• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • hal. 160
Arsip:

Rilis Berita

Aplikasi Biologi Molekular Dalam Era Revolusi Industri 4.0 dan 5.0: Kuliah Umum Pendidikan Biologi FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Rilis BeritaTajuk Kamis, 3 Oktober 2019

(03/09)

Dalam Kuliah Umum yang diadakan oleh Prodi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,  Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. memberikan pemaparan mengenai aplikasi Biologi Molekular ditengah era Revolusi Industri 4.0 dan menyongsong terbitnya era industri dan society 5.0. Dihadiri oleh segenap pimpinan Prodi Pendidikan Biologi dan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Kuliah Umum tersebut memfokuskan diskusi pada topik seputar aplikasi Biologi Molekular dan era revolusi industri. Dengan tema “Aplikasi Biologi Molekular Dalam Kehidupan Pada Era Revolusi Industri 4.0 dan 5.0”, beberapa isu terkait posisi Biologi dan pendidikan Biologi dalam kegiatan industri, riset dan hilirisasi produk penelitian hasil riset ditengah era Industri 4.0 dan babak baru era industri 5.0 menjadi sorot pembahasan utama.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Sebagai Guru Besar Genetika Universitas Gadjah Mada beliau menuturkan bahwa revolusi industri dan society 5.0 tidak dapat dipisahkan dari upaya integrasi dan pengaplikasian Biologi dalam bidang industri berbasis riset dan pengembangan teknologi. “Internet of Things (IoT) dan aplikasi biologi molekular penting dalam kajian keanekaragaman genetik, proses seleksi dan budidaya plasma nutfah secara efisien. Dalam aplikasinya Genetika Molekular memiliki posisi yang penting dalam menentukan keragaman dan kekayaan sumberdaya hayati Revolusi Industri 4.0 dan 5.0. Melalui kerjasama antara Perguruan Tinggi, Kementerian terkait dan Mitra Industri pada akhirnya pemahaman tersebut dapat menjadi landasan atau basis bagi upaya pembelajaran, pemahaman dan pemanfaatan sumberdaya genetik secara berkelanjutan”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.

Upaya kolektif peneliti Indonesia khususnya peneliti Biologi telah dipusatkan dan digerakkan melalui Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI). Selaku Ketua Konsorsium Biologi Indonesia, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan bahwa kegiatan pendataan keanekaragaman plasma nutfah Indonesia telah diinisiasi melalui peluncuran Indonesian Biodiversity Index (IBI) dalam The 2nd KOBI_ICON 2019. Beberapa hal lain yang disampaikan dalam Kuliah Umum tersebut adalah pentingnya pembangunan sumberdaya manusia dalam era industri 5.0. Industri 5.0 sendiri tidak lagi berpusat pada pengembangan teknologi semata namun telah mengintegrasikan teknologi revolusi industri dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka diperlukan peningkatan pemahaman dan mentalitas perubahan yang baru. Aplikasi Biologi Molekular dalam Pendidikan Biologi menurut beliau dapat menjadi tumpuan dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia dan integrasi teknologi revolusi industri dalam setiap aspek kehidupan sosial masyarakat. “Penting bagi kita untuk memiliki pemahaman dan pembaharuan cara pandang dalam pemanfaatan teknologi ditengah masyarakat. Sinergi tersebut berperan penting dalam pemecahan isu-isu kontemporer Biologi yang diwujudkan melalui riset dan output berupa paten dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) lainnya membutuhkan beberapa elemen pendukung salah satunya adalah sumberdaya manusia yang unggul”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M. Agr.Sc.

Dalam penutupnya beliau menuturkan bahwa era industri 5.0 akan memfokuskan perhatian dalam aspek peningkatan sumberdaya manusia untuk itu pembangunan kualitas sumberdaya manusia baik secara akademik dan psikologis sangat dibutuhkan. “Kerja keras (hardwork) bukan lagi menjadi penentu utama namun perlu diawali dengan kondisi psikologis yang baik, yaitu happiness atau kebahagiaan. Dengan kondisi psikologis yang baik maka akan dapat mendorong tercapainya output yang maksimal”, tutur beliau.

Lomba Humas Keprotokolan Se-UGM Buktikan Kerjasama dan Kekompakan Humas Fakultas Biologi UGM

Rilis Berita Kamis, 3 Oktober 2019

Humas Protokol Fakultas Biologi UGM, mengikuti  Lomba Keprotokolan Se-Universitas Gajah Mada 2019 yang di gelar di Hotel Grand Mercure Yogyakarta (02/10).  Lomba yang diadakan Universitas Gajah Mada, dalam rangka program pengembangan sumber daya manusia khususnya fungsi humas dan protokol unit kerja di lingkungan UGM ini diadakan pada tanggal 1-2 Oktober 2019. Lomba yang berlangsung pada jam 08.00 hingga 17.30 WIB ini di ikuti oleh 18 Fakultas, salah satunya ialah Fakultas Biologi.

Persiapan yang dilakukan Humas Protokol Fakultas Biologi terbilang sangat singkat. Meski demikian persiapan yang dilakukan cukup matang, dilihat dari kekompakan busana yang dikenakan oleh peserta, serta properti yang digunakanpun semakin beragam.

