Pada tanggal 11 Desember 2018 pagi sekitar pukul 04.30 WIB, Donan Satria Yudha, M.Sc., dosen Fakultas Biologi UGM, yang juga Kepala Museum Biologi UGM menerima informasi dari teman-teman pemancing yang tergabung dalam WWI (Wild Water Indonesia), mengenai ditemukannya penyu mati di wilayah Pantai Siliran, Kulon Progo. Menindaklanjuti informasi tersebut, Donan segera berkoordinasi dengan menghubungi pihak BKSDA Yogyakarta guna meneruskan informasi tersebut. Pada hari yang sama, tim gabungan dari Fakultas Biologi UGM, WWI, AKJ dan BKSDA Yogyakarta segera menuju lokasi ditemukannya bangkai penyu tersebut. Tim Biologi diketuai oleh Donan selaku kepala Museum Biologi UGM membawa tim yang terdiri dari FX Sugiyo Pranoto, S.Si. (Frans) selaku teknisi Museum Biologi UGM; Rury Eprilurahman, M.Sc. sebagai salah satu dosen Biologi UGM ahli herpetologi; serta drh. Slamet Raharjo, MP. dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk melaksanakan nekropsi penyu bersama tim BKSDA Yogyakarta.
Pengabdian kepada Masyarakat
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada meneliti bangkai penyu yang dikabarkan mati dengan kondisi plastik keluar dari perutnya. Mereka bukan melaksanakan otopsi melainkan memeriksa apakah benar terdapat sampah plastik pada penyu dan mengidentifikasi jenis plastik. Apakah pula kondisi Congot bisa mempengaruhi kehidupan satwa, utamanya di laut. Para peneliti dari Biologi UGM mendatangi kubur penyu di Congot. Mereka membongkar kubur, mengangkat bangkainya, memeriksa secara detil bagian yang masih tersisa, dan memastikan apakah ada plastik dalam bangkai itu. Setelah tahap pemeriksaan berlangsung hampir 2,5 jam, para peneliti tidak menemukan plastik pada tubuh penyu.
Pariwisata menjadi salah satu ujung tombak perekonomian dunia. Di Indonesia, pariwisata diestimasi akan menyumbang US$ 16 miliar pada tahun ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis tengah tahun ini, kunjungan wisatawan mancanegara mengalami kenaikan 12.92% dengan angka 9.06 juta kunjungan. Sementara itu, di Yogyakarta higga Juni tercatat total 1.859.888 pengunjung yang terdiri dari wisatawan mancanegara 113.993 orang dan wisatawan domestik 1.745.895 orang. Tren positif ini disambut baik oleh berbagai kalangan, salah satunya dengan pembukaan destinasi wisata baru yang mengedepankan pengalaman menyenangkan seperti banyaknya lokasi foto dan lezatnya hidangan khas daerah.
Program PKM Unit Perpustakaan Fakultas Biologi UGM memasuki tahun ketiga kembali melanjutkan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Dusun Klegung Desa Donokerto Kecamatan Turi Sleman. Kegiatan PKM ini telah diinisiasi dari perencanaan (2016) dan mulai pelaksanaan dari tahun 2017 sampai sekarang tahun 2018 dan akan berlanjut terus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kawasan wisata Dusun Klegung. Program III untuk (tahun 2018) kali ini Perpustakaan Biologi UGM memulai kegiatan mewujudkan sebuah “karya” dalam bentuk Buku Saku atau Buku Panduan dan juga dalam bentuk Poster Informasi yang bertema Biodiversitas Dusun Klegung untuk mendukung eko-Wisata Edukasi khususnya dalam kajian jenis-jenis burung yang hidup daerah ini. Dengan buku ini nantinya dapat diharapkan upaya konservasinya dan dapat lebih mengetahui jenis burung yang perlu dilindungi dan menuju kepunahan.
