Hasil Pencarian Untuk:

beasiswa biologi

Seminar Terbuka Alumni, Gentalk : Book is the Window of The World

Jumat, 11 Mei 2018, Formasigen mendatangkan salah satu alumni terbaiknya. Tidak pernah habis dalam memberi inspirasi dan semangat berkreasi bagi masyarakat, kali ini Formasigen kembali membuktikan eksistensinya dengan mengadakan Seminar Terbuka Alumni: Gentalk. Mengusung tema “Menapaki Negeri kincir angir dengan LPDP scholarship”, Formasigen menggandeng salah satu alumni Fakultas Biologi yang pada 2017 lalu baru saja dianugerahi gelar master dari Universitas Wegeningen di Belanda, Rocky Putra.
Seminar yang diadakan di Fakultas Biologi ini bertujuan untuk memberi kesempatan bagi setiap mahasiswa Fakultas Biologi UGM untuk lebih mengenal Wegenigen University and Research Centre, Netherland serta membagikan pengalaman mejajaki salah satu universitas yang masuk dalam deretan universitas terbaik di dunia terutama bagi mereka yang mendalami ilmu hayati dan pertanian.
Acara dibuka oleh pembina Formasigen, Ganies Riza Artistya, S.Si., M.Sc. Beliau menyampaikan bahwa acara seperti ini harus terus diadakan dan diperbanyak dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada dalam meraih mimpi dan cita-cita yang didambakan serta untuk mendorong setiap mahasiswa menjadi “seseorang” di masa yang akan datang. Acara dimoderatori oleh Hanifa Hanini (2014) yang memandu jalannya diskusi interaktif dengan narasumber. Rocky Putra saat ini menjadi Ph.D candidate dari The Hawkesbury Institute for Environment, Australia dan The University of York, UK.
Beliau menceritakan awal ketertarikan memilih Wegeningen University sebagai langkah meneruskan gelar masternya setelah membaca buku berjudul “ Insect-Plant Biology” yang disusun oleh professor Wegeningen University, Louis M. Schoonhovest, Joop J.A. van Looo, dan Marcel Dische. Ketertarikan beliau mendalami buku yang beliau ambil dari perpustakaan saat masih menjadi anggota Kelompok Studi Entomologi menguatkan tekat beliau untuk memilih Wegeningen University saat mendaftarkan diri pada beasiswa LPDP. Tekat kuat dalam penelitiannya terus berlanjut hingga beliau berhasil diterima dan mejalankan kuliah. Laki-laki yang memutuskan untuk tidak mau berjalan-jalan semasa kuliah ini, kemudian mengerjakan tiga judul thesis sekaligus. Tekat tersebut berlanjut hingga beliau lulus dengan IPK cumlaude.
Acara diakhiri dengan pesan beliau kepada mahasiswa untuk tidak menjadi malas dan berfokus terhadap apa yang dicita-citakan. Beliau menyampaikan ada dua hal yang harus dimiliki oleh seseorang yaitu tekun dan jujur. Dimanapun kita berada, selagi kita menjadi sosok yang tekun dan jujur, akan membawa kita menjadi orang yang dapat dipercaya, ungkapnya.

Bio-RTR Kajian#1: Talkshow Inspiratif “Mengintip Ramadhan di Negeri Orang”

Talkshow di awali oleh MC sudara Alfianto dan pemutaran video dari mahasiswa yang belajar di Jepang. Kemudian Moderator yang memandu talkshow, Saudara Jundi Faaris Alhazmi memulai acara dengan Memberikan pertanyaan kepada Pembicara.

Bulan Ramadhan di Indonesia yang kurang lebih 12-13 jam mungkin sudah biasa bagi kita, terlebih dengan kondisi cuaca yang cukup mendukung. Lalu bagaimana saudara-saudara muslim kita di belahan dunia lainnya? Berapa lama waktu puasanya? Bagaimana lingkungan dan cuaca di sana? Pembicara kali ini akan menjawab semua pertanyaan itu.

Bapak Sukirno S.Si., M.Si., Ph.D yang merupakan salah satu dosen S2 di Fakultas Biologi, pada Oktober lalu baru saja kembali dari pendidikan S3 Entomology di King Saud University, Arab Saudi. Beliau bercerita tentang sistem pendidikan di KSU yang berbeda dengan Indonesia di mana menggunakan perpaduan sistem pendidikan Inggris dan Amerika. Pada pendidikan S3 sendiri, mahasiswa diharuskan lulus Comprehensive Exam untuk dapat lulus S3.

