(16/10)
Tertinggal dengan negara Asia Tenggara dan beberapa negara di dunia Indonesia mengejar ketertinggalan tersebut ditandai dengan peningkatan signifikan animo riset dan angka publikasi riset berstandar Scopus mengenai pangan fungsional Indonesia. Beberapa produk riset yang berhasil ditelurkan salah satunya adalah melon Hikapel hasil riset Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Fokus utama pangan fungsional Indonesia meliputi antioksidan, diet serat, probiotik dan prebiotik (Harian Kompas Pangan Fungsional Menjadi Tren Global –Kompas, 2019). Dalam konferensi internasional 16th Asean Food Conference 2019 yang diselenggarakan di Denpasar, Bali 2019 hadir perwakilan dari beberapa negara di dunia diantaranya Jepang, Korea, China, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Bertajuk Outlook and Opportunities of Food Technology and Culinary for Tourism Industry konferensi tersebut menjadi ajang diskusi dan tukar informasi terkait beberapa topik riset, inovasi dan aplikasi pangan di wilayah Asia Tenggara. Dalam konferensi tersebut turut hadir Presiden International Union of Food Science and Technology, Prof. Dr. Mary K Schmidl sebagai salah satu dari pembicara kunci. Dikutip dari Harian Kompas Prof. Dr. Mary K Schmidl mengungkapkan bahwa diperkirakan di tahun 2024 permintaan konsumen terhadap pangan sehat, fungsional, suplemen dan nutraceuticals akan tumbuh secara pesat dengan nilai pasar mencapai 670 milliar dolar AS.
Indonesia sebagai negara megabiodiversitas sebenarnya telah terlebih dahulu mengembangkan pangan fungsional dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk jamu tradisional. Beberapa faktor pendukung diantaranya riset dan revisi beberapa aturan guna meningkatkan pengembangan pangan fungsional perlu dilakukan. Fakultas Biologi telah berhasil mengembangkan beberapa produk pangan fungsional salah satunya melon Hikapel hasil riset Guru Besar Genetika Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. Dalam pameran produk riset pangan fungsional, Hikapel hadir menjadi satu diantara beberapa produk yang dipamerkan dalam konferensi tersebut. Hikapel merupakan varietas melon dengan beragam kelebihan salah satunya memiliki tingkat antioksidan yang tinggi dan dapat berperan sebagai sumber pangan suplemental guna memenuhi kebutuhan nutrisi dalam diet harian. Produk olahan berbasis Hikapel yaitu minuman jus buah dengan kemasan botol yang memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi Hikapel.
Hikapel sendiri merupakan melon yang dikembangan dengan memanfaatkan kekayaan biodiversitas Indonesia melalui riset dan inovasi yang terukur. “Biodiversitas merupakan sumber penting dalam implementasi pengembangan konsep Green Economy di banyak negara. Namun, Indonesia yang notabene sebagai negara megabiodiversitas dengan berbagai macam potensinya untuk dieksplorasi belum dikelola secara optimal oleh pemerintah maupun praktisi sebagai media untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian. Disisi lain revolusi industri 4.0 dan 5.0, menciptakan kondisi yang mengharuskan adanya inovasi dari setiap lini kehidupan untuk dapat bertahan dan eksis dari berbagai macam bentuk disrupsi,” tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. Konsep Green Economy secara visual dapat ditunjukkan dengan Hikapel sebagai bentuk nyata kemampuan peneliti Indonesia dalam berinovasi secara nyata berlandaskan kekayaan biodiversitas Indonesia.
Diharapkan akan lahir lebih banyak produk pangan fungsional Indonesia yang dapat dirasakan secara nyata di lapisan ekonomi masyarakat. Disamping itu secara tidak langsung akan mendukung upaya konservasi dan pemberdayaan biodiversitas di Indonesia.