Pembagian Dosen Pembimbing akademik angkatan 2011 dapat dilihat di website akademik (https://biologi.ugm.ac.id/akademik/)
Setelah sebelumnya program studi Biologi memberikan Self Assessment Report (Laporan Evaluasi Diri), pada tanggal 20-22 Juni yang lalu, dilaksanakan Actual Quality Assessment (Assessment Mutu Kenyataan) di lapangan yang dicermati para assessor AUN, antara lain dari De La Salle, Phillipines dan Chulalongkorn, Bangkok. Visitasi meliputi sesi diskusi dengan pihak pimpinan diikuti dengan sesi diskusi dengan staf pengajar, mahasiswa, supporting staff, alumni dan karyawan. Beberapa hal yang dicermati para assessor antara lain, adalah sasaran, tujuan dan harapan dampak pembelajaran, spesifikasi program, organisasi program, perancangan kurikulum dan konsep strategi pembelajaran.
Akreditasi yang telah diraih merupakan suatu amanah bagi Fakultas Biologi UGM untuk membuktikan bahwa fakultas pantas menyandang predikat tersebut. Menurut Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc, dengan diraihnya AUN-QA, Fakultas Biologi akan terus memperbaiki diri dan meningkatkan mutu. “Apa yang kita janjikan, harus kita tepati”, ujar beliau. Dengan prinsip “ginong prati dino” yang memiliki arti setiap hari harus ada perbaikan, beliau berharap Fakultas Biologi akan menjadi semakin lebih baik. Hal senada juga diaspirasikan oleh seluruh civitas akademika yang berharap dengan hasil akreditasi tersebut tidak akan membuat Fakultas Biologi UGM terlena, namun diharapkan akan menjadi pemacu kinerja fakultas. (Ardh)
Kepedulian kraton terhadap gajah bermula ketika populasi gajah di Sumatera Selatan yang pada saat itu cukup banyak dan justru merusak lahan penduduk. Agar tidak merusak lahan rakyat, gajah-gajah liar pada saat itu dipelihara oleh pemerintah daerah Lampung. “Daripada disana hanya dijinakan, diberi makan dan karena banyak menjadi beban, Kraton mengajukan permohonan untuk mendapatkan hibah dua gajah bagi kraton yang akan digunakan untuk menghidupkan tradisi kraton yang sudah ada”, papar Sri Sultan HB X.
Gajah memiliki makna tersendiri bagi kraton, Gajah kraton sering terlibat pada acara-acara kerajaan seperti grebeg ataupun coronation (jumenengan-red). Sri Sultan HB X mengatakan bahwa dengan memelihara satwa seperti gajah, kijang, ayam jago yang termasuk bagian dari kekayaan alam, merupakan simbolisasi kewajiban seorang Sultan untuk mengagungkan asma Allah S.W.T dengan menjaga kelangsungan alam sehingga semua merasa terlindungi.
Sri Sultan HB X berharap tulang gajah yang akan ditampilkan sebagai display di museum, tidak hanya sekedar menjadi koleksi, tetapi dapat membawa manfaat bagi anak didik. Beliau berharap agar museum dan perpustakaan dapat menjadi bagian suatu sistem pendidikan masyarakat. Sehingga kedepannya berkunjung ke museum merupakan suatu keharusan bagi anak-anak sekolah. Selain hal tersebut, Sri Sultan HB X juga berharap, kedepannya museum – museum yang ada di Jogja dapat menjadi bagian dari rute wisata Jogja. Sehingga jika turis berkunjung ke Jogja tidak hanya sekedar melihat laut berkunjung ke Parang Tritis, tetapi juga dapat datang ke museum atau kraton yang memiliki nilai sejarah dan pendidikan.
Memperhatikan surat edaran Direktur Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset UGM nomor 0854/Dir.PPA/K-4/2011 hal tersebut pada pokok surat, dengan ini diberitahukan tentang pengaktifan kantong parkir sepeda motor di luar kluster fakultas.
Hibah Penelitain Mahasiswa Berpotensi Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM-Direktorat Kemahasiswaan UGM dengan nilai pengajuan maksimal Rp. 7.500.000,00.