Selain bercerita mengenai pendidikan di KSU, Bapak Sukirno juga menceritakan pengalamannya pada bulan Ramadhan. Beliau pernah merasakan bulan Ramadhan pada musim dingin hingga musim panas dengan suhu sangat tinggi di mana waktu puasa mencapai 16 jam. Namun, di Arab Saudi sendiri segala kegiatan di bulan Ramadhan seperti halnya kuliah diberikan keringanan. Setiap hari, di masjid para jamaah saling bersalam-salaman. Namun, di sana tidak terdapat kajian-kajian seperti halnya di Indonesia, kecuali apabila mencari forum orang Indonesia. Walaupun tetap ada forum kecil di masjid yang dipimpin oleh seorang syekh. Untuk buka puasa, biasanya disediakan oleh masjid ataupun di jalan-jalan.

Lain halnya dengan Miftahul Ilmi Ph.D yang merupakan dosen mikrobiologi di Fakultas Biologi yang mendapatkan beasiswa S3 di Universitas di Belanda. Beliau bercerita bahwa pendidikan S1 di Indonesia setara dengan S2 di Belanda. Pendidikan S3 Bapak Ilmi sendiri mengambil kategori AIO.

Sementara pengalaman Ramadhan Bapak Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Si.,  di Belanda juga sangat luar biasa. Beliau lebih sering menikmati bulan Ramadhan pada musim panas di mana waktu puasa minimal adalah 16 jam, dan bahkan pernah waktu maghrib pukul 21.30 dan subuh pukul 03.00. Di daerah beliau terdapat 3 masjid, yaitu masjid Suriname, Turki, dan Maroko, yang biasanya menyediakan makanan untuk buka puasa Ramadhan sekaligus sahur, karena singkatnya waktu antara keduanya. Satu jam sebelum buka puasa terkadang diadakan suatu kajian. Namun, berbeda dengan Bapak Sukirno, di Belanda sendiri segala kegiatan berjalan seperti biasa tanpa adanya keringanan bagii umat yang berpuasa.

Bagi Bapak Sukirno maupun Bapak Ilmi, berpuasa di negeri orang yang sangat berbeda keadaannya dengan Indonesia, tidaklah berat. Segala ibadah yang diniatkan karena Allah pastilah akan terasa ringan. Maka sudah sepatutnya kita yang berada di Indonesia dengan segala kenikmatan bulan Ramadhan harus selalu mensyukurinya.

Acara kemudian diakhiri oleh MC saudara Alfianto menjelang Maghrib

[Japan] Nagoya University – International Summer Course 2017

beasiswa-nagoya-sughasima-01[Scholarship is offered for this program]

International Summer Course in 2017 will be held at Sugashima Laboratory, Nagoya Universuty this year as well as the past few years. This program eligible for student in the field of marine biology or related (open for S1 and S2).

DATE

July 7th(Fri.) to July 14th (Fri.) for 8 days.

SCHOLARSHIP

Cost: 10,000 JPY including accommodation, meals and cleaning fee at Sugashima
Other cost: The cost below will be covered by Nagoya university.
* accommodation fee when you arrive at or leave Nagoya airport if necessary because of the flight time,.
* the fare for the public transportation between Nagoya airport and Sugashima

REQUIRED DOCUMENTS

  1. CV (Curriculum Vitae) with photo.
  2. Motivation Letter (Essay tentang proyeksi keinginan diri mengikuti program ini)
  3. Official transcript
  4. Certificate of Enrollment
  5. Recommendation letter from faculty and or from supervisior
  6. copy of passport
  7. English proficiency certificate (Toefl or IELTS)

APPLICATION PROCEDURE

1) Submit the aforementioned documents to Office of International Affairs, UGM (Bulaksumur F-13) for internal review.

2) OIA staffs will evaluate your application.

3) Once you are selected as Nominated Student, you may continue interview selection in Faculty of Biology UGM (announced later).

4) FINAL decision from Nagoya University.

Contact Person: Woro Anindito Sri Tunjung (wanindito@ugm.ac.id)

Please send all documents above in 2 COPIES to Office of International Affairs, UGM (Bulaksumur Block F-13) no later than March 15, 2017.

beasiswa-nagoya-sughasima-02

Guest Lecturer “Publishing Scientific Paper in International Jurnal”

Guest Lecturer “Publishing Scientific Paper in International Jurnal”
Prof. Masashi Kawaichi, MD. Ph.D (NAIST, Japan)
29 November 2016 di Fakultas Biologi UGM

guest_lecturer_prof-masashi_japanPenulisan karya ilmiah menjadi kunci utama keberhasilan seseorang dalam memaparkan hasil penelitian dan pengkajian yang telah dilakukan oleh sesorang atau tim dengan kaidah dan etika keilmuan yang ditaati. Keberhasilan mahasiswa dalam menulis berangkat dari kecil seperti penulisan laporan pengamatan atau penelitian, penulisan skripsi, thesis hingga disertasi. Menulis menjadi salah satu tantanggan dan keunikan dari setiap mahasiswa untuk mengungkapkan hasil dibidangnya. Sebagaimana pengalaman, kemampuan dan keahlian dapat berkembang dan fokus ketika tertuang dalam tulisan. Tantangan yang dihadapipun tidaklah sedikit dalam menulis, seperti dalam penguasaan bahasa, kemampuan kosa kata hingga penyusunan struktur kalimat menjadi sebuah palagraf yang sempurna dalam tulisan.

Kuliah tamu yang dilaksanakan oleh Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada pada hari Selasa, 29 November 2016 di ruang Auditorium, dengan mendatangkan pembicara dari Nasa Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang yaitu Prof. Masashi Kawaichi, MD, Ph.D. Acara ini dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa program Master dan Doktoral Program Pascasarjana Biologi Fakutas Biologi UGM. Kegiatan yang bertemakan “Preparing a manuscript for international publication” merupakan tema yang tepat saat ini untuk mengajak para mahasiswa menuangkan segala hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan dalam bentuk tulisan, seperti yang dipaparkan oleh beliau bahwa menulis adalah hal utama seorang ilmuwan. Mahasiswa yang ada di Universitas Jepang dituntut untuk menulis jurnal international minimal 5 paper dan bahkan lebih, yang kesemuanya memiliki standard index scopus. Mahasiswa yang berhasil menulis dengan jumlah paper terbanyak akan mendapat dukungan dan penghargaan dari Universitas berupa beasiswa. Penghargaan atas novelty yang dihasilkanpun menjadi peluang penghargaan tersendiri bagi seseorang. Univeritas di Jepang juga tidak segan-segan memberikan penghargaan Profesor jika memang seseorang tersebut mampu menghasilkann hasil karya terbaiknya.

Beliau sadar bahwa menulis jurnal internasional sangatlah sulit, kemampuan seseorang dalam hal bahasa inggris haruslah baik. Namun demikian, improvisasi bahasa inggris dapat dilakukan sejak dini dengan beberapa tahap mulai dari membiasakan untuk belajar listening, Speaking, Reading dan Writing. Semoga ilmu yang telah disampaikan bermanfaat dan menjadi motivasi tersendiri dalam menghasilkan karya ilmiah.

Talkshow “Kisah Inspiratif Menuntut Ilmu sampai ke Luar Negeri: Prosedur, Tips, dan Trik”

Kamis, 17 November 2016 Kantor Urusan Internasional Fakultas Biologi UGM mengadakan talkshow tentang mobilitas luar negeri untuk kegiatan akademik. Talkshow yang diadakan di Ruang Sidang Bawah Fakultas Biologi tersebut bertajuk ““Kisah Inspiratif Menuntut Ilmu sampai ke Luar Negeri: Prosedur, Tips, dan Trik”. Acara tersebut menghadirkan beberapa pembicara yang berpengalaman dalam mobilitas luar negeri, antara lain: Afia Rifkiani, SIP,M.AIS (Staff KUI Universitas Gadjah Mada) ; Zuliyati Rohmah, S.Si., M.Si., Ph.D. (Dosen Fakultas Biologi UGM); dan Dini Astika Sari, S.Si., M.Biotech. (Alumni Fakultas Biologi UGM). Talkshow yang diperuntukkan mahasiswa S1 fakultas biologi tersebut dimoderatori oleh Woro Anindito Sri Tunjung, M.Sc., Ph.D., yang merupakan dosen Fakultas Biologi sekaligus Kepala KUI Fakultas Biologi.