Slide 1
Slide 5
Slide 2
Slide 4
Slide 3
Slide 6

Keikutsertaan lomba humas dan keprotolan kali ini, sudah yang  ke-2 kalinya Fakultas Biologi turut berpartisipasi, berbeda dengan tahun yang lalu persiapan kali ini lebih baik lagi. Peserta yang mewakili lomba sangat antusias serta lebih semangat dalam mengikuti Lomba Keprotokolan Se-Universitas Gajah Mada, terbukti dengan bertambahnya peserta lomba yang berasal dari dosen maupun staf tendik. Sidiq Permana Putra, S.Si., M.Sc selaku kepala humas protokol Fakultas Biologi UGM juga turut hadir dalam lomba dan dengan piawai memainkan perannya sebagai Rektor UGM.

Selain Sidiq Permana Putra, S.Si., M.Sc, dosen dan staf yang ikut berpatisipasipun cukup piawai dalam menjalankan perannya. Seperti Rusna Nur Aini, A.Md. berperan sebagai Dekan Fakultas Biologi UGM; Indra Lesmana, S.Si., M.Sc. sebagai Direktur PT Sinar Mas;  Tri Annisa Sangadi, S.T. sebagai Ketua Senat Fakultas Biologi UGM; Heru Praptomo, A..Md. sebagai fotografer Fakultas Biologi UGM; Emi Dwi Suryanti, S.Si., M.Sc., Mutiara Fauziana, S.Si., Dewi Nurmala Sari, A.Md.Sek dan Rahma Nur Khotimah  yang berperan sebagai tim Protokol Fakultas Biologi UGM. Tidak hanya itu banyak dari dosen maupun staf yang turut membantu mempersiapkan lomba. Hal ini membuktikan bahwa kerjasama dan kekompakan yang terjalin antar civitas Fakultas Biologi UGM sangat baik.

Tim dari Fakultas Biologi UGM juga mendapatkan apresasi oleh dewan juri, yang telah mengalami kemajuan dibandingkan tahun lalu terlihat dari kekompakan peeserta dan kepiawaiannya dalam menjalankan suatu acara. Hal tersebut dikarenakan pengalaman-pengalaman dari peserta selama bertugas. “Harapannya semoga Fakultas Biologi dapat meraih juara tapi yang terpenting adalah implementasi dari lomba tersebut mampu meningkatkan pelayanan dalam hal humas dan keprotokolan di Fakultas Biologi UGM” ujar Sidiq Permana.

Kuliah Umum Fakultas Biologi UGM dan KOBI dalam SEMNAS II Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur “Heart of Biodiversity in Kalimantan”

Rilis BeritaTajuk Rabu, 2 Oktober 2019

(02/10)

Dalam Seminar Nasional jilid II yang diselenggarakan oleh Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman pemaparan yang menjadi topik utama adalah seputar pemerataan pembangunan berlandaskan biodiversitas. Hadir dalam seminar tersebut segenap jajaran pimpinan, mahasiswa dan tenaga pendidik Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur. Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) dan Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. memberikan pemaparan seputar inovasi industri di era 4.0 dan 5.0 dengan konsep Green Economy sebagai upaya pemerataan pembangunan berlandaskan biodiversitas. Dengan tema Inovasi Dan Perkembangan Biologi  Dalam Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0 Dan 5.0 Untuk Percepatan Pemerataan Pembangunan Berbasis Biodiversitas Di Indonesia, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. mengungkapkan bahwa tumpuan pembangunan yang sesuai dengan profil Indonesia sebagai negara megabiodiversitas khususnya Kalimantan Timur sebagai pusat biodiversitas atau disebut sebagai “The Heart Biodiversity in Kalimantan”adalah Green Economy.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

“Biodiversitas merupakan sumber penting dalam implementasi pengembangan konsep Green Economy di banyak negara. Namun, Indonesia yang notabene sebagai negara megabiodiversitas dengan berbagai macam potensinya untuk dieksplorasi belum dikelola secara optimal oleh pemerintah maupun praktisi sebagai media untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian. Disisi lain revolusi industri 4.0 dan 5.0, menciptakan kondisi yang mengharuskan adanya inovasi dari setiap lini kehidupan untuk dapat bertahan dan eksis dari berbagai macam bentuk disrupsi. Permasalahan dan tantangan ini menjadi momentum bagi biologi untuk melakukan lompatan inovasi serta perkembangan dalam berkontribusi aktif terhadap percepatan pemerataan pembangunan di Indonesia, termasuk di Kalimantan,” tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Sebagai Guru Besar Genetika Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada beliau turut mengungkapkan bahwa dengan inovasi penelitian, inovasi pembelajaran, serta membangun jembatan kolaborasi antara penelitian dan industri dapat menciptakan sinergisitas yang berkelanjutan.

Lebih lanjut dalam pemaparan terkait konsep Green Economy beliau mengungkapkan pencapaian Fakultas Biologi UGM meliputi sekian banyak inovasi penelitian yang telah dicapai. Sebagai Guru Besar Genetika Universitas Gadjah Mada beliau menuturkan bahwa revolusi industri dan society 5.0 tidak dapat dipisahkan dari upaya integrasi dan pengaplikasian Biologi dalam bidang industri berbasis riset dan pengembangan teknologi. “Internet of Things (IoT) dan aplikasi biologi molekular penting dalam kajian keanekaragaman genetik, proses seleksi dan budidaya plasma nutfah secara efisien. Dalam aplikasinya Genetika Molekular memiliki posisi yang penting dalam menentukan keragaman dan kekayaan sumber daya hayati Revolusi Industri 4.0 dan 5.0. Melalui kerjasama antara Perguruan Tinggi, Kementerian terkait dan Mitra Industri pada akhirnya pemahaman tersebut dapat menjadi landasan atau basis bagi upaya pembelajaran, pemahaman dan pemanfaatan sumberdaya genetik secara berkelanjutan (sustainable)”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.