Informasi lebih lanjut dapat langsung dilihat di website : http://www.ppkb.ugm.ac.id
Dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Setiap usulan proposal dibuat rangkap 3 (tiga) dengan cover warna :
- warna putih – PKM-P (bidang penelitian)
- warna biru – PKM-T (bidang penerapan teknologi)
- warna kuning – PKM-K (bidang Kewirausahaan)
- warma merah – PKM-M (bidang pengabdian kepada masyarakat)
- warna ungu – PKM-KC (bidang karya cipta)
2. Softcopy proposal dimasukkan dalam satu CD/DVD
3. Batas waktu pengajuan usulan selambat-lambatnya tanggal 27 September 2011 diterima di Direktorat Kemahasiswaan UGM, dengan pertimbangan jumlah proposal yang masuk± 1.000 (seribu) dan proposal yang masuk akan dikoreksi oleh Pembina Penalaran Universitas
4. Sebelum hardcopy usulan PKM diserahkan ke Ditmawa UGM, dimohon ketua entri data melalui http://pkm.dirmawa.ugm.ac.id/pkm
Panduan lengkap dapat dilihat di http://pkm.dirmawa.ugm.ac.id/pkm
Akreditasi A yang telah diraih merupakan suatu amanah bagi Fakultas Biologi UGM untuk membuktikan bahwa fakultas pantas menyandang predikat tersebut, untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi. Dra. Siti Sumarmi, Ph.D berharap dengan hasil tersebut, program magister Fakultas Biologi UGM dapat terus memperbaiki diri dan selalu melangkah lebih baik lagi.
Hal senada disampaikan oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc yang mengatakan bahwa meskipun telah mendapat akreditasi A, Fakultas Biologi UGM akan terus berbenah dan meningkatkan kualitas . “Masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki untuk meningkatkan nilai akreditasi, agar Fakultas Biologi UGM menjadi lebih unggul”, sahut beliau. Akreditasi berlaku selama 5 tahun hingga tanggal 8 Juli 2016. Seluruh civitas akademika berharap dengan hasil akreditasi tersebut tidak akan membuat Fakultas Biologi UGM terlena, namun diharapkan akan menjadi pemacu kinerja fakultas. (ard)
BIOLOGICAL AND MOLECULAR CHARACTERIZATION OF A NEW ISOLATE OF
CUCUMBER GREEN MOTTLE MOSAIC VIRUS (CGMMV) IN INDONESIA
1 Genetics Laboratory, Faculty of Biology, Gadjah Mada University, Yogyakarta 55281 Indonesia (Corresponding e-mail: bs_daryono@mail.ugm.ac.id)
2 Laboratory of Agricultural Biotechnology, Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University, Yogyakarta 55281 Indonesia
3 Faculty of Mathematics and Natural Sciences STKIP Pembangunan Indonesia Makasar, Makasar Indonesia
ABSTRACT
Keywords: CGMMV, cucurbits, coat protein, RT-PCR
Get Full paper here
…diharapkan lebih banyak masyarakat yang mengetahui tentang anggrek dan bagaimana cara menanam serta memeliharanya. Kegiatan yang turut melibatkan KP4 UGM ini, diharapkan juga bermanfaat untuk pengembangan variasi tanaman anggrek. “ KP4UGM dapat menjadi pusat budidaya anggrek bertaraf internasional, sebab potensi anggrek besar, sehingga jangan sampai teknologinya diambil pihak luar” imbuh beliau. Hal senada disampaikan oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc., yang menekankan kembali arti penting budidaya dan penelitian anggrek, khususnya untuk jangka panjang, agar keanekaragaman hayati anggrek Indonesia tidak lagi diambil alih oleh negara lain. “Anggrek Thailand dan Taiwan, banyak yang mengambil plasma nutfah dari Indonesia, tetapi setelah diambil dan dibudidayakan disana, kemudian dijual ke Indonesia dengan harga yang mahal sehingga kita rugi” ujar beliau.