Pembicara pertama, Afia Rifkiani, memaparkan materi dengan judul “Office of International Affairs: The Gateway to International Experience”. Staff KUI UGM yang akrab dipanggil Ani tersebut menjelaskan tentang informasi program-program mobilitas untuk mahasiswa yang ada di KUI UGM serta prosedur-prosedur yang harus disiapkan oleh mahasiswa ketika hendak melakukan mobilitas luar negeri untuk keperluan akademik seperti student exchange, internship, summer course dsb. “Mahasiswa harus mempersiapkan beberapa hal yang terkait dengan persyaratan aplikasi program dan dokumen keimigrasian”, papar Ani.

Pembicara kedua adalah Zuliyati Rohmah, M.Si., Ph.D., yang merupakan lulusan Gyeongsang University, Korea Selatan. Zuli, panggilan akrab Zuliyati Rohmah, menceritakan tentang pengalamannya saat menempuh studi di Korea Selatan tanpa beasiswa. “Pada waktu itu, Saya harus bekerja sebagai research assistant untuk membayar uang kuliah dan memenuhi biaya hidup” papar Zuli.  Pada kesempatan tersebut juga memberikan tips dan trik untuk dapat memempuh studi tanpa beasiswa. “Untuk dapat survive dalam menempuh studi di luar negeri tanpa beasiswa kita membutuhkan tekad dan juga harus nekad. Kerja keras sangat dibutuhkan disini” Tambah Zuli.

Pembicara ketiga adalah Dini Astika Sari, M. Biotech yang merupakan alumni Fakultas Biologi UGM. Dini pernah mengikuti program student exchange ke Nanyang Technological University Singapura, ketika menempuh studi S1 dan program research internship di Tohoku University, ketika menempuh studi S2. “Banyak hal yang harus saya persiapkan waktu itu, baik yang terkait dengan persyaratan dan dokumen legal maupun persiapan diri untuk hidup di negeri orang” papar Dini. Dini juga menjelaskan bahwa tantangan yang berat adalah penyesuaian diri dengan kultur negera tujuan. “Banyak sekali pertanyaan kepada saya tentang budaya Indonesia dan kebiasaan saya. kebetulan ketika saya di Tohoku bertepatan dengan bulan Puasa sehingga banyak pertanyaan dari rekan-rekan laboratorium perihal Puasa.” Jelas Dini. “Kita juga harus bisa menjadi duta Indonesia dan menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki kultur yang baik” pungkas Dini.

Peserta Talkshow sangat antusias dalam menyimak pemaparan pembicara. Banyak pertanyaan yang ditujukan ke pembicara. Semoga dengan diadakannya acara ini, mahasiswa dapat mempersiapkan berbagai keperluan untuk mobolitas ke luar negeri apabila mereka berencana untuk pergi ke luar negeri untuk keperluan student exchange, internship, summer sourse, seminar, atau melanjutkan studi.

Kuliah Umum bersama Prof. R. Manjunatha Kini: "Inspiration from Nature: Far-Reaching Impact of Toksin Research"

Rabu, 26 Oktober 2016, Fakultas Biologi UGM mengadakan kuliah umum dengan tema “ Inspiration from Nature: Far-Reaching Impact of Toksin Research” yang disampaikan oleh Prof. R. Manjunatha Kini. Prof. Kini merupakan profesor dari Departement of Biological Sciences, National University of Singapore. Kuliah umum bertempat di Ruang Sidang Atas, Lantai 3, Fakultas Biologi UGM dan dihadiri oleh mahasiswa dan dosen. Acara tersebut dimulai dengan sambutan dari Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerja Sama, Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc.