Upaya kolektif peneliti Indonesia khususnya peneliti Biologi telah dipusatkan dan digerakkan melalui Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI). Selaku Ketua Konsorsium Biologi Indonesia, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan bahwa kegiatan pendataan keanekaragaman plasma nutfah Indonesia telah diinisiasi melalui peluncuran Indonesian Biodiversity Index (IBI) dalam The 2nd KOBI_ICON 2019. Beberapa hal lain yang disampaikan dalam Kuliah Umum tersebut adalah pentingnya peningkatan sumberdaya manusia dalam era industri 5.0. Industri 5.0 sendiri tidak lagi berpusat pada pengembangan teknologi semata namun telah mengintegrasikan teknologi revolusi industri dalam kehidupan sosial masyarakat. “Menghadapi revolusi industri secara global sekaligus menyambut bonus demografi dari generasi emas Indonesia pada akhirnya akan menjadi awal kebangkitan Biologi dalam mengeksplorasi dan memanfaatkan setiap jengkal kekayaan biodiversitas yang ada,” tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Dalam penutupnya beliau berharap kerjasama semua pihak baik universitas, pemerintah dan mitra industri diharapkan dapat mempercepat kegiatan pembangunan sehingga pada akhirnya akan mewujudkan analogi Indonesia Tanah Surga serta meningkatkan status negara Indonesia sebagai negara maju dan sejahtera.

Sinergi Biologi, Sains dan Pembelajaran Dalam Menghadapi Revolusi Industri 5.0: Seminar Nasional Hayati VII Universitas Nusantara PGRI Kediri

Rilis BeritaTajuk Sabtu, 28 September 2019

(28/09)

Dalam Seminar Nasional Hayati VII dan Workshop Bioinformatika II 2019 yang diadakan oleh Prodi Pendidikan Biologi, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. memberikan pemaparan mengenai pentingnya sinergi Biologi, Sains dan Pembelajaran dalam menghadapi beberapa isu-isu kontemporer Biologi khususnya ditengah terbitnya era industri 5.0. Turut hadir Kanako N. Kasanagi, Ph.D. sebagai salah satu keynote speaker serta beberapa invited speaker diantaranya Dr. Mumun Nurmilawati, M.Pd., Dr. Imas Cintamulya, M.Si. dan Dr. drh. Cicilia Novi Primani, M.Pd. Seminar Nasional Hayati VII dihadiri oleh segenap pimpinan Prodi Pendidikan Biologi, mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri, dan beberapa dosen serta mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia. Seminar Nasional Hayati jilid VII kali ini memfokuskan diskusi pada topik seputar Biologi, Sains dan Pembelajarannya. Dengan tema “Sinergi Biologi, Sains dan Pembelajaran untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0”, beberapa isu terkait posisi Biologi dan pendidikan Biologi dalam kegiatan industri, riset dan hilirisasi produk penelitian hasil riset ditengah era Industri 4.0 dan babak baru era industri 5.0 menjadi sorot pembahasan utama.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Sebagai Guru Besar Genetika Universitas Gadjah Mada beliau menuturkan bahwa revolusi industri dan society 5.0 tidak dapat dipisahkan dari upaya integrasi dan pengaplikasian Biologi dalam bidang industri berbasis riset dan pengembangan teknologi. “Internet of Things (IoT) dan aplikasi biologi molekular penting dalam kajian keanekaragaman genetik, proses seleksi dan budidaya plasma nutfah secara efisien. Dalam aplikasinya Genetika Molekular memiliki posisi yang penting dalam menentukan keragaman dan kekayaan sumberdaya hayati Revolusi Industri 4.0 dan 5.0. Melalui kerjasama antara Perguruan Tinggi, Kementerian terkait dan Mitra Industri pada akhirnya pemahaman tersebut dapat menjadi landasan atau basis bagi upaya pembelajaran, pemahaman dan pemanfaatan sumberdaya genetik secara berkelanjutan”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.

Upaya kolektif peneliti Indonesia khususnya peneliti Biologi telah dipusatkan dan digerakkan melalui Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI). Selaku Ketua Konsorsium Biologi Indonesia, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan bahwa kegiatan pendataan keanekaragaman plasma nutfah Indonesia telah diinisiasi melalui peluncuran Indonesian Biodiversity Index (IBI) dalam The 2nd KOBI_ICON 2019. Beberapa hal lain yang disampaikan dalam Seminar Nasional tersebut adalah pentingnya pembangunan sumberdaya manusia dalam era industri 5.0. Industri 5.0 sendiri tidak lagi berpusat pada pengembangan teknologi semata namun telah mengintegrasikan teknologi revolusi industri dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka diperlukan peningkatan pemahaman dan mentalitas perubahan yang baru. Sinergi antara Biologi, Sains dan Pembelajaran menurut beliau dapat menjadi tumpuan dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia dan integrasi teknologi revolusi industri dalam setiap aspek kehidupan sosial masyarakat. “Penting bagi kita untuk memiliki pemahaman dan pembaharuan cara pandang dalam pemanfaatan teknologi ditengah masyarakat. Sinergi tersebut berperan penting dalam pemecahan isu-isu kontemporer Biologi yang diwujudkan melalui riset dan output berupa paten dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) lainnya membutuhkan beberapa elemen pendukung salah satunya adalah sumberdaya manusia yang unggul”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M. Agr.Sc.

Dalam penutupnya beliau menuturkan bahwa era industri 5.0 akan memfokuskan perhatian dalam aspek peningkatan sumberdaya manusia untuk itu pembangunan kualitas sumberdaya manusia baik secara akademik dan psikologis sangat dibutuhkan. “Kerja keras (hardwork) bukan lagi menjadi penentu utama namun perlu diawali dengan kondisi psikologis yang baik, yaitu happiness atau kebahagiaan. Dengan kondisi psikologis yang baik maka akan dapat mendorong tercapainya output yang maksimal”, tutur beliau.

Ecovitrap Fakultas Biologi Berdayakan Masyarakat Cegah Dengue dan Malaria

Rilis BeritaTajuk Kamis, 26 September 2019

(26/09)

Nyamuk merupakan salah satu vektor pembawa penyakit. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk tergolong cukup banyak tergantung dari jenis nyamuknya, seperti nyamuk Aedes (DBD, Zika, Chikungunya), Anopheles (Malaria), Culex (Kaki gajah/Filariasis). Nyamuk tersebut juga memiliki karakteristik kondisi lingkungan atau tempat perindukan yang berbeda-beda.

Di Indonesia kasus akibat vektor nyamuk setiap tahunnya kerap muncul, hingga sekarang ini didominasi oleh penyakit Demam Berdarah Dengue dan Malaria. Kasus-kasus ini hingga mengakibatkan meninggal dunia. Salah satu kasus yang masih tergolong tinggi adalah Demam Berdarah Dengue yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta seperti di Kabupaten Sleman bagian Padukuhan Mrican, Kecamatan Depok. Kondisi demikianlah yang melatarbelakangi Fakultas Biologi untuk menginisiasi inovasi yang solutif dalam menangani permasalahan tersebut yaitu dengan Alat perangkap nyamuk yang bernama “ECOVITRAP”. Adapun tema yang diangkat dalam mengaplikasikan inovasi tersebut adalah Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penerapan Alat Perangkap Nyamuk “ECOVITRAP” dalam Mewujudkan Desa Sehat Bebas Vektor Nyamuk.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Pelaksanaan acara ini dilakukan secara bertahap selama 2 hari yaitu tanggal 11 & 16 September 2019. Pada hari pertama dilakukan pelatihan atau pembentukan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) Cilik. Pelatihan ini diikuti oleh anak-anak remaja yang masih sekolah mulai dari SD hingga SMP. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran tentang nyamuk dan cara pengendaliannnya sejak dini. Karena para remaja inilah sebagai Generasi Emas Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Sehat, sehingga pelatihan-pelatihan sejak dini seperti ini sangatlah penting. Selanjutnya pada hari kedua, sasaran dilakukan untuk khusus para Jumantik desa yaitu perwakilan setiap RT hingga mencapai 24 jumantik yang hadir. Pada pelatihan yang dilakukan, diberikan materi tentang Jenis, Karakteristik, dan Penyakit dari Nyamuk serta Cara Pengendaliannya oleh Dila Hening Widyaraini, S.Si., M.Sc dan materi tentang Alat Perangkap Nyamuk “ECOVITRAP” dan Cara Pembuatannya oleh Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si., M.Kes. Selain itu didampingi Dosen Fakultas Biologi lainnya oleh Dr. Dra. Raden Roro Upiek Ngesti Wibawaning Astuti, DAP & E. M.Biomed. dan Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D.
Pelatihan yang dilakukan ini ditekankan pada pembuatan alat perangkap nyamuk yaitu “ECOVITRAP”. Alat tersebut terdiri dari perangkap telur dalam rumah, luar rumah dan perangkap nyamuk khusus dewasa. Pelatihan ini langsung dipraktikkan oleh para jumantik ditempat. Karena memang barang bekas sebagai bahan dasarnya, para jumantik ini sangat antusias serta mereka ingin menyebarluaskan ke masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengaplikasikan alat tersebut dan dapat menurunkan kasus akibat vektor nyamuk itu sendiri.

Pelatihan yang dilakukan selama dua hari tersebut diharapkan dapat memberdayakan masyarakat khususnya Padukuhan Mrican, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Terobosan baru tersebut diharapkan dapat menekan angka kasus akibat vektor nyamuk khususnya penyakit DBD yang sampai saat ini masih menjadi perhatian oleh pihak kesehatan. Selain itu, pelatihan Alat Perangkap Nyamuk ini diharapkan tetap sustainable dalam mengatasi kasus tersebut dan meminimalisir bahan-bahan plastik yang tak berguna menjadi nilai guna lebih serta barang bekas yang dulunya menjadi tempat sarang nyamuk yang nantinya dapat menjadi perangkap nyamuk, sehingga dapat mengurangi penyakit yang bersumber dari nyamuk.

