Pertanian masih menjadi salah satu fondasi dalam peradaban manusia saat ini. Pertumbuhan dari pertanian yang sangat cepat dalam satu abad terakhir ini sangat didukung oleh aktivitas penelitian ilmiah. Terlebih lagi, semakin cepatnya pertumbuhan populasi dunia, perubahan kondisi lingkungan dan meningkatnya permintaan pasar, penelitian yang lebih intensif sangatlah penting untuk dilakukan. Untuk mewujudkannya, salah satu lembaga penelitian di Jerman, Institut für Pflanzengenetik und Kulturpflanzenforschung (IPK) atau Liebniz-Institute of Plant Genetics and Crop Plant Research, berfokus pada pengembangan pengetahuan dan teknologi baru yang bertujuan untuk pemanfaatan sumber daya genetik yang komprehensif untuk sains, ekonomi, dan masyarakat.
Sebagai salah satu perwujudan dari World Class Professor Program, Fakultas Biologi hadirkan Pakar Genetika Tumbuhan, Prof. Ingo Schuberts, dari lembaga penelitian tersebut. Setelah menjadi salah satu keynote speaker pada The 5th Internatonal Conference on Biological Sciences yang diselenggarakan oleh Fakultas Biologi pada Jum’at hingga Sabtu lalu (15-16/9), Prof. Ingo juga memberikan seminar dan workshop terkait genetika tumbuhan.
Diawali dengan seminar bertajuk “How to generate a scientific paper”, Prof. Ingo memberikan tips dalam penulisan manuskrip ilmiah agar peluang sebuah tulisan diterima di sebuah penerbit jurnal dapat lebih tinggi. Kegiatan yang diadakan pada Senin, 25 September 2017 ini diadakan di Ruang Sidang Atas Fakultas Biologi UGM yang dihadiri oleh dosen, mahasiswa S1, dan mahasiswa pascasarjana.
Rangkaian program yang juga menjadi bagian dari Senior Experten Service (SES) Jerman ini dilanjutkan dengan Workshop dan Seminar Sitogenetika dan Sitogenomik pada 26-27 September 2017. Workshop yang dibuka oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi setyadi Daryono, M.Agr.Sc., dan Kepala Pusat Studi Bioteknologi, Prof.Dr.Ir. Siti Subandiyah, M.Agr.Sc., ini dilaksanakan di Falitma (Fasilitas Penelitian Bersama) Fakultas Biologi UGM dan LPPT UGM. “Pada program World Class Professor Program ini, kita berfokus pada topik food security sehingga workshop ini sangat sesuai dengan fokus kita”, ujar Prof. Siti pada sambutan yang diberikannya. Dr. Budi juga menyampaikan bahwa penelitian sitogenetika dan sitogenomik sangat berguna dalam ilmu terapan seperti pertanian dan juga untuk kemajuan negara Indonesia.
Materi yang disampaikan dalam workshop meliputi penjelasan teknis dan pengamatan sel dengan metode squash, metode hibridisasi, dan metode washing dan signal detection. Pada workshop yang dihadiri oleh 24 peserta yang berasal dari berbagai fakutas di UGM maupun dari institusi di luar UGM peserta ini, Prof. Ingo tidak menyampaikan materinya sendiri, melainkan ditemani dengan Dr. Rita Schuberts, Pakar Bioteknologi yang juga merupakan istri dari Prof. Ingo.
Di hari selanjutnya, seminar berjudul “Cytogenomics for Duckweeds, an Emerging Crop” diadakan di Auditorium Fakultas Biologi UGM dihadapan. Duckweed atau yang dikenal sebagai kiambang di Indonesia merupakan tumbuhan akuatik yang memiliki potensi sebagai sumber pangan yang menjanjikan. Selain sebagai bahan pangan, duckweed juga dapat digunakan sebagai agen bioremediasi namun dengan konsekuensi tidak dapat dikonsumsi melainkan sebagai bahan biofuel. Prof. Ingo melakukan studi terkait sitogenetik dan sitogenomik untuk mengetahui evolusi dari duckweed yang mampu tumbuh dengan sangat cepat.
Kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama Fakultas Biologi UGM dan Pusat Studi Bioteknologi UGM ini mendapatkan kesan yang sangat baik, baik dari Prof. Ingo maupun dari pihak UGM. Dalam seminarnya, Prof. Ingo menyampaikan bahwa beliau tidak menyangka dengan jumlah peserta hadirin seminar yang banyak. Senada dengan kesan baik Prof. Ingo, Dr. Budi selaku Dekan Fakultas Biologi UGM juga menyampaikan bahwa Seminar Sitogenetika dan Sitogenomika sangat bermanfaat khusunya bagi civitas academika Fakultas Biologi.