Prof. Kini, pada kuliah umum tersebut, menyampaikan materi yang menjadi fokus penelitian beliau yaitu mengenai hubungan struktur-fungsi protein: toksin pada bisa ular, famili protein fosfolifase A2 (PLA2), serine proteases, waprin dan vespryn. Beliau menjelaskan bahwa penelitian yang ada sebelumnya mengenai toksin masih mengenai tingkat toksisitas, gejala patologis yang ditimbulkan, dan antivenom. Toksin umumnya diketahui orang sebagai senyawa berbahaya yang terdiri dari berbagai protein kompleks. Toksin dapat menimbulkan penyakit atau kerusakan jika berinteraksi dengan  enzim atau reseptor seluler pada jaringan tubuh. Toksin dapat dihasilkan dari beberapa organisme seperti ular, kalajengking, laba-laba, pohon jarak, dan jamur. Senyawa ini digunakan oleh organisme tersebut sebagai mekanisme pertahanan diri dan untuk menangkap mangsa. Beliau melihat sisi lain dari toksin yang dapat dimanfaatkan yaitu  sebagai agen diagnostik penyakit pada manusia dan menghasilkan obat-obatan. Penelitian mengenai toksin dapat meliputi hubungan struktur-fungsi protein dan mekanisme kerjanya untuk diketahui manfaat sebagai therapeutics agent. Untuk mencapai tujuan tersebut, Prof. Kini melakukan isolasi, purifikasi, sekuensing dan karakterisasi senyawa toksin pada bisa ular. Terdapat beberapa contoh novel toksin yang telah dikarakterisasi yaitu, senyawa Ohanin yang diisolasi dari ular King Kobra (Ophiophagus hannah) yang menyerang pada sistem saraf pusat (hyperalgesic effect) dan senyawa Candoxin, isolasi dari ular Weling (Bungarus candidus) yang dapat menyebabkan blokade pada neuromuscular namun dapat kembali ke kondisi normal dengan penambahan anticholinesterase neostigmine.

Pada sesi selanjutnya, Prof. Kini memberikan penjelasan mengenai program graduate student di National University of Singapore dan juga beasiswa yang disediakan. Departement of Biological Sciences terbagi menjadi 4 Research Focus yaitu: (a) Environmental Biology and Biodiversity, (b) Molecular, Cell, and Developmental Biology, (c) Biophysical Science, dan (d) Mechanobiology. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada laman http://www.dbs.nus.edu.sg/education/graduates_prospective/index.html. Prof. Kini berharap kedepannya akan lebih banyak mahasiswa UGM yang melanjutkan studi dan penelitian di Departement of Biological Sciences, National University of Singapore yang merupakan universitas terbaik di Asia. Acara kuliah tamu ditutup dengan penyerahan sertifikat dan kenang-kenangan dari Fakultas Biologi UGM kepada Prof. Kini serta sesi foto bersama.

KIP #4 : Akidah 2

Salimul Akidah (Akidah yang lurus) adalah salah satu yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Bersama Ustadz Andi Alif Rahman, Lc., pada hari Rabu, 21 September 2016, Kajian Islam Pekanan (KIP) hadir dengan tema akidah 2 yang merupakan kelanjutan dari dua pecan lalu yaitu akidah 1. Sebelum dimulai kajian, mahasiswa biologi 2016 pada pukul 16.00 sudah berada di Ruang V Fakultas Biologi UGM untuk mengerjakan post test dari kajian minggu lalu, untuk mereview agar materi-materi yang diberikan tetap tertanam.

Jika berbicara tentang akidah, tidak akan lepas dari firman Allah pada surat Al-A’raf (7) : 172 yang berbunyi “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak-cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”

Mencari ilmu seperti berperang dimana tangan memegang pedang dan tangan kiri memegang tameng. Seseorang harus bersemangat dalam mencari ilmu akan tetapi harus tetap berhati-hati. Suatu hari, ada seorang pemuda muslim yang sejak duduk di sekolah dasar hingga SMA, tidak ada riwayat bersekolah di sekolah islam. Setelah lulus dari bangku SMA, pemuda tersebut mendapat beasiswa ke luar negeri. Di tanah rantau, dia bertemu dengan seorang atheis, dia bertanya pada pemuda muslim tersebut

“Apakah Tuhan itu ada? Jika ada bagaimana bentuknya?”

“Apakah setan di masukkan di neraka? Jika iya, bukankah setan terbuat dari api? Neraka juga terbuat dari api? Bukankah tidak ada pengaruhnya? Dengan demikian apakah Tuhanmu adil?”

