pendidikan
Sampai Jumpa di acara Open House Fakultas Biologi UGM berikutnya !!, See you Sobat Biologi
Sebanyak empat mahasiswa Fakultas Biologi UGM memperoleh kesempatan di terima dalam program Indonesian International Student Mobility (IISMA) tahun 2024 ini. Mereka adalah Abigail Yemima (Angkatan 2021) yang diterima di University of Glasgow, Felix Luman Shanahan (IUP Angkatan 2022) yang akan berkuliah di University of Groningen, Maxmillian Melvin (IUP Angkatan 2022) di University of Pennsylvania, dan Tan Rendy (Angkatan 2022) yang berkesempatan berkuliah di University of British Columbia.
Abigail Yemima menyatakan rasa bersyukurnya dapat diterima di program IISMA ini. Pada awalnya dia tidak merasa percaya diri dan tidak yakin akan diterima. Tetapi usahanya membuahkan hasil yang menggembirakan. “Saya merasa ini adalah awal dari babak baru dalam hidup saya dan membuka pintu bagi banyak peluang baru”, kata Abigail. Dia sangat bersyukur dan bersemangat diterima di University of Glasgow dan akan memanfaatkannya semaksimal mungkin. University of Glasgow sendiri merupakan universitas ternama yang menawarkan beragam program studi, mulai dari STEM hingga Seni dan Humaniora, yang mendukung interdisipliner bagi mahasiswa pertukaran. Sebagai anggota Russell Group, University of Glasgow juga berfokus pada penelitian yang memungkinkan saya terhubung dengan peneliti dan pendidik dengan minat yang sama. “Saya mempunyai harapan yang besar bahwa mata kuliah tambahan yang saya ambil dan upaya saya untuk memperluas jaringan saya akan menjadi landasan bagi gelar pasca sarjana atau karir saya di masa depan”, harapnya.
Sedangkan Tan Rendy menyatakan bahwa persiapan berbulan-bulan akhirnya membuahkan hasil ketika dia menerima pengumuman tersebut. Menjadi peraih penghargaan IISMA pastinya terasa menakjubkan untuknya. “Terima kasih sebesar-besarnya kepada diri sendiri dan pihak-pihak yang telah mendukung saya hingga mencapai titik ini!”, ujar Rendy. Baginya University of British Columbia itu istimewa. Pada awalnya Rendy menyatakan bahwa University of British Columbia bukan pilihanya, tetapi saat dia melakukan pendalaman lebih lanjut, dia langsung mengetahui bahwa inilah yang dia cari.
Maxmillian Melvin juga tidak kalah mengungkapkan rasa senang dan terhormatnya telah terpilih menjadi salah satu peserta IISMA. Max, sapaan akrabnya, merasa bersemangat untuk bertemu dan berkolaborasi dengan rekan lain dan merasakan hal baru di luar negeri. “Saya memilih University of Pennsylvania karena reputasinya yang terkenal dalam penelitian yang menawarkan banyak peluang dan sumber daya. Selain itu, University of Pennsylvania memiliki komunitas beragam yang mendorong inovasi dan pembelajaran interdisipliner”, ujarnya mantap.
Lebih jauh Felix Luman Shanahan mantap menyatakan bahwa University of Groningen adalah pilihannya. “Saya memilih Universitas Groningen sebagai pilihan saya untuk IISMA karena reputasinya yang terkenal dalam studi ekonomi dan bisnis. Saya memiliki tujuan untuk membangun bisnis berbasis biologi yang berkelanjutan di masa depan, dan saya yakin bahwa pengetahuan dan keterampilan yang saya peroleh di University of Groningen akan membantu saya mencapai tujuan tersebut”, ungkap Felix. Menurutnya selain program ekonomi dan bisnis yang sangat baik, University of Groningen memiliki komunitas mahasiswa internasional yang besar yang menawarkan kesempatan luar biasa untuk memperluas jaringan dan terhubung dengan orang-orang dari seluruh dunia. “Saya sangat bersyukur dan bersemangat menjadi penerima penghargaan IISMA, dan saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua orang yang telah mendukung saya dalam perjalanan ini — teman, dosen, dan keluarga saya”, pungkasnya.
Selamat kepada para mahasiswa penerima program Indonesian International Student Mobility (IISMA) tahun 2024 ini! Semoga program ini semakin meningkatkan pengalaman dan pengetahuan mahasiswa secara khusus dan dapat mendukung pencapaian poin 4 SDGs yang berkaitan dengan Pendidikan Berkualitas.
Prof. Alaina memberikan kuliah dengan tajuk “Combating inflammation in chronic lung disease”. Beliau memperkenalkan Woolcock Emphysema Centre dimana beliau bekerja bersama dengan peneliti lainnya dalam mengatasi Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) melalui diagnosis sedini mungkin, penanganan yang lebih baik dan pengobatan.
Kuliah umum ditutup dengan tanya jawab yang dipandu oleh Dr, Eko. Prof. Alaina dan Prof Willa menunjukkan peran pentingnya seorang biolog dalam bidang kedokteran sehingga dapat memperluas potensi luaran riset biologi dalam meningkatkan kualitas kesehatan.