Salah satu tantangan dalam pendistribusian ikan, yakni menjaga keawetan daging ikan selama didistribusikan. Untuk menjaga keawetan daging ikan, dilakukanlah suatu proses pengawetan ikan. Pengawetan ikan bertujuan untuk menghambat aktivitas enzim, pertumbuhan mikroba, serta proses oksidasi lemak pada daging ikan. Metode pengawetan ikan yang kerap dilakukan proses pengasinan, pengasapan, pengeringan, dan penambahan zat baik sintetis seperti menggunakan pelarut etanol maupun alami. Namun, proses-proses pengawetan tersebut dapat mengubah tekstur, warna, dan rasa ikan sehingga tidak sama dengan sifat alaminya. Pengawetan ikan akan lebih baik jika tetap menjaga sifat asli dari daging ikan serta dapat menjaga kandungan gizinya. Oleh karena itu, diperlukan metode pengawetan lain yang dapat menjaga tekstur, warna, rasa, dan kandungan gizi ikan. Metode tersebut harus mudah diaplikasikan, murah, serta aman untuk digunakan.
Rizky Alifiansyah yang berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian, berkolaborasi melalui hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk menciptakan ekstrak dengan kemampuan mempertahankan keawetan ikan yang tetap mempertahankan tekstur, rasa, dan warna ikan serta berbasis Halal Food bernama FELISCO. “FELISCO berbahan dasar ekstrak daun Asplenium nidus (paku sarang burung) dan ekstrak kulit Arachis hypogea (kacang tanah) yang diketahui mengandung senyawa flavonoid dan tanin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli pada ikan.” ujar Ulfa, “Selain itu terdapat zat tambahan berupa antrakuinon yang berfungsi sebagai zat antikanker” tambahnya.
Meski baru pengembangan awal, Yusi mengatakan hasil inovasi mereka akan terus dikembangkan hingga lebih berkulitas. “Kami sadar ekstrak ini masih memiliki kekurangan dalam pembuatannya. Untuk itu kami akan terus menyempurnakan ekstrak ini hingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan turut serta berkontribusi dalam peningkatan kualitas pangan di Indonesia,” ungkap Yusi.
“Pengembangan FELISCO ini menggunakan metode seperti pembuatan jamu sehingga dapat diaplikasikan dengan mudah oleh masyarakat umum.” Ungkap Alif. Ia juga menambahkan bahwa mereka mengembangkan ekstrak ini menggunakan pelarut akuades sehingga terjaga ke-halal-an nya sejak proses pembuatan ekstrak hingga pengaplikasiannya pada ikan.