Pemuda itu bingung menjawabnya kemudian dia mencari jawabannya. Dia kemudian bertemu dengan seorang yang alim, dan melontarkan pertanyaan yang sama seperti yang orang atheis itu tanyakan padanya. Seorang yang alim itu, menamparnya dan tidak memberikan jawaban. Pemuda itu pun bertanya mengapa beliau menamparnya. Orang alim itu akhirnya menanyakan apakah tamparan itu terasa sakit dan beliau meminta menunjukkan rasa sakitnya seperti apa bentuknya. Pemuda itu menunjukkan pipi dan bekas tamparannya. Sang alim berkata “Itu bukanlah sakit. Itu hanya bekas tamparan saja. Bagaimana bentuk sakit, kau sendiri tidak bisa menunjukkan bukan? Tapi bukankah rasa sakit itu tetap ada? Maka sama halnya seperti Tuhan, meskipun tidak terlihat, tidak tahu bagaimana wujudnya, Tuhan itu ada. Karena sesuatu yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada.” Selanjutnya orang alim itu menjawab pertanyaan yang kedua “Wahai pemuda, pipimu dan tangaku, sama-sama dilapisi oleh kulit, tapi saat aku tampar, kau masih merasakan sakit. Begitu pula dengan setan, setan memang tercipta dari api dan neraka adalah api, akan tetapi mereka mempunyai unsur yang berbeda sehingga api neraka akan tetap bisa membakar api setan.

Ada kisah lain dari Abu Hanifah, beliau juga pernah bertemu dengan seorang pemuda atheis dengan beberapa pertanyaan. Abu Hanifah tidak menjawab menggunakan dalil yang ada karena beliau mengerti bahwa orang-orang yang tidak mempunyai keyakinan terhadap Tuhan, akan menolak jika hanya diberikan jawaban berupa dalil-dalil, maka saat orang atheis itu bertanya

“Kapan Tuhanmu ada? Waktu yang pasti, kapan Tuhanmu ada?”

beliau menjawab “Tuhanlah yang menciptakan waktu, jadi bagaimana Tuhan ada setelah waktu ada?”

 “Kemanakah Tuhanmu melihat atau menghadap?” Pemuda atheis itu bertanya lagi.

“Tentu kau tahu sebuah lentera. Menurutmu, cahaya dari lentera itu menghadap ke arah mana? Bukankah cahayanya ke segala arah? Maka Tuhanpun demikian” jawab Abu hanifah.

“Apa bentuk Tuhanmu? Lalu dimana Tuhanmu berada?” Pemuda atheis itu terus bertanya

“Manusia hidup karena ada roh didalamnya. Tapi bukankah kau tidak tahu seperti apa wijud rohmu? Kemudian, ketika kau membawa sebotol susu murni, coba tunjukkan di sebelah mana lemaknya berada. Bukankah kau tidak bisa menunjukkan? Tapi kau yakin bukan bahwa di dalam susu itu di semua arahnya terdapat lemak. Itu benda, apa lagi Tuhanku.

Masih belum puas, pemuda atheis itu menanyakan pertanyaan yang lain.

“Jika semua sudah ditakdirkan, apa pekerjaan Tuhanmu?”

Dengan sabar beliau menjawab, “Tuhan meninggikan dan merendahkan derajad manusia”

Alam semesta tidak terjadi begitu saja, Allahlah yang menciptakan alam semesta. Dia lah yang Esa, Dialah yang wajib kita sembah. Maka sangat penting bagi seorang muslim untuk selalu mempelajari ilmu akidah, sehingga jika ada godaan atau paham-paham yang tidak sesuai dengan islam, tidak akan menggoyahkan keyakinan dalam diri seorang muslim.

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?” (Q.S. Ar-Rahman (55) : 26-28

Empat Srikandi UGM mengikuti International Summer Course 2016 di Nagoya University, Jepang

UGM kembali sukses mendelegasikan mahasiswanya untuk menggali ilmu dan mencari pengalaman di luar negeri. Pada tanggal 3-10 Juli 2016, tiga mahasiswi Fakultas Biologi UGM dan satu mahasiswi Fakultas Pertanian Jurusan Perikanan mengikuti kegiatan International Summer Course (ISC) 2016 di Nagoya University, Jepang. Ketiga mahasiswa biologi tersebut adalah Pretty Khoirunnisa (‘2013), Elory Leonard (‘2014), dan Annisa Resa (‘2014). Sedangkan, mahasiswa Pertanian yang mengikuti ISC ini adalah Nihlah Chalidah (‘2012). Kegiatan ISC 2016 ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya diadakan setelah ISC 2015 yang juga diikuti oleh 5 mahasiswa Fakultas Biologi. Program ini merupakan wujud kerja sama berkelanjutan Fakultas Biologi UGM dengan Nagoya University yang telah dimulai sejak tahun 1995.

