Kamis,(19/10/17) Laboratorium Mikrobiologi kembali melakukan agenda rutin yang mempresentasikan hasil-hasil penelitian dibidang mikrobiologi. Kali ini presentasi di sampaikan oleh Larasati Kirana Putri, Syamsul Arif Ardhiansyah dan Akhowarizmi Avisienna Kindi Muhamad yang merupakan mahasiswa S1 Fakultas Biologi UGM. penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Miftahul Ilmi, M.Sc dan penelitian ini merupakan karya yang akan dipresentasikan pula pada mata kuliah Seminar di Fakultas Biologi UGM pada November mendatang.
Topik yang dibawakan oleh Laras yaitu mengenai “Profil pertumbuhan Aspergillus oryzae pada medium tauge ekstrak agar”. Penelitian ini lebih menitik beratkan pada pengujian potensi medium alami sebagai medium alternatif pengganti medium komersil. Pasalnya, saat ini medium komersil yang biasa digunakan untuk pertumbuhan kapang seperti medium PDA dan MEA harganya sangatlah mahal. Sehingga perlu adanya pengembangan potensi medium lain sebagai solusi alternatif untuk pertumbuhan kapang. Hasil dari peneltian ini adalah adalah jamur Aspergillus oryzae mampu tumbuh dengan baik dalam medium tauge ekstrak agar sehingga ini dapat menjadi solusi medium alternatif untuk pertumbuhan jamur Aspergillus oryzae untuk penelitian berikutnya.
Sementara pada sesi kedua, presentasi dibawakan oleh Akhowarizmi Avisienna Kindi Muhamad yang mengangkat topik mengenai“Profil Pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae dan Kluyveromyces marxianus pada Medium Tauge Extract Broth”. Kindi (2017) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa dalam mempelajari suatu mikroorganisme maka harus menumbuhkan mikroorganisme tersebut terlebih dahulu. Akan tetapi saat ini medium yang sering digunakan antara lain medium Potato Dextrose Broth dan Malt Extract Broth yang juga memiliki harga yang relatif mahal. Sehingga untuk menanggulangi masalah tersebut maka digunakanlah Tauge Extract Broth sebagai media alternative. Hal ini juga senada dengan alasan penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Arif Ardhiansyah yang mengangkat topik mengenai “Optimasi Medium Touge (Vigna radiata) Untuk Pertumbuhan Khamir Saccharmyces cerevisiae”.
Kindi menyebutkan bahwa saat ini belum diketahui bagaimana laju pertumbuhan yang dihasilkan oleh strain khamir yang ditumbuhkan pada medium tauge bila dibandingkan dengan medium komersial. Pengujian ini menggunakan metode spektrofotometri. Profil pertumbuhan masing-masing kultur diuji pada media TEB, MEB, dan PDB. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu laju pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae pada medium TEA sebesar 0,44 sedangkan pada Kluyveromyces marxianus sebesar 0,24. Pada masing-masing medium, baik medium TEB, MEB, dan PDB diketahui bahwa laju pertumbuhan kedua spesies tersebut berbeda nyata. Sementara Syamsul (2017) menyebutkan bahwa pengukuran optimasi pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae pada 13 kombinasi ekstrak tauge dan sukrosa didapatkan hasil kombinasi yang paling optimal adalah 9,49 % tauge dan 6,7 % sukrosa.
Adanya penelitian ini membuktikan bahwa banyak peluang yang dihasilkan oleh plasma nutfah Indonesia untuk dikembangkan menjadi sesuatu hal yang lebih bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Dimulai dari hal yang sederhana hingga memperoleh hasil yang menggembirakan merupakan kunci dari berhasilnya proses tranformasi pembelajaran. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat memberi ruang munculnya inovasi–inovasi baru lainnya demi pengembangan ilmu pengetahuan kedepannya, khususnya ilmu mikrobiologi**(Hanifahanini)