Petani terlihat cukup puas dengan hasil panen tersebut. Kegiatan di lapangan kemudian dilanjutkan penutupan di balai Desa Depokrejo sekaligus penyampaian materi oleh Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. dilanjutkan tanya jawab oleh peserta panen hari itu. “Kami sangat apresiasi dengan program yang telah dilakukan ini, namun harapan ke depannya kami para petani diberikan kesempatan lain dalam pelatihan kastrasi polinasinya kembali agar hasilnya lebih maksimal” ujar Eko Buntoro, salah satu anggota kelompok tani tersebut. Acara ditutup secara simbolis, dipimpin oleh ketua pelaksana hibah pada pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Penutupan ini sekaligus menjadi akhir dari kegiatan program TTG tahun ini. “Insya Allah tahun depan apabila masih ada rezeki bisa melakukan program di sini kembali. Kami sangat menantikannya” tambah Eko Buntoro.
Minggu, 02 September 2018 Tim Pelaksana Hibah Teknologi Tepat Guna dari Fakultas Biologi UGM memperkenalkan teknik kastrasi dan polinasi pada semangka. Pada kegiatan ini dihadiri oleh beberapa orang petani dan petani mitra. Kegiatan ini bertujuan untuk sharing ilmu pengetahuan kepada petani lokal yang harapannya melalui kegiatan ini tranfer ilmu dapat berjalan dengan baik. Kegiatan ini dilaksanakan di kebun pertanian semangka yang telah ditanam pada 02 Agustus 2018 lalu, saat ini umur tanaman telah mencapai 30 HST (Hari Setelah Tanam).
Pemilihan lokasi kegiatan sebagai tempat dilaksanakan pengabdian masyarakat, bukan tanpa alasan dikarenakan kawasan tersebut sedang dikembangkan menjadi kawasan Sentra Wisata Anggrek Kabupaten Kulon Progo. Kawasan Banyunganti sendiri merupakan daerah yang memiliki jenis tanaman anggrek lokal khas Kulon Progo. Anggrek lokal menjadi salah satu potensi besar daerah yang harus dikembangkan agar dapat menjadi pendapatan lebih bagi masyarakat. Perlu adanya fokus dari masyarakat dalam berbisnis untuk menambah pendapatan bagi masyarakat. Hal itulah yang menjadi topik yang disampaikan oleh narasumber dalam kegiatan ini yaitu Dr. Ir. Aziz Purwantoro, M.Sc. dari Fakultas Pertanian UGM. Beliau selaku penggiat bisnis, memberikan tips dan trik dalam membangun usaha bisnis dengan melihat potensi kawasan Banyunganti yang dapat diangkat. Dapat berupa membuat souvenir khas daerah tersebut atau makanan khas yang dapat menarik minat wisatawan. Beliau juga menekankan tentang pentingnya berinovasi dalam membangun suatu usaha.
Semangat dan antusias yang begitu besar terpancar dari raut wajah para peserta. Kegiatan kali ini dikemas sangat menarik dengan mengajak seluruh peserta untuk belajar melukis hijab cantik bermotif bunga anggrek. Tidak hanya itu saja, pembuatan bros dan gantungan kunci dari bunga anggrek asli dengan pelapisan resin yang sangat menarik juga turut mewarnai rangkaian acara yang belangsung kurang lebih 4 jam tersebut. Semua hasil karya peserta dapat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan dan tentunya hal ini menjadi harapan besar kita bersama agar lewat kegiatan ini, masyarakat menjadi lebih terpacu untuk bereksplorasi, mengembangkan kemampuan, dan memacu diri agar dapat membuat usaha mandiri untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Saya sangat senang dengan kegiatan ini, semoga kegiatan ini sering-sering dilakukan agar kami dapat menambah ilmu untuk membuat kerajinan dari tanaman anggrek” ucap ibu Partinah.
Ibu Endang dan seluruh anggota Tim Pengabdian TTG Anggrek yang tidak lain ialah mahasiswa S1 dan S2 Fakultas Biologi UGM juga turut mengambil bagian bersama peserta membuat aneka
kerajinan tangan. Bu Endang berpesan agar lewat kegiatan ini, masyarakat Banyunganti dapat melihat peluang yang baik dalam berbisnis untuk meningkatkan potensi daerahnya sebagai Sentra Wisata Anggrek khas Kulon Progo.