ISC 2016 yang bertemakan “Advanced Marine Biology” merupakan program kuliah singkat yang diadakan oleh Sugashima Marine Biology Laboratory (SMBL), Graduate School of Science, Nagoya University. Di bawah arahan Professor Hitoshi Sawada, laboratorium ini memiliki konsentrasi studi mengenai biologi kelautan. Seluruh peserta  berkesempatan untuk mempelajari dasar taksonomi hewan, tahapan perkembangan Sea Urchin dan Ascidian, teknik analisis molekular menggunakan Western Blotting dan Immunostaining, serta Genome Editing Techniques yang merupakan perkembangan mutakhir biologi molekular.

Melalui program ini diharapkan peserta dapat mengembangkan pola pikir saintis dan skill untuk melakukan eksperimen dalam bidang biologi kelautan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan yaitu perkuliahan dengan  para peneliti ahli, pengambilan sampel di pesisir Pulau Sugashima, dan eksperimen menggunakan berbagai peralatan canggih dalam laboratorium. ISC 2016 ini juga diikuti oleh 9 mahasiswa G30 Nagoya University yang berasal dari 7 negara antara lain Belanda, Taiwan, Malaysia, Mongolia, USA,  Spanyol, dan Thailand. Oleh sebab itu, keempat peserta dari UGM dapat memiliki kesempatan untuk mengembangkan koneksi dan mendapatkan pengalaman bekerja sama di level internasional. Ilmu yang didapatkan dari program tersebut diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan penelitian dan eksplorasi di bidang kelautan Indonesia, sehingga dapat memajukan bangsa Indonesia ke depannya. Diharapkan juga kerjasama antara Fakultas Biologi UGM dan Nagoya University dapat berlangsung secara berkelanjutan dan dapat membuka kesempatan bagi mahasiswa UGM lainnya dalam membuka cakrawala pengetahuan dalam skala internasional.  Menyambut kembalinya para mahasiswi dari ISC 2016 Jepang, Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian dan Kerja sama Fakultas Biologi UGM menyatakan sangat senang dan bangga bahwa mahasiswa UGM memang hebat dan sejajar dengan teman-temannya dari negara lain. Bu Endang menambahkan “Dengan ilmu dan ketrampilan yang diperoleh selama summer course diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkannya untuk penelitian skripsi dan studinya di Indonesia, bahkan setelah lulus S1 dapat melanjutkan studi S2 nya di Jepang atau negara lain dengan beasiswa LPDP dan lainnya yang sekarang banyak ditawarkan. Kesuksesan mahasiswa sebagai generasi penerus akan menjamin kesuksesan bangsa dan negara di masa yang akan datang”. (Pretty Khoirunnisa)

Belajar Ekspresi dan Pewarisan Gen Bersama Mahasiswa Genetika

Seminar rutin FORMASIGEN dilaksanakan dengan baik pada hari Jumat tanggal 11 Maret 2016 pukul 13.00 – 15.00 WIB di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM. Acara ini dipandu MC yaitu Dian Sartika dengan semangatnya yang luar biasa mengatur jalannya acara ini hingga selesai.

Dua pembicara yaitu Annas Rabbani, S.Si., M.Sc. dan Anjar Tri Wibowo, S.Si., M.Sc., Ph.D. turut meramaikan seminar tersebut. Annas menjelaskan penelitiannya tentang “Hubungan Kekerabatan Melon (Cucumis melo L.) ‘Hikadi’ berdasarkan Gen Cucumis Mutator-like Transposable Element. Pada penelitian diteliti transposon yang merupakan suatu DNA yang memiliki kemampuan untuk berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain dalam kromosom yang sama maupun berbeda. Kehadiran transposon pada suatu kromosom inilah yang apabila terekspresi dapat menyebabkan perubahan fenotipe pada suatu individu. Beliau mengungkapkan bahwa pada melon, transposon ditemukan dalam ukuran yang sangat besar yaitu 15.000 bp. Penelitian beliau tersebut menunjukkan bahwa karakter pola kulit pada melon ‘Hikadi’ dipengaruhi oleh banyaknya transposon pada melon tersebut.

Pembicara selanjutnya adalah Anjar Tri Wibowo, S.Si., M.Sc., Ph.D. yang berjudul “Adaptasi dan Regulasi Epigenetik pada Tumbuhan”. Pada penelitiannya, beliau mengungkapkan bahwa apabila suatu tumbuhan dihadapi oleh cekaman stres secara terus menerus maka, pada generasi berikutnya, tumbuhan tersebut akan bersifat lebih resisten terhadap cekaman. Pada kasus ini, dilakukan perlakuan stress pada tumbuhan yang berupa kadar garam tinggi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa adanya resistensi terhadap kadar garam tinggi diperlihatkan pada keturunan F1 namun tidak pada keturunan F2. Hal ini berkaitan dengan adanya regulasi epigenetik yang berupa metilasi DNA. Metilasi DNA inilah yang merupakan regulasi epigenetik yang berkaitan dengan respon ekspresi gen terhadap cekaman kadar garam.

Memasuki sesi selanjutnya, Anjar memberikan tips-tips menarik mengenai beasiswa untuk melanjutkan studi S2 dan S3 antara lain : Adanya passion dan motivasi yang kuat untuk melanjutkan kuliah sesuai minat, menjadi mahasiswa yang memiliki prestasi di bidang akademik, memiliki pengalaman berorganisasi dan memiliki network yang baik, mempunyai international IELTS/TOEFL, menyiapkan statement of purpose sebaik mungki, menghubungi dosen dan relasi profesional untuk mendapatkan recommendation letter yang terbaik, hubungi calon supervisor dan universitas yang dituju untuk mendapatkan letter of acceptance serta masukkan sebanyak mungkin lamaran (sesuai minat) dan JANGAN MENYERAH!!

Memasuki sesi terakhir yaitu, peluncuran lagu mars FORMASIGEN perdana yang dibawakan oleh Saudari Akmarina selaku pencipta lirik lagu mars Formasigen. Dengan penuh semangat, Saudari Akmarina menyanyikan mars FORMASIGEN dengan lirik sebagai berikut:

“Kami mahasiswa Biologi Gadjah Mada
Penelitian adalah jiwa kami
Tak lelah trus mengungkap
Kekayaan genetik Indonesia
Jaya Mahasiswa genetika
Fakultas Biologi tercinta
Formasigen tak pernah menyerah
Formasigen kan terus berkarya
Formasigen untuk Indonesia”

Cipta makna lagu       : Rindi Antika
Cipta lirik lagu            : Aqmarina Fitri Ramadhani

Dengan berakhirnya lantunan lagu mars FORMASIGEN maka, berakhir sudah acara seminar FORMASIGEN ini. Acara ini ditutup dengan penyerahan sertifikat dan kenang-kenangan yang dilakukan oleh Bu Tuti serta foto bersama seluruh civitas yang hadir dalam acara ini.

Pada kesempatan terpisah Wadek bidang Akademik dan Kemahsiswaan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono berpesan supaya dengan pelaksanaan seminar Formasigen yang cukup terjadwal ini diharapkan seluruh mahasiswa Biologi dapat lebih semangat lagi untuk berkarya dan berjuang demi meraih jenjang studi selanjunya.

Kunjungan Shu-Dan Yeh

Kunjungan_Shu-Dan_YehHari Jum’at, 4 Desember 2015, Fakultas Biologi UGM dikunjungan Dr, Shu-Dan Yeh, Asisten Professor dari Departement of Life Sciences National Central University Taiwan. Kunjungan di Fakultas Biologi dilakukan Dr. Shu-Dan Yeh di sela-sela aktivitasnya melakukan interview mahasiswa Indonesia, termasuk diantaranya mahasiswa UGM, yang ingin mendapat Letter of Acceptance untuk berkuliah di National Central University Taiwan. Pada kesempatan tersebut Dr. Shu-Dan Yeh memberikan kuliah tamu bertajuk “Wing Spot and Display: The Evolution and Genetic Basis of Functionally-Related traits in Drosophila melanogaster Species Group” di Ruang Sidang Atas Fakultas Biologi UGM.

Selain memberikan kuliah tamu, Dr. Shu-Dan Yeh juga menyampaikan tentang profil National Central University Taiwan, khususnya Departement of Life Science. Dia memaparkan tentang penelitian-penelitian yang bisa dilakukan di kampusnya dan memberikan gambaran tentang beberapa skema beasiswa untuk dapat berkuliah di National Central University, Taiwan. Dr. Shu-Dan Yeh juga memaparkan tentang kehidupan sebagai mahasiswa di Taiwan dan menjelaskan beberapa hal yang diperlukan untuk dapat survive di Taiwan sebagai mahasiswa. Dr. Shu-Dan Yeh berharap ada mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang berminat untuk melanjutkan studi di National Central University Taiwan terutama di laboratoriumnya.