Mahasiswa Biologi UGM kembali menunjukkan partisipasinya di tingkat internasiional, Sahal Sabilil Muttaqin (Biologi, 2013) mempresentasikan poster risetnya yang berjudul “Utilization of Synthetic Biology as Indonesia industrial revival effort : Metabolic Engineering of Carotenoids pathways in Arhrospira maxima” di SB7.0 The Seventh International Meeting on Synthetic Biology, yang merupakan pertemuan ke 7 para peneliti di bidang biologi sintetis dari seluruh dunia.
Event yang biasanya diselenggarakan 3 tahunan ini pada tahun 2017 mengambil tempat di National University of Singapore (NUS) Singapura pada tanggal 13-16 Juni 2017, beberapa tahun sebelumnya berada di Hongkong, London, dan Zurich.
SB7.0 mempertemukan lebih dari 100 pembicara tingkat internasional, 220 poster riset terpilih, para pengusaha bioteknologi dari seluruh dunia, dan praktisi bidang sains. Acara yang digelar di University Cultural Centre NUS selama 4 hari ini membahas ide-ide terbaru dalam biologi sintetis dan dampaknya bagi masyarakat, fondasi sains, dan rekayasa, pengaruh biologi sintetis pada perkembangan seni dan ilmu sosial, mengkaji kemungkinan penggunaan biologi sintetis terhadap konservasi dan perlindungan biodiversitas, aplikasi biologi sintetis di bidang medis, penggunaan CRISPR-Cas9 (gene editing), penelitian Yeast 2.0 dan Genome Projects, keamanan produk hasil rekayasa, sharing berbagai komunitas, dan strategi institusi riset dan negara dalam mengembangkan biologi sintetis.
Menurut Sahal , “SB7.0 Merupakan acara yang membuka diskusi interaktif berbagai perspektif mengenai biologi sintetis (Synthetic Biology) dan melihat arah synthetic biology di masa depan”. Konferensi yang melibatkan lebih dari 900 peserta dari seluruh dunia ini juga diikuti oleh beberapa wakil berkebangsaan Indonesia seperti Dr. Ocky Radjasa, Ph.D dari Kementerian Riset dan Dikti, Dr. Sastia Prama putri, Ph.D asisten Profesor bidang metabolomics Osaka University, Ari Dwijayanti Mahasiswa doktoral Imperial College London, Rizki Mardian, Ph.D dari Boston University, Rahmat Kemal, M.Sc dari Indonesia International Institute for Life Sciences (I3L) serta beberapa peneliti Biofarma.
“Dalam konferensi ini saya mempresentasikan profiling gen-gen apa yang bisa digunakan untuk merekonstruksi dan mendesain ulang jalur metabolisme karotenoid dari berbagai mikroalgae dan membahas potensi Arthrospira maxima sebagai salah satu pabrik karotenoid yang bisa dimanfaatkan untuk synthetic biology. Karotenoid seperti beta-karoten memiliki aktivitas Vitamin A dan juga bermanfaat sebagai anti-oksidan.” Ujar sahal
Synthetic biology (Biologi sintetis) sendiri merupakan bidang ilmu interdisipliner yang bertujuan mendesain dan merekonstruksi parts, device, dan sistem biologi baru, serta mendesain ulang sistem biologis yang sudah ada untuk tujuan yang bermanfaat. Synthetic Biology di Indonesia masih relatif baru dikenal dan belum banyak yang menggeluti, padahal di dunia merupakan salah satu bidang yang diminati karena dianggap sebagai perkembangan rekayasa genetika tingkat lanjut.