(13/12)
Penandatangan nota kesepahaman bersama antara Yayasan WWF-Indonesia dan Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) menjadi bentuk komitmen KOBI dan lembaga lingkungan hidup terkait dalam mempercepat terwujudnya Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI). Dalam acara tersebut Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI), Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. dan CEO Yayasan WWF-Indonesia, Rizal Malik bersama meresmikan Nota Kesepahaman Bersama KOBI-WWF Indonesia. Nota Kesepahaman Bersama tersebut berisi kesepakatan tentang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat di Bidang Lingkungan Hidup dalam Mendukung Indeks Biodiversitas Indonesia.
Kesepakatan antara KOBI dan Yayasan WWF-Indonesia telah dirancang semenjak bulan Juni 2019 melalui Focus Group Discussion bertempat di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (biologi.ugm.ac.id). Secara implementatif IBI sebagai alat ukur akan menggambarkan status keanekaragaman hayati sesuai dengan target pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia. “Hal ini juga sebagai kontribusi terhadap pencapaian Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan-IBSAP dan target 14 dan 15 UN-SDGs”, tutur Dr.rer.nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si., M.Si.
Berbasiskan metode acuan Living Planet Index terdapat 3 poin tujuan yang hendak dicapai yaitu:
- Mengukur dampak pembangunan berkelanjutan Indonesia khususnya pencapaian target 14 dan 15 dan pencapaian Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP)
- Media ilmiah bagi pemerhati keanekaragaman hayati untuk sharing pengetahuan, data adan analisis terkini status keanekaragaman hayati
- Menjadi dasar rekomendasi bagi pengambilan keputusan terhadap arah pembangunan keanekaragaman hayati Indonesia dan penyusunan sub-bab konservasi dalam RPJMN 2024-2028. Serta masukan dalam revisi RTRWN dan RTR Pulau
“Kita mulai dari membentuk jejaring untuk mendata Biodiversitas Indonesia dan KOBI memiliki anggota yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. KOBI akan bekerjasama dengan lembaga dan organisasi profesi lainnnya seperti PBI, MIKOINA, APSPBI, HPPBI dan NGO dalam mendata Biodiversitas Indonesia. Sejalan dengan itu juga membuat kelembagaan semacam Komisi Biodiversitas Indonesia untuk menganalisis dan merumuskan kebijakan dan langkah aksi dalam Pelestarian Biodiversitas di Indonesia”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.
Peran serta dari berbagai pihak terutama mahasiswa sangat dinantikan untuk dapat mempercepat proses pendataan yang direncanakan dimulai pada awal tahun 2020. “Diharapkan mahasiswa turut terlibat melalui riset pengambilan data Biodiversitas Indonesia bekerjasama dengan NGO dan lembaga-lembaga terkait”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.
Dengan tujuan dan skala kegiatan yang bersifat nasional diharapkan IBI dapat menjadi pendorong upaya konservasi biodiversitas dan perumusannya membutuhkan sinergi dan peran serta dari berbagai pihak terutama unsur mahasiswa.