Pengelolaan Sampah
Polemik sampah saat ini semakin memuncak dan mengancam kesehatan lingkungan baik didarat, laut maupun udara. Oleh karena itu diperlukan mekanisme pengelolaan yang baik, terstruktur dan dengan dibantu teknologi unggul untuk dapat mengatasinya. Salah satu usaha yang telah lama dilakukan adalah dengan melakukan 3R+1R yaitu Reuse, Recycle dan Reduce dan ditambah dengan Return to Earth, hal inilah yang telah lama dikembangkan di PT. Greenhope Indonesia. Return to Earth adalah bagian penting yang hilang, yang menawarkan solusi plastik berbasis Biodegradable dan Biopolimer untuk mengatasi polusi sampah plastik dan krisis iklim. Tema ini selaras dengan tema penelitian yang telah dikembangkan Smart Genetics Research Group yang dipimpin oleh Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D. salah satu dosen di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
Tepatnya pada tanggal 22 – 24 Juli 2024 yang lalu, Ganies berkesempatan untuk dapat melakukan kegiatan kerja sama dan kolaborasi bersama PT. Greenhope Indonesia dalam implementasi Program Capstone Project dari Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi Universitas. Capstone Project memberikan kesempatan kepada dosen untuk mengintegrasikan dan mengaplikasikan keahlian serta kompetensi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di industri. Tema yang diangkat untuk dapat dikolaborasikan dalam kegiatan ini adalah terkait trobosan baru produk Biodegradable plastik yang berasal dari Microbial Cell Factory yaitu rekombinan yeast. Biodegradable plastik memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan dan kelestarian lingkungan, terutama dalam upaya untuk mengurangi dampak limbah plastik. Biodegradable plastik dapat digunakan sebagai pengganti plastik konvensional dalam berbagai kegiatan, seperti pengemasan makanan, kemasan produk, dan perlengkapan laboratorium.
Kegiatan diawali dengan diskusi dan presentasi secara online dan offline di Kantor, Laboratorium dan Pabrik PT. Greenhope. Selain itu juga dilakukan observasi dan pengamatan secara langsung proses pengolahan produk biodegradable plastik berupa Oxium, Ecoplas dan Naturaloop dari PT. Greenhope. Ganies juga menjelaskan terkait proses dan meode tranformasi genetik yang telah dikembangkan untuk menghasilkan biodegradable plastik dari rekombinan yeast. Kedepan dari kedua belah pihak sepakat untuk menjalankan kegiatan penelitian bersama yang dikuatkan dengan adanya MoU dan proposal kolaborasi. Harapan kami kolaborasi ini dapat terus ditingkatkan untuk menghasilkan produk unggulang yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan baik untuk mas depan, papar Ganies. Selain itu dari PT. Greenhope yang diwakili Bpk Dr. Hardaning Pranamuda, M.Sc., Director of R&D PT. Greenhope, Indonesia bersama dengan dua tim peneliti Muhammad Ardiyansyah, S.Si., dan Ir. Daffa Dewa Saputra, S.T., menyambut baik kolaborasi ini dengan meneguhkan semangat tinggi untuk saling berkontribusi. Penelitian dan pengembangan biodegradable plastik dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan terutama dalam upaya untuk mengurangi dampak limbah plastik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, papar Hardaning dalam penutupan sesi diskusi.
Selain kontribusi signifikan dalam mengatasi masalah limbah sampah, kegiatan ini juga selaras dalam program capaian dan implementasi beberapa SDGs yaitu SDG 12: Peningkatan Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan. Biodegradable plastik dapat membantu mencapai target SDG 12 yang berkaitan dengan pengurangan limbah dan pengelolaan bahan berbahaya. Selain itu juga untuk SDG 14: Kehidupan di Bawah Air. Biodegradable plastik dapat membantu mengurangi dampak limbah plastik terhadap ekosistem laut dan mempromosikan kesehatan lingkungan. Lebih lanjut untuk implementasi SDG 15: Kehidupan di Darat. Biodegradable plastik dapat membantu mengurangi dampak limbah plastik terhadap ekosistem darat, seperti mengurangi pencemaran tanah dan udara serta mempromosikan kesehatan lingkungan, SDG 13: Tindakan untuk Mengatasi Perubahan Iklim. Biodegradable plastik dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang terkait dengan produksi dan pembuangan plastik konvensional dan SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Penelitian dan pengembangan biodegradable plastik dapat meningkatkan inovasi dan memberikan peluang baru bagi industri pengolahan bahan plastik yang lebih berkelanjutan.
- SDG 3: Kehidupan sehat dan sejahtera
- SDG 6: Air bersih dan sanitasi layak
- SDG 7: Energi bersih dan terjangkau
- SDG 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
Kegiatan ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s), khususnya:
- SDG 2: Tanpa Kelaparan – dengan meningkatkan kualitas pakan ternak, diharapkan hasil ternak dapat meningkat dan berkontribusi pada ketahanan pangan.
- SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab – dengan mengedukasi peternak tentang pemanfaatan limbah, program ini mendukung produksi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
- SDG 15: Kehidupan di Darat – pengelolaan limbah ternak yang lebih baik berkontribusi pada kesehatan tanah dan ekosistem darat.
Senin (27/5), Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi UGM kembali memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik bagi warga Yogyakarta. Pelatihan ini terselenggara atas permintaan Plt. Lurah Caturtunggal, Aminudin Aziz. Peserta pelatihan adalah Kelompok Wanita Tani Caturtunggal yang hadir sebanyak 30 orang. Satgas Pengelola Sampah Organik yang diketuai oleh Soenarwan Hery Poerwanto, M.Kes. menyampaikan materi sekaligus praktek selama empat jam terkait pembuatan kompos dengan penambahan Bioferti 2023.
“Pelatihan pembuatan kompos berbahan sampah rumah tangga ini masuk dalam programpemerintah KalurahanCaturtunggal,” ungkap Aziz dalam sambutannya. Kalurahan Caturtunggal juga merasakan imbas dari penutupa TPA Piyungan, sehingga sampah rumah tangga menjadi permasalahan yang harus segera diatasi. “Pelatihan ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat Fakultas Biologi yang memiliki formula Bioferti 2023 untuk membantu mempercepat pengomposan materi organik”, kata Hery saat pematerian.
Bioferti 2023 merupakan produk starter dari Fakultas Biologi UGM yang terbukti mampu mendegradasi sampah organik dalam waktu sekitar 7 sampai 14 hari. Hasil analisis formula ini mempunyai kandungan N 2,70% , P 0,62% dan K 68,3% sehingga memenuhi standar pupuk organik. Formula ini terus dikembangkan oleh Satgas Pengelola Sampah Organik yang mempunyai tim ahli Sukirno, S.Si.,M.Sc.,Ph.D. dan Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc.
Program pelatihan pembuatan pupukorganik di Kalurahan Caturtunggal, kabupaten Sleman, Yogyakarta ini merupakan pengejawantahan dari SDGs 3 (Good Health and Well Being) dan SDGs 11 (Sustainable Cities and Communities). “kami akan terus memberikan kontribusi bagi warga Yogyakarta dalam penanganan sampah organik” ucap Hery mengakhiri pelatihan. (dus)