Wabah pandemik Covid-19 tidak menghentikan semangat untuk belajar mengenai kekayaan alam Indonesia khususnya hewan reptil dan amfibi. Pada hari Sabtu 20 Juni 2020, KSH (Kelompok Studi Herpetologi) menyelenggarakan Herpetofauna Talk dengan judul “Penemuan Spesies Baru dan Upaya Konservasi”. Acara tersebut diadakan secara daring melalui platform Google Meet dalam dua sesi. Sebelum acara dimulai dilakukan sambutan oleh Rina Sri Kasiamdari, S.Si., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan dilanjutkan pengantar oleh Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing KSH.
Sesi pertama disampaikan oleh Vestidhia Yunisya Atmaja, S.Si. M.Sc. (Alumni KSH) dengan materi yang berjudul “Penemuan Katak Spesies baru Microhyla gadjahmadai Atmaja et al., 2018 (Anura : Microhylidae) dari Sumatra, Indonesia”. Sesi pertama membahas deskripsi, persebaran, macam jenis, dan sejarah taksonomi dari katak keluarga Microhylidae di Indonesia. Dalam sesi pertama juga dibahas penelitian yang dilakukan oleh mbak Vesti mengenai populasi katak genus Microhyla populasi Sumatra dan populasi Jawa sampai akhirnya dideskripsikannya satu jenis baru katak yaitu Microhyla gadjahmadai dari Sumatra. Di akhir sesi Vesti mengungkapkan katak genus Microhyla di Sumatra memiliki keanekaragaman yang tinggi sehingga peluang penelitian masih sangat besar.
Sesi kedua diisi oleh Rury Eprilurahman, S.Si. M.Sc. (Alumni KSH dan sekaligus Dosen Fakultas Biologi UGM) dengan materi “Status Taksonomis, Potensi Keanekaragaman, dan Konservasi Anura : Microhylidae”. Dalam sesi tersebut Rury menjelaskan mengenai penelitian taksonomi katak sebelum tahun 2006 masih bersifat morfologi hingga Frost et al. menerbitkan jurnal sehingga terjadi perombakan besar-besaran pada taksonomi classis Amphibia dengan menerapkan karakter molekuler. Rury mengungkapkan besarnya potensi penemuan jenis baru salah satunya dipengaruhi oleh adanya species kriptik yaitu beberapa kelompok individu yang secara morfologi sulit dibedakan, namun sebenarnya terdiri dari 2 atau lebih jenis yang berbeda.
Herpetofauna Talk ditutup oleh sesi tanya jawab oleh peserta dan narasumber. Peserta dengan antusias menuliskan pertanyaan pada kolom komentar yang kemudian dibacakan oleh moderator dan dijawab oleh narasumber. Sesi tanya jawab membahas berbagai hal seperti keberadaan spesies invasif hingga identifikasi amfibi menggunakan karakter suara. Sesi ini diikuti oleh berbagai peserta dari beberapa instansi yaitu dari UPH, UNDIP, ABP, UIN Malang, Biologi UGM, Pascasarjana Biologi UGM, dan PKBSI.