Kuliah Tamu oleh Prof. Drs. Rosichon Ubaidillah, M.Phil, Ph.D. “TAKSONOMI DAN BIOSISTEMATIKA DARI MASA KE MASA”

Rilis BeritaTajuk Kamis, 26 September 2019

Dalam rangka pendalaman materi dan pemahaman tentang Ilmu Taksonomi sejak dicetuskan pertama kali oleh Augustine Pyramus de Candoll (1813) dan Ilmu Biosistematika yang mengalami perkembangan pesat sampai saat ini, Pada Rabu, 25 September 2019, Fakultas Biologi telah menghadirkan Prof. Drs. Rosichon Ubaidillah, M.Phil, Ph.D., pakar taksonomik dan Biosistematik dari PUSAT PENELITIAN BIOLOGI-LIPI, yang kebetulan juga alumni Fakultas Biologi Tahun 1978- 1983. Selain dihadiri oleh Dosen kuliah ini juga dihadiri oleh mahasiswa S1, S2, dan S3.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Tema yang diangkat adalah “Taksonomi dan Biosistematika dari masa ke masa”, tema ini menggambarkan bagaimana perkembangan ilmu taksonomik dari para pendahulu, seperti Aristoteles yang telah mengelompokkan hewan dan tumbuhan (“Early Biological System”)yang dituangkan dalam buku “Scala Naturae”, bahkan Theophrastes (371-287 sebM) yang mencatat lebih dari 500 spesies tumbuhan tumbuhan obat dan pertanian telah diperkenalkan, hingga di abad 19 pada masa Carollus Linnaeus (1735) yang dikenal sebagai “Bapak Taksonomi” dengan “konsep spesies dan klasifikasi modern” dan terbitnya buku  “SYSTEMA NATURAE”, sehingga pada abad 19-20 tersebut merupakan masa kejayaan taksonomi. Selanjutnya di awal abad 20 muncul 2 tokoh penting, yaitu Charles Harles Robert DARWIN (1809-1882) dan Alfred Russel WALLACE, (1823-1913) yang mengembangkan teori spesiasi dan evolusi. Perkembangan ilmu genetika juga muncul dipertengahan abad 20, dengan tokohnya Johan Gregory Mendel (1822-1884) dan beberapa ahli lain yang mengangkat teori hibridisasi sehingga memodernisasikan taksonomi yang menjadikan awal abad 20 sebagai era sistematika baru. Perkembangan pesat biologi molekular sangat mendukung perkembangan sistematika baru sehingga dikenal dengan era biosistematika.

Perkembangan biosistematika ini telah banyak menjawab tantangan terutama dalam penentuan spesies, sebagai contoh : beberapa spesies yang awalnya (secara morfologi) dianggap sebagai spesies yang berbeda, namun dengan tehnik biomolekular ternyata menunjukkan kekerabatan yang sangat dekat, bahkan dapat dianggap sebagai satu spesies, atau sebaliknya.

Biosistematika sangat dierlukan karena akan menyediakan “classification” untuk jutaan spesies biota, memberi kesempatan penelitian taxa yang belum diungkap (di bidang kesehatan, pengendalian biologik, pendugaan “ecological relationship”, maupun untuk taksa taksa yang telah punah), Klasifikasi yang tidak natural dan akan membahayakan, sebagai landasan pelaksanaan konservasi, dan untuk memahami proses evolusi.

Perkenalkan International Undergraduate Program (IUP), Fakultas Biologi UGM Hadiri Undangan PECIPTA ’19 Malaysia

Rilis BeritaTajuk Rabu, 25 September 2019

(25/09)

Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada mendapatkan undangan untuk ikut berpartisipasi dalam International Conference and Exposition on Inventions by Institutions of Higher Learning 2019 (PECIPTA’19), yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Malaysia di Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), Johor, Malaysia pada tanggal 22-23 September 2019 lalu. PECIPTA’19 diikuti oleh 700 peserta dari berbagai institusi Pendidikan Tinggi dan Industri di Malaysia serta negara mitra, dan dikunjungi oleh 10,622 orang selama 2 hari kegiatan tersebut diselenggarakan.

Tim Delegasi mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan International Programs yang diselenggarakan di Fakultas Biologi UGM kepada pelajar, mahasiswa, dan akademisi dari Malaysia. Beberapa program yang disosialisasikan antara lain International Undergraduate Program (IUP) Biology, Dual Degree program pada Postgraduate Study (Master dan Doktoral), Student Exchange dan juga Summer Course program. Tim delegasi Fakultas Biologi tersebut diwakili oleh Matin Nuhamunada S.Si., M.Sc. dan Arief Muammar S.Si., M.Sc.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4

Selain dikunjungi banyak siswa dan mahasiswa dari Malaysia, booth Fakultas Biologi UGM juga dikunjungi oleh beberapa tokoh kementerian pendidikan Malaysia, yaitu Datin Paduka Ir Dr. Siti Hamisah Binti Tapsir (Director of Higher Education, General Ministry of Education Malaysia), Dekan FAST UTHM dan Mantan Rektor UTHM, Prof. Dr. Dato’ Nuh, yang juga merupakan alumni dari Universitas Gdjah Mada (KAGAMA).

Pada kesempatan Gala Dinner dan Ceremony, sebagai salah satu mitra UTHM, UGM diberikan kesempatan untuk memberikan penghargaan kepada salah satu Pemenang kategori kompetisi dalam bidang Rural Innovation dan kategori Tour, Travel, dan Tourism.

