The 3rd Bioinformatics and Biodiversity Conference (BBC) merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Masyarakat Bioinformatika dan Biodiversitas Indonesia (MABBI) dan AKADEMISI. Konferensi BBC tahun ini diadakan bersamaan dengan the 6th International Symposium on Bioinformatics in conjunction with the 2nd Synthetic Biology and Biotechnology pada 5-6 November 2022 secara virtual dengan bekerjasama dengan APBioNet. Tema yang dibawakan pada tahun ini ialah “Omics Study for Environment and Human Health”.
Mahasiswa S1 Biologi angkatan 2019, Adhisa Fathirisari Putri, mengikuti forum ilmiah internasional tersebut dan meraih penghargaan sebagai Best Oral Presenter dari total 40 presenter yang ada. Proyek riset yang dipresentasikan Adhisa mengangkat tema penyakit Alzheimer, penyakit neurodegeneratif yang menjadi penyebab utama demensia. Hingga saat ini, obat-obatan yang tersedia untuk Alzheimer hanya dapat mengurangi beberapa gejala saja, sehingga terdapat urgensi untuk menemukan obat alternatif yang lebih efektif. Sebagai suatu penyakit yang multifaktorial seperti Alzheimer, tanaman herbal menjadi kandidat obat yang tepat karena mekanismenya yang multitarget. Beberapa tanaman herbal di Indonesia yang diketahui memiliki aktivitas anti-Alzheimer di antaranya ialah pegagan, daun sage, dan akar manis. Pada penelitian ini, Citrus hystrix DC. (jeruk purut) dipilih karena juga memiliki potensi sebagai anti-Alzheimer dan melimpah di Indonesia. Oleh karena itu, pada akhirnya, dibentuk proyek riset yang berjudul “Anti-Alzheimer Potential of Citrus hystrix DC. Peel, Leaf, and Essential Oil Bioactive Compounds by Network Pharmacology Study”. Riset tersebut sebelumnya telah lolos Hibah Penelitian Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan berfokus pada penemuan obat Alzheimer menggunakan jeruk purut dengan pendekatan bioinformatika berupa analisis jejaring protein dan senyawa yang divalidasi dengan metode molecular docking. Penelitian tersebut berada di bawah bimbingan dosen Fakultas Biologi UGM Wahyu Aristyaning Putri, Ph.D. dan peneliti INBIO Indonesia, Didik Huswo Utomo, Ph.D. Riset ini diharapkan dapat menjadi bentuk kontribusi yang signifikan untuk mengembangkan pengobatan Alzheimer yang lebih efektif. [AFP]