Dalam penelitian bidang biologi molekular, penggunaan enzim dapat menjadi salah satu pendekatan dalam menyelesaikan beberapa permasalahan kesehatan. Terutama ketika terjadi mutasi pada materi genetik yang seharusnya mengkode untuk pembentukan enzim. Untuk mengatasi berbagai permasalahan medis tersebut, salah satu akademisi dari Taiwan, Prof. Chien Chia Wang, Ph.D., melakukan beberapa penelitian terkait mekanisme molekular genetik enzim Aminoacyl tRNA synthetase. Enzim ini sangat berperan dalam proses translasi materi genetik.
Untuk meningkatkan kerjasama penelitian dalam bidang tersebut, Prof. Chien Chia Wang, Ph.D. datang dari National Central University, Taiwan dan memberikan General Lecture di Fakultas Biologi UGM. Dihadiri oleh mahasiswa S1, S2, maupun dosen di Fakultas Biologi UGM, kegiatan ini dibuka oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.. Dalam sambutannya, Dr. Budi menyampaikan bahwa General Lecture bertema “Aminoacyl tRNA synthetase : Pharmacological and antimicrobial targets” ini merupakan kuliah umum pertama yang diadakan pada tahun 2018. Setelah penyampaian sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan MoA antara NCU Taiwan dengan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang dilakukan secara langsung oleh Prof. Chien Chia Wang dan Dr. Budi.
Pakar Biokimia, Biologi Molekular, dan Bioteknologi yang juga merupakan Chairman of Department of Life Sciences di NCU Taiwan ini memaparkan secara umum terkait penelitian yang telah, sedang dan akan dilakukan di laboratoriumnya dalam General Lecture yang diadakan pada Rabu, 10 Januari 2018 di Ruang Sidang Atas, Fakultas Biologi UGM.
Aminoacyl tRNA synthetase (AaRS) merupakan enzim kunci dalam proses translasi protein. Pada sel eukaryot, terdapat 2 macam AaRS, yaitu yang berada pada sitoplasma, dan pada organel khusus (mitokondria/kloroplast). Selain berperan penting dalam proses translasi, AaRS juga memiliki fungsi lain dalam regulasi metabolisme sel, sistem imun, dan juga sistem syaraf. Mutasi pada AaRS dapat memunculkan penyakit pada sistem imun, dan degenerasi sistem saraf seperti pada kasus penyakit Charcot-Marie-Tooth, hingga terpicunya kanker. Dengan memahami proses molekular yang terjadi didalamnya, Profesor dari College of Health Science and Technology, National Central University, Taiwan ini berusaha untuk menemukan metode pengobatan dan terapi yang tepat untuk mengatasi kelainan yang muncul.
Selain menginvestigasi peran AaRS dan mutasi yang ditimbulkannya, Prof. Wang juga tertarik untuk menjadikan AaRS sebagai target antibiotik pada super bugs, seperti MRSA. Dengan memahami perbedaan antara AaRS yang dimiliki manusia dengan beberapa organisme patogen, Prof. Wang berusaha untuk mendesain senyawa antibiotik yang spesifik untuk membunuh patogen-patogen tersebut secara efisien.
Selaku Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi berharap agar dapat meningkatkan kerjasama khususnya bidang akademik melalui double degree Program Pascasarjana dan kerjasama riset bidang Biologi Molekular antara Fakultas Biologi UGM dengan Departement of Life Sciences National Central University, Taiwan.