Fakultas Biologi UGM dengan Faculty of Applied Science and Technology (FAST) UTHM telah berkolaborasi dalam banyak hal dalam beberapa tahun terakhir. Agenda PECIPTA ini merupakan bentuk baiknya hubungan yang terjalin dari kedua institusi. Tidak berhenti sampai di PECIPTA 2019, pada bulan Oktober 2019, Prof. Em. Dr. Datin Maryati Binti Mohamed yang merupakan salah satu dosen FAST UTHM akan menjadi keynote speaker dalam The 6th International Conference on Biological Sciences (ICBS) yang diadakan oleh Fakultas Biologi UGM.

Pustakawan Fakultas Biologi UGM Mengikuti Seminar Nasional: “Profesionalisme, Lifestyle, personal branding pustakawan menghadapi tantangan society 5.0” di UKDW Yogyakarta

Rilis Berita Rabu, 25 September 2019

Pada kesempatan kali ini, Fakultas Biologi UGM telah mengirimkan 3 orang staf perpustakaan untuk  mengikuti kegiatan Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Duta Wacana(UKDW) Yogyakarta, diantaranya Penanggungjawab Perpustakaan Fakultas Biologi UGM Drs. Ign. Sudaryadi, M.Kes, Rusna Nur Aini, A.Md dan Aris Setiawan, SIP. Seminar tersebut telah dilaksanakan pada hari Kamis, 12 September 2019 dengan tema “Profesionalisme, Lifestyle, personal branding pustakawan menghadapi tantangan society 5.0”. Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.15 diikuti oleh peserta dari berbagai perpustakaan perguruan tinggi  yang tersebar diseluruh Indonesia. Bertempat di lantai 3 Gedung Lecture Hall Pdt. Dr Rudi Budiman UKDW Yogyakarta, acara di buka secara langsung oleh Rektor UKDW Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. Seminar Nasional  yang bertajuk Profesionalisme, Lifestyle, personal branding pustakawan menghadapi tantangan society 5.0 menghadirkan keynote speaker  Dr Rahma Sugihartati, M.Si dari Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Serta  narasumber yang sudah tidak asing lagi Drs. Ida Fajar P, MA., Ph.D dari Universitas Gadjah Mada, Centaury Harjani, S.Ds., M.Sn dari UKDW Yogyakarta,  serta Chefira Lisanias, S.Psi Pembimbing Praktik Kerja Profesi Bidang Psikologis Klinis.

 

Tema seminar tersebut sangat relevan dengan perkembangan teknologi informasi dimana  perpustakaan sebagai gerbang utama dalam penyebaran informasi dituntut harus mampu mengikuti arus perubahan era tersebut. Apalagi melihat fenomena saat ini dimana para generasi milenial dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam kesehariannya tidak bisa lepas dari internet. Maka sudah sewajarnya jika pustakawan harus memiliki bekal dan pemahaman bagaimana menjadi profesional yang mampu menangkap perubahan tersebut sebagai bentuk peningkatan personal branding melalui perhatian kita tentang lifestyle dan generasi sekarang.

Slide 1
Slide 2

Rahma Sugiarti dalam paparannya menyoroti perilaku generasi milenial sekarang dan memberi masukan kepada para pustakawan ataupun pemerhati terhadap perpustakaan dalam menghadapi generasi Z pada era disrupsi ini melalui inovasi dan pengembangan layanan perpustakaan. Ketika perpustakaan hanya fokus pada layanan utamanya saja yaitu tempat menyimpan, mengolah dan meminjam buku saja, maka perpustakaan tentu akan ditinggalkan penggunanya, maka yang terpenting bagaimana sebuah perpustakaan mampu menjadi tempat yang dapat menghasilkan berbagai kreativitas dan menginovasi penggunanya melalui kegiatan yang dapat meningkatkan skill dan  personal branding.

Saat ini kita telah masuki pada era 4.0 menuju era 5.0, menurut Ida Fajar membahas strategi pustakawan agar tetap eksis di era tersebut dengan cara mengubah cara pandang dan harus mau melihat perubahan yang telah terjadi diluar sehingga pustakawan perlu sekali waktu mengagendakan study banding sampai ke luar negeri agar dapat membandingkan bagaimana kondisi perpustakaan diluar negeri dengan di Indonesia. Hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan otomatis meningkatkan kompetensi diri. Sedangkan menurut Centaury Harajani mengulas tentang fashion dan lifesyle seorang pustakawan agar tetap menarik, harus mampu mengikuti trend yang sedang berkembang. Tentu saja busana yang akan dipakai dapat dipilih yang tidak melanggar norma etika namun nyaman saat dikenakan. Di akhir sesi Chefira Lisanias menyampaikan materi mengenai self improvement supaya siap menghadapi tantangan generasi milenial tanpa tekanan stress.

Kemampuan pustakawan dalam menangkap arus perubahan tersebut sangat tergantung dari masing- masing individu,  pustakawan harus mampu menjadi tenaga profesional yang dapat menghasilkan berbagai kreasi dan inovasi, sudah saatnya pustakawan bergerak untuk terus dapat meng upgrade kemampuan agar sejajar dengan pustakawan dari perguruan tinggi lain. Dengan mengikuti kegiatan seminar semacam ini,  kompetensi diri sebagai pustakawan diharapkan terus meningkat,  memiliki kemampuan dalam memajukan perpustakaan dengan berbagai kreasi dan inovasi yang pada akhirnya dapat menghasilkan layanan yang lebih berkualitas.(Rusna)

 

 

Penandatangan Kerjasama Mou Dengan PT Sinde Budi Sentosa dan INSTIPER Sebagai Bentuk Dukungan Inovasi Jamu Ala Generasi Millenial

Rilis BeritaTajuk Selasa, 24 September 2019

Yogyakarta – Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada bersama PT SINDE BUDI SENTOSA Tbk. dan INSTIPER Yogyakarta. Menandatangi nota kesepakatan (MoU) bertepatan dengan puncak acara Dies Natalis Fakultas Biologi UGM yang 64(21/19). MoU tersebut guna mempromosikan serta melalukan aktifitas penjualan produk jamu dengan label “ACARAKI” yang rencananya dari hasil kesepakatan bersama tersebut  akan tersedia counter produk jamu di BIO Mart Fakultas Biologi UGM.