Di akhir kegiatan, Pak Sutarman mengajak seluruh peserta dan Tim Pengabdian berfoto bersama dan menutup rangkaian kegiatan pada hari ini dengan sangat meriah yaitu bersama-sama meneriakkan “Bela Kulon Progo, “Beli Kulon Progo”!!!. (Zulwanis/KMP F. Biologi UGM)
Pelatihan dimulai pukul 14.30 WIB, acara dibuka dan dipandu oleh Oktaviana Herawati, seorang puteri daerah Kabupaten Kulon Progo, yang juga anggota Tim Pengabdian kepada Masyarakat berbasis Teknologi Tepat Guna Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dengan Ketua Pelaksana Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. Acara pelatihan meliputi praktek langsung, sharing tentang anggrek dan pembahasan kembali mengenai materi yang pernah disampaikan sebelumnya. Kegiatan praktik pembuatan medium diawali dengan pencucian botol yang akan digunakan sebagai tempat medium, dilanjutkan dengan peracikan komponen medium, perebusan medium, penuangan medium ke dalam botol dan sterilisasi medium. Semua proses dilakukan secara sederhana dan dapat dipraktikan kembali dengan mudah oleh masyarakat. Proses sterilisasi medium memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga selama menunggu acara diisi dengan pembahasan serta praktik mengenai cara perawatan anggrek dan menyilang bunga anggrek/polinasi. Selain itu diisi dengan sharing mengenai berbagai jenis anggrek yang dapat dikembangkan di Dusun Banyunganti dan juga harapan mereka mengenai pembudidayaan anggrek di Dusun Banyunganti. Setelah proses sterilisasi selesai medium diangkat dan diinkubasi untuk digunakan selanjutnya.
Masyarakat sangat antusias dengan pelatihan/pendampingan yang diberikan tersebut, ditandai dengan banyaknya pertanyaan selama praktik serta keinginan mereka untuk diadakan pendambingan selanjutnya. Kegiatan pelatihan ditutup dengan berdoa bersama. Semoga dengan terlaksananya acara ini dapat meningkatkan ketertarikan serta kepedulian masyarakat untuk mengembangkan anggrek dan menjadikan Dusun Banyunganti sebagai Pusat Anggrek di Kabupaten Kulon Progo. Mari kobarkan semangat melestarikan Anggrek Asli Kulon Progo. ( oktaviana herawati).
MONEV dilakukan oleh LPPM pada tanggal 20 September 2018 untuk mengetahui kelancaran Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis Penerapaan Teknologi Tepat Guna Labu Susu yang sedang dilakukan. Pelatihan dilakukan pada hari Minggu, 23 September 2018. Pelatihan ini dihadiri oleh Petani, Ketua Tani dan perwakilan Kelompok Wanita Tani dan PKK Dusun Kebondalem. Dalam kesempatan ini, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. memaparkan tentang cara memenejemen pemanenan dan pemasaran agar hasil yang didapatkan lolos dalam seleksi pasar modren. Menurut Dr. Budi, labu susu ini memiliki harga jual yang tinggi jika di jual ke pasaran (Carrefour) tetapi untuk pemasarannya sendiri diperlukan SOP. Labu susu yang siap panen warnanya kecoklatan dan pangkal buahnya sudah kering. Labu susu yang lolos seleksi pasar hanya yang berbentuk seperti gitar / buah pir (dumbbell), untuk labu susu yang bentuk nya seperti leher angsa, membulat dan paprika tidak lolos seleksi pasar namun bisa diolah menjadi bahan pangan seperti mie, cup cake, bolu, dll. Beberapa teori genetika dasar juga dipaparkan kepada masyarakat agar dapat diterapkan dilapangan.
Pelatihan menejemen pemanenan dan pemasaran labu susu ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat terutama dari Ketua Kelompok Tani Desa Madurejo. “Saya sebagai ketua kelompok tani di desa ini dan secara pribadi sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kedatangan tim dari Fakultas Biologi UGM ke desa kami guna mengajarkan cara memenejemen pemanenan dan pemasaran Labu susu. Semoga dengan adanya pelatihan ini masyarakat bisa terbantu dan insyaallah kami dengan senang hati membantu dan menerapkan program yang telah dilaksanakan. Kami mengucapkan banyak sekali terima kasih kepada Bapak Budi yang selalu membersamai kami” papar Maryanto selaku ketua Kelompok Tani Desa Dusun Kebondalem, Desa Madurejo.