Selama lima hari berturut-turut para peserta pelatihan, mendapatkan materi dari mulai pengenalan anggrek, tahapan budidaya anggrek, hingga prospek agribisnis anggrek. Selain mendapatkan materi seputar anggrek, para peserta juga diajak langsung melaksanakan praktikum budidaya anggrek di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Biologi UGM. Para peserta, diajak langsung cara pembuatan medium untuk perkecambahan biji anggrek, overplanting, hingga siap memindahkan bibit anggrek dari botol ke pot bersama (compoting). Kesan dari Suharlan, salah satu peserta, mengatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan budidaya anggrek, pengetahuan para peserta menjadi lebih berkembang. “Setelah mendapatkan ilmu dan keterampilan seputar budidaya anggrek, semoga masyarakat dapat membantu menjaga kelestarian anggrek”, harap beliau .
Dr. Endang Semiarti, M.S, M.Sc, coordinator PIC I-MHERE, dalam acara penutupan pelatihan, Jumat (29/7). Berharap dari pelatihan tersebut, dapat muncul penganggrek unggul yang dapat menjadi pelaku usaha anggrek baik untuk skala industri maupun budaya. Menurut Dr. Endang Semiarti, M.S, M.Sc., kedepannya Fakultas Biologi UGM bekerjasama dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), memiliki keinginan untuk menyelematkan dan menginventaris anggrek-anggrek merapi pasca erupsi 2010, salah satunya Vanda tricolor baik secara in situ maupun ex situ.
Menurut Doni Sinaga, ketua tim, ide awal PKM GT yang mereka ajukan bermula saat mengunjungi basement parkir sebuah pusat perbelanjaan di Jogja. “Kami merasa sangat tidak nyaman dengan kondisi di basement parkir, oleh karena itu kami berfikir simpel tetapi bombastis tentang sebuah konsep biologi menggunakan tanaman untuk diterapkan di basement parkir”, tutur Doni. Green deep merupakan sebuah alternatif solutif untuk menghemat energi dan mengurangi global warming. “Dengan konsep Green deep, kita dapat menghemat listrik, mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh mesin sirkulasi, serta membuat basement parkir lebih sejuk dan nyaman”, ujar Cyntia, anggota tim. Sedangkan menurut Sanka, anggota tim, kedepannya tim PKM GT tersebut akan menjalin kerjasama dengan mitra, mematenkan ide mereka melalui sistem pengelolaan GMUM, dan mengimplementasikannya ke perusahaan.
Selain PKM GT tersebut, Luqman Hakim bersama dua rekannya Putu dan Harmayanti dari F. Teknologi Pertanian UGM, mencoba menerapkan konsep biologi go green sekaligus menaikan nilai ekonomi dari limbah fillet, yang semula kurang berguna dan hanya dijadikan sebagai krupuk, menjadi produk kulit samak yang berstandar internasional. “Produk yang kami hasilkan memiliki estetika tinggi dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan Chrom, ketika proses penyamakan kulit ”, ujar Luqman.
Hal yang tak kalah menarik muncul dari Mila Permatasari bersama Fuad Assani, Sieta, Yuntia dari FTP UGM dan Mathias dari FEB UGM, dengan Ricebran Coffee, yang menginovasikan minuman kopi dengan menambahkan bekatul di dalamnya. Kelebihan dari Ricebran Coffee adalah memiliki gizi yang lebih tinggi dan mengandung antioksidan. “Produk kami juga lebih nikmat karena menggunkan susu segar dan bahan-bahan yang dikontrol kualitasnya”, imbuh Mila.
Prestasi yang sangat membanggakan tersebut menunjukan bahwa mahasiswa Biologi UGM tidak hanya mampu menyerap dengan baik ilmu yang didapatkan di bangku kuliah, tetapi juga dapat mensintesis, mengintegrasikan, dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga membuktikan bahwa biologi sebagai ilmu dasar selalu memberi inspirasi terhadap pengembangan ilmu dan solutif terhadap suatu permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Keberadaan profesional biologi sangat diperlukan untuk memecahkan beragam permasalahan bangsa dan mengembangkan lingkungan yang berkelanjutan.(Ardh)