Penandatanganan MoU langsung dilakukan oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc, selaku Dekan Fakultas Biologi UGM, Herman Noto Legowo selaku Direktur Sinde Budi Sentosa, Dr. Ir. A. Ayiek Sih Sayekti, MP selaku Wakil Rektor Bidang Adminitrasi Umum.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
Slide 5

ACARAKI merupakan inovasi produk jamu yang berada dibawah naungan PT SINDE BUDI SENTOSA. Dibuka sejak pertengahan tahun 2018 oleh Jony Yuwono, cafe yang memiliki konsep pengolahan jamu dengan menggunakan alat kopi ini sebelumnya sudah di teliti sejak tahun 2014. Beliau terus menerus melakukan eskperimen mengenai inovasi olahan jamu sebelum pada akhirnya seperti sekarang, dimana khalayak sudah dapat menikmati sensasi jamu yang diracik dengan menggunakan alat kopi tanpa menghilangkan khasiat dari jamu itu sendiri. Nama ACARAKI sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yang memiliki makna peracik atau pembuat jamu.

Tujuan dari dibukanya cafe dengan konsep inovasi jamu ini diharapkan agar masyakarat luas khusunya generasi millenial tidak melupakan warisan leluhur kita yaitu jamu. Yang pada masa kini generasi millenial lebih mengenal kopi, thai tea, dan segala bentuk minuman modern. Mereka mulai melupakan jamu dan meninggalkannya dengan alasan  bahwa jamu itu pahit, tidak higienis,  kuno dan tidak mengerti cara membuatnya. Oleh karena itu Jony Yowono mengusung konsep cafe dengan pembuatan langsung. Dimana pengunjung dapat melihat langsung cara pembuatannya dan pengujung juga dapat melihat langsung alat dan bahan yang digunakan bersih dan higienis terjamin. Desain interior juga dibuat instagram able agar pengunjung tertarik dan mempromosikannya

Tidak sedikit juga generasi millenial yang meragukan khasiat dan memikirkan efek samping jika kita mengkonsumsi jamu. Jamu sendiri sebenarnya berasal dari singkatan, yaitu Jampi usodo, yang berarti terdapat makna wujud, pikiran, kekuatan dan doa. Karena pada dasarnya semua tergantung dari apa yang kita harapkan ketika meminumnya.

Hingga saat ini terdapat 2 jenis jamu yang sudah diinovasikan, yaitu jenis jamu beras kencur dan kunir asem. Dua jenis jamu tersebut sudah diinovasikan kedalam berbagai ragam jenis minuman, antara lain olahan beras kencur ,seperti beras kencur saring, beras kencur pekat yang bisa disajikan tanpa gula. Selain itu terdapat olahan beras kencur, Saranti diolah dengan karamel dan susu. Untuk kunyit asam, terdapat produk olahan yang berbeda-beda, seperti Rigalize, Kunyit Asam Tubruk / Bold, Kunyit Asam Saring / Light dan Golden Sparkling. Selain menjadi olahan jamu, ACARAKI juga menghadirkan inovasi sabun dengan menggunakan bahan dasar alami tersebut.

Selain ingin menaikan eksistensi jamu kembali, ACARAKI juga memiliki tujuan mulia yaitu ingin memajukan para petani-petani lokal yang ada di Indoesia. Dengan menggunakan hasil pertanian petani-petani lokal sebagai bahan dasar dari jamu tersebut. Tapi jangan khawatir dulu, penggunaan hasil pertanian juga diawasi langsung oleh PT SINDE. Jadi jelas terbukti keaslian serta kebersihannya.

ACARAKI sendiri berada di Gedung Kerta Niaga 3, Kota Tua, Kota Jakarta Barat. Yang tentunya akan membuka cabang di BIO Mart. ACARAKI juga menyediakan produk sachet yang dikemas seperti teh. Dan tentunya ampas yang sudah dipergunakan pun dapat dimanfaatkan sebagai masker wajah.  Kandungan yang ada dalam kunyit asem serta beras kencur yang hangat dapat menjadikan wajah kembali rileks dan awet muda.

Sampai saat ini ACARAKI masih terus menggembangkan inovasi-inovasi jamunya, dan dengan adanya inovasi serta pengemasan yang terus berkembang diharapkan dapat membuat jamu lebih populer di kalangan masyarakat. Jadi buat generasi millenial yang masih ragu akan mengkonsumsi jamu, jangan takut mencoba untuk mencicipi. Saat dilakukan demo cara peracikan jamu tersebut tidak lupa Dekan Fakultas Biologi UGM, pak Budi sapaan beliau dalam kesehariannya, juga mencoba mencicipi lezatnya produk jamu dari ACARAKI. Beliau mengatakan sangat enak dan recomended untuk dinikmati, kalian harus datang ke cafe ACARAKI yang akan segera dibuka di BIO Mart dan rasakan manfaat serta sensai baru yang dihadirkan.   Maju terus Biologi dalam mendukung produk dalam negeri!

Seminar Museum Biologi, Peringatan Dies Natalis Ke-50 Museum Biologi UGM Sebagai Bentuk Pengabdian Museum Biologi UGM kepada Keanekaragaman Hayati Indonesia

Rilis BeritaTajuk Selasa, 24 September 2019

Yogyakarta – Memperingati   usia emas 50 tahun Museum Biologi Universitas Gajah Mada mengabdi kepada masyarakat. Museum Biologi UGM mengadakan seminar mengenai “Tumbuhan khas dan langka DIY koleksi Museum Biologi serta tanaman kopi di Indonesia” (21/19). Bertempat di Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi, Universitas Gajah Mada dengan mengusung tema,“Rangkaian Kegiatan Penguatan Kelembagaan dan Ulang Tahun Museum Biologi UGM”. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan, memperbaiki Vitrin dan penguatan kelembagaan berupa peningkatan kemampuan staf Museum Biologi dalam hal kemampuan kerjasama berupa kerjasama internal antar staf maupun eksternal ke museum lain; kemampuan manajemen, serta keilmuan mengenai tumbuhan dan hewan.

Slide 3
Slide 2
Slide 4
Slide 1
Slide 5

Seminar dalam rangka dies natalis ke-50 Museum Biologi UGM, dimulai dengan sambutan hangat dan laporan kegiatan oleh  Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. selaku kepala Museum Biologi. Disambung oleh sambutan dari  Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni, yang mana memberikan apresiasi kepada Museum Biologi atas perkembangannya. “Dengan adanya upaya untuk lebih berkembang mendekati museum sejarah alam atau Museum of Natural History. Harapannya Museum Biologi UGM menjadi rujukan nasional untuk keanekaragaman hayati di Indonesia” sambung beliau.

Selain itu sambutan juga diberikan oleh Prof. Dr. Mustofa, Apt., M.Kes. selaku Direktur Bidang Penelitian UGM yang juga mengapresiaisi atas perkembangan Museum Biologi.

Dimoderatori oleh  Annas Rabbani, M.Sc., seminar yang bertema, “Tumbuhan Khas, Langka dan Berkhasiat di Indonesia” disampaikan oleh Prof. Dr. Purnomo, M.S. Yang memperkenalkan dan menejelaskan secara detail mengenai asal-usul dan filosofi tumbuhan unggulan yang berada di Museum Biologi. Dilanjutkan oleh seminar yang disampaikan oleh Sulistyono, M.Si., mengenai sejarah kopi di Indonesia dan bagaimana khasiat serta dampaknya kepada tubuh. Acara ini direspon dengan sangat antusias oleh para tamu undangan yang hadir. Ditandai dengan berbagai pertanyaan serta saran yang berkaitan dengan Museum Biologi mupun berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Menjadi rangkaian kegiatan penutup memperingati dies natalis ke-50 Museum Biologi UGM. Seminar ini dihadiri oleh berbagai mitra kerjasama, seperti anggota Badan Musyawarah Musea Daerah Istimewa Yogyakarta (BARAHMUS DIY), Kepala Museum di DIY, Pengelola Taman Pintar, Balai Konservasi Sumber Daya Alam DIY (BKSDA DIY), Balai Arkeologi Yogyakarta, dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Karanganyar (BPSMPS). Selain mitra kerja sama, Museum Biologi juga mengundang perwakilan guru-guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran biologi se-DIY (dari Gunung Kidul, Bantul, Kulon Progo, Kota dan Sleman) dan Guru Biologi di sekolah yang terletak disekitar Museum Biologi.

“Dengan hadirnya guru-guru biologi, diharapkan mampu menjadikan Museum Biologi sebagai rujukan pembelajaran bagi siswa-siswinya” ujar Mas Donan sapaan akrab beliau.

Ditutup dengan pidato singkat oleh Dr. Niken Satuti Nur Handayani, M.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan Sumber Daya Manusia. Seminar Museum Biologi UGM ini diakhiri dengan makan bersama para tamu undangan dan foto bersama.

1…158159160161162…205

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Partisipasi Mahasiswa Fakultas Biologi UGM dalam Prasmul Elevate Program (PrEP) 2025, Kolaborasi “YOUTH x LEAD” bersama SISO Prasetiya Mulya, dan Kunjungan ke GeTI Incubator
  • Fakultas Biologi UGM Resmikan Advisory Board dalam Forum Alumni Inspiratif di Tangerang Selatan
  • Fakultas Biologi UGM, Universitas Prasetiya Mulya, PP KABIOGAMA, dan KAGAMA Tangerang Selatan Perkuat Sinergi Melalui Kolaborasi Pendidikan, Riset, dan Kemahasiswaan
  • Peningkatan Capacity building oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet, dan Plastik (BBSPJIKKP) melalui pelatihan Pengujian Mikrobiologis dalam Air dan Air Limbah di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi UGM
  • Edukasi Manfaat Taman Obat Keluarga Dan Taman Sayur Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Dan Peningkatan Ekonomi Keluarga Untuk KWT Rejosari Kelurahan Catur Tunggal Kapanewon Depok Sleman
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY