Yogyakarta, 6 Oktober 2025- Mandai Nature adalah cabang konservasi dari Mandai Wildlife Group (MWG) dan didirikan pada Desember 2020 oleh Temasek dan MWG. Berbasis di Singapura, Mandai Nature menerima pendanaan dan dukungan non-tunai dari MWG. MWG membawahi pusat atraksi wisata edukasi di Singapura yang meliputi: Singapore Zoo, Bird Paradise, Night Safari, River Wonders, Rainforest Wild Asia. Mandai Nature memiliki Tujuan mewujudkan dunia yang berkelanjutan dimana satwa liar dan manusia dapat hidup berdampingan dalam ekosistem yang sehat. Bertujuan untuk menjadi organisasi konservasi satwa liar terpercaya di Asia, dengan fokus melindungi spesies yang terancam punah dari kepunahan, melindungi dan memulihkan ekosistem, serta menciptakan manfaat bagi masyarakat lokal.
Mandai Nature juga memberikan dampak melalui berbagai peran: sebagai Katalis, yaitu mengkatalisasi dan memungkinkan program lapangan konservasi dan penelitian untuk dilaksanakan melalui mitra; merancang solusi dan proyek penelitian bersama, serta mendukung mitra melalui hibah, keahlian, dan jaringan konservasi; sebagai Pembangun, yaitu membangun kapasitas konservasi, penelitian, dan pengelolaan LSM lokal dan nasional, mahasiswa dan akademisi, serta pemangku kepentingan lainnya; sebagai Konvenor, yaitu menyelenggarakan kemitraan dan menjadi tuan rumah aliansi kolaboratif multi-pemangku kepentingan untuk mengatasi hasil konservasi yang penting. Dengan bangga Mandai Nature menjadi hosts dari IUCN SSC Center untuk Species Survival: di Asia Tenggara, secretariat dari IUCN SSC Asian Species Action Partnership (ASAP) serta IUCN SSC Conservation Planning Specialist Group (CPSG) Southeast Asia Resource Centre.
Indonesia sebagai salah satu negara megabiodiversitas nomor satu di Asia menjadi salah satu negara yang mendapatkan perhatian spesial dari Mandai Nature. Salah satu yang menjadi konsen adalah burung paruh bengkok di Indonesia. Indonesia dengan keanekaragaman burung paruh bengkok tertinggi di dunia namun tidak banyak lembaga yang fokus menjaga dan melakukan upaya konservasi terhadap burung ini. Dudi Nandika dan Dwi Agustina merupakan pendiri dan sekaligus motor penggerak Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) bekerja untuk menjaga kelestarian burung paruh bengkok di Indonesia dan mencoba membangun keharmonisan antara kelestarian burung paruh bengkok dan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat. Atas kiprahnya yang telah mendedikasikan diri selama hampir 18 tahun Mandai Nature memberikan penghargaan berupa beasiswa untuk melanjutkan pendidikan pasca sarjana untuk program Doktoral dan Master.
Dudi dan Dwi memanfaatkan kesempatan berharga tersebut dengan memilih Program Doctoral Ilmu Biologi dan Magister Ilmu Biologi di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, sejak awal 2024. UGM Sebagai salah satu Universitas terbaik di Indonesia merupakan salah satu kampus yang memiliki program by research, dimana mahasiswa dapat menjalankan pekerjaan dan studinya secara bersama-sama secara sejalan. Program by research ini sangat mempermudah bagi para praktisi untuk tetap dapat melanjutkan akademisnya tanpa meninggalkan kegiatan misi konservasinya. Hal tersebut yang menjadikan Dudi dan Dwi memilih Biologi UGM yang juga sejalan dengan tema penelitian mereka. Beberapa pakar forensik di UGM juga sangat membantu dalam proses penelitian yang akan memfokuskan untuk mengurangi adanya perburuan dan penyelundupan burung paruh bengkok melalui pendekatan pendekatan forensik, salah satunya yaitu melalui sidik jari isotop dan melalui komunikasi konservasi yang kreatif dan mudah diterima oleh semua golongan.
UGM sangat mengapresiasi program beasiswa Mandai Nature dan diharapkan akan terjalin kerjasama berkelanjutan sehingga dapat membuka kesempatan yang lebih luas bagi calon-calon mahasiswa yang berkiprah dalam di dunia konservasi satwa liar. Program beasiswa ini akan menjadi pilihan baru untuk melahirkan ilmuwan- ilmuwan berbakat dan meningkatkan sumberdaya manusia yang unggul dan menjadi aset kemajuan di wilayah regional Asia Tenggara, khususnya di Indonesia di masa yang akan datang.
Melalui kolaborasi antara Mandai Nature dan Fakultas Biologi UGM, program beasiswa ini tidak hanya membuka peluang pendidikan bagi generasi konservasionis muda, tetapi juga memperkuat komitmen terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas, SDG 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim, SDG 15 tentang Ekosistem Daratan, dan SDG 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.