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) memiliki ciri-ciri umum seperti yang dimiliki oleh tanaman anggota keluarga labu-labuan lainnya seperti melon (Cucumis melo). Yaitu antara lain batangnya merupakan herbaceous (herba) yang penuh dengan klorofil sehingga warnanya hijau, tumbuh merambat dengan sulur, memiliki bunga berbentuk terompet. Begitu pula dengan timun suri yang ciri-ciri tumbuhnya sama dengan timun dan tanaman Cucurbitaceae lainnya. Ciri-ciri umum ini tentunya akan banyak kemiripannya antara tanaman yang memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat. Anggota tanaman dalam satu marga akan lebih sedikit memiliki kesamaan dalam ciri-ciri umum ini jika dibandingkan dengan tanaman dalam satu Jenis/Spesies yang memiliki sifat kekukhusan atau spesifikasi tertentu. Apabila dua individu memiliki ciri-ciri umum yang semakin banyak, bisa jadi antara keduanya merupakan satu spesies. Yang terjadi selanjutnya adalah diketahui tanaman timun memiliki perbedaan dengan timun suri dalam hal bentuk daun dan bentuk buah.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Charisma Eko Wicaksono pada tahun 2005-2007, yang membandingkan antara bentuk daun, buah dan biji timun, timun suri dan melon, diketahui bahwa daun timun berbentuk segi lima,
menyudut runcing serta bergerigi pada tepinya. Sedangkan daun timun suri berbentuk bulat, tidak bersudut runcing dan bergerigi pada tepinya. Bentuk daun melon adalah bulat, berlekuk dan tidak bergerigi. Biji (benih) timun lebih pipih dan panjang dibandingkan dengan melon yang menggelendong dan lebih pendek dari timun dan timun suri. Dan biji timun suri lebih pendek dan lebih menggelendong dibandingkan dengan biji timun dan lebih panjang dibandingkan dengan melon. Selain itu, dari bentuk buah terlihat jelas perbedaan diantara ketiganya. Buah timun berbentuk lonjong panjang dengan diameter relatif lebih kecil dibanding buah timun suri. Sedangkan buah melon memiliki perbedaan yang jelas terlihat yakni berbentuk bulat. Sehingga dapat ditarik garis besar bahwa ciri umum timun suri berada di tengah antara timun dan melon. Perbedaan yang jelas terdapat pada bentuk buahnya. Akan tetapi ada satu fenomena menarik yang muncul dalam pengamatan buah yang masak antara timun-timun suri-melon. Bahwa, buah timun yang masak tidak mengeluarkan aroma yang harum seperti buah timun suri dan melon. Informasi ini menambah kesimpulan mengenai lebih dekatnya hubungan kekerabatan timun suri dengan melon dibandingkan timun. Hasil penelitian tersebut memang belum dapat menyimpulkan apakah timun suri termasuk spesies timun atau melon sehingga menuju kesimpulan bahwa apakah tanaman istimewa tersebut lebih tepat disebut sebagai


 

Timun suri atau Melon suri.

Penelitian tersebut dilanjutkan ketingkat yang lebih dalam dengan mencari tahu informasi mengenai karakter kromosom timun suri serta perbandingannya dengan timun dan melon. Riset dilakukan di Laboratorium Genetika Fakultas Biologi UGM Yogyakarta. Karakter kromosom yang diteliti adalah jumlah dan formula karyotypenya. Definisi kromosom secara umum adalah kumpulan rantai DNA yang terdapat dalam inti sel eukaryotik yang jumlah dan bentuknya spesifik pada satu spesies. Antara satu spesies dengan spesies lainnya memiliki jumlah kromosom dan formula karyotype yang berbeda. Sehingga, karakter ini dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk menentukan kedudukan individu dalam spesies tertentu. Sehingga apabila timun suri dan timun adalah termasuk jenis tanaman yang sama, maka keduanya kemungkinan besar memiliki jumlah kromosom yang sama. Jumlah kromosom diploid timun suri yang diketahui dalam penelitian tersebut adalah 24. Sedangkan jumlah kromosom diploid timun dan melon berbeda yaitu timun 2n=14 sedangkan melon 2n=24. Hasil karyotype juga menunjukkan bahwa timun suri memiliki bentuk kromosom metasentris dan memiliki kesamaan dengan varietas melon lokal. Berdasarkan jumlah kromosom dan karyotype tersebut dapat disimpulkan bahwa timun suri bukan dan tidak termasuk anggota spesies timun. Namun, timun suri lebih dekat kekerabatanya dengan melon .

 

Kearifan lokal berupa nama lokal

Kearifan lokal nenek moyang kita maupun nilai-nilai moral yang diajarkan dalam budaya dan agama, mengajak kita untuk lebih bijakasana dalam mengambil sikap. Kembali ke komitmen awal saya membuat artikel ini adalah semata untuk memaparkan fakta ilmiah berdasarkan hasil penelitian yang telah saya lakukan. Saya tidak mengajak untuk mengubah nama timun suri menjadi melon suri. Memang perkataan Shakespere mungkin ada sedikit benarnya. Karena walaupun diubah namanya menjadi apapun, keistimewaan dan keberkahan tanaman ini yang diberikan Oleh Allah SWT tidak akan pernah hilang. Masyarakat Jakarta akan tetap menanam timun suri menjelang bulan Ramadhan dan buah timun suri akan tetap memberikan penghasilan tambahan dan akan tetap menjadi hidangan utama berbuka puasa. Marilah kita menghargai segala jerih payah pendahulu kita yang telah membudidayakan timun suri pada Bulan Ramadhan dan telah menyebut tanaman ini sebagai timun suri yang tentunya kita tidak tahu arti dan maksudnya mengapa begitu. Bisa jadi, nama timun suri tidak dikenal di daerah lain seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Namun mereka mengenal buah yang memiliki keistimewaan ini dengan nama lain. Dan juga fakta ilmiah yang didapatkan akan menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk mencari kebenaran dengan menguak bukti-bukti otentik dan bukan hanya berdasarkan asumsi yang akan menimbulkan perdebatan kusir. Seyogyanya kita sambut Ramadhan kali ini dengan penuh kedamaian, toleransi dan kekhusyukan dalam beribadah. Karena Ramadhan menjadi berkah bagi kita semua.

   

            1. Dosen dan Peneliti pada Lab. Genetika, Fakultas Biologi UGM

            2. Alumni Fakultas Biologi UGM

 

1…217218219220

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Layla McKenzie: “Epik, Edukatif, dan Berkesan” – Kisah Pertukaran Mahasiswa Deakin University di Fakultas Biologi UGM
  • Learning Beyond the Comfort Zone: The Exchange Student Experience from Vrije Universiteit Amsterdam at UGM
  • Diseminasi Hasil Pengembangan Bioprospeksi Gunung Merbabu Perkuat Pemanfaatan Berkelanjutan Tumbuhan Obat
  • Angkat Konsep Smart Hydrogel Berbasis Kitosan Jamur dan Probiotik (Chitoheal), Tim Mahasiswa UGM Raih Silver Medal dalam ISS Essay Competition di Malaysia
  • Audiensi Pengurus Fakultas Biologi dengan Perwakilan Mahasiswa dan Kelompok Studi/Lembaga Tahun 2025
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan
  • Layanan Konseling Mahasiswa

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju