SDG 17 : Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Indonesia sebagai negara megabiodiversitas memiliki potensi alam yang luas tidak hanya untuk bioprospeksi, namun juga sangat penting untuk melakukan penelitian bersifat monitoring biodiversitas. Distribusi dan keanekaragaman hayati menjadi penting untuk dapat menentukan key indicator kualitas lingkungan. Ditambah dengan berkembangnya teknologi next-generation sequencing, penelitian bidang monitoring ini dapat memanfaatkan adanya jejak environmental DNA (eDNA) yang dapat mengakselerasi pemetaan komunitas tidak hanya yang dapat disampling dengan teknik konvensional (seperti tumbuhan dan hewan penyusun ekosistem) namun juga dapat memetakan komunitas mikrobia yang tidak dapat dikultur didalamnya.
Sebagai bagian dari bentuk pelayanan pada para peneliti, IGF melalui program IGF MasterClass telah sukses menyelenggarakan pelatihan eDNA menggunakan metabarcoding bagi kolega peneliti dari Universitas Sriwijaya. Pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 28 – 30 Oktober 2024 di Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Rangkaian pelatihan di buka oleh Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM, Fakultas Biologi UGM Dr. Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc., kemudian dilanjutkan dengan pengenalan dan dasar teori mengenai eDNA oleh Master Trainer Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., M.Si. Hari pertama dilanjutkan dengan teknik sampling lapangan eDNA didampingi oleh Asisten Andryan, dan dilanjutkan dengan proses ekstraksi DNA hingga persiapan sampel PCR oleh Adhisa F. P, S.Si. dan Ashfiya Hanif, S.Si.
Setelah berhasil melakukan teknik sampling dengan baik dan benar, serta mendapatkan sampel sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan, peserta didampingi tim IGF melakukan hands-on workflow library preparation pada hari kedua. Sesi ini dilaksanakan untuk menyiapkan proses sekuensing metabarcoding menggunakan platform berbasis teknologi Nanopore. Peserta sangat antusias dan interaktif dalam menjalani setiap proses pelatihan.
Tidak kalah penting, untuk mendapatkan interpretasi hasil metabarcoding yang baik, hari ketiga dilanjutkan dengan pengenalan interpretasi data. Dimulai dari pengenalan workflow operasi software Nanopore, hingga bagaimana cara merapikan, mengolah, serta merepresentasikan data yang sesuai dengan kualitas publikasi, bersama dengan Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., M.Si. Rangkaian acara pelatihan ditutup oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni, Fakultas Biologi, UGM. Beliau menyampaikan bahwa semoga ilmu yang didapatkan dari pelatihan eDNA ini dapat diterapkan langsung oleh para peneliti di instansinya serta dapat berkolaborasi dengan IGF dan Fakultas Biologi UGM lebih lanjut.
“Pelatihannya sangat luar biasa, materi tersampaikan dengan baik oleh trainer muda yang berpengalaman sehingga mudah dipahami” ujar Dr Melki, S.Si., M.Si. di akhir sesi pelatihan.
IGF dan Fakultas Biologi UGM terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan upaya kolektif untuk menjaga dan melestarikan biodiversitas hayati Indonesia, dengan mendorong teknologi genomik melalui platform sekuensing Nanopore. IGF dengan kapasitas ONT PromethION 24 yang dilengkapi Data acquisition Unit (DAU) mampu memiliki kapasitas pembacaan DNA 720 gb/hari, sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan layanan dan kerjasama dengan berbagai institusi di Indonesia kedepannya.
Selasa, 15/10, Tim Desa Mitra Kedungpoh bertemu dengan Lurah Kedungpoh dan Direktur Lumbung Mataraman Kedungpoh untuk menyampaikan progres pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat di kalurahan ini. Tim Desa Mitra diketuai oleh Dr. Hari Purwanto, MP. dengan anggota Dr. Bambang Retnoaji, M.Si., Ludmilla Fitri Untari, S.Si.,M.Sc., Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc. dan Soenarwan Hery P., S.Si.,M.Kes. Tim ini mengangkat tema “Ekskalasi Potensi Agro-Eduwisata Berbasis Organik untuk Mewujudkan Desa Mandiri Sejahtera di Kalurahan Kedungpoh Kapanewon Nglipar, Gunungkidul”.
Program Desa Mitra ini telah berlangsung sejak Februari dan akan berakhir pada November 2024. Beberapa program yang dilaksanakan di kalurahan ini antara lain penyelenggaraan pelatihan pembuatan pupuk organik dari limbah peternakan; pelatihan pembuatan pestisida dan insektisida organik; pelatihan budidaya lebah madu; pelatihan budidaya ikan wader; dokumentasi serta konservasi tanaman dan serangga di Kedungpoh. Program-program ini digawangi oleh anggota Tim Desa Mitra yang dibantu oleh mahasiswa.
Sampai saat ini, hampir semua program telah terlaksana. Lurah Kedungpoh, Dwiyono, mengharapkan adanya kesinambungan program pendampingan potensi agro-eduwisata Kedungpoh ini oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Biologi UGM. Seperti diketahui, Kedungpoh telah didampingi oleh Tim Pengabdian Fakultas Biologi sejak 2019 dan secara bertahap mengalami kemajuan menuju desa mandiri sejahtera. Tim Pengabdian Fakultas Biologi tidak hanya membawa program dan pendanaan dari Fakultas Biologi UGM namun juga mengajak mitra CSR dari PT PLN Tbk UP3 Yogyakarta. Sinergi antara Program Desa Mitra dan program pengabdian CSR PT PLN mempercepat ekskalasi agro-eduwisata yang dicanangkan oleh pemerintah Kalurahan Kedungpoh.
“Kami telah menjalankan beberapa program sesuai rencana kami dengan beberapa mitra, mulai dari Kelompok Wanita Tani, Lumbung Mataraman, Kelompok Peternak Sapi sampai Kelompok Peternak lebah Madu Sari Alami”, ungkap Hari dalam laporan progres pengabdian masyarakat kepada Lurah Kedungpoh. “ Kami berharap Fakultas Biologi UGM terutama Tim Desa Mitra tidak berhenti sampai di sini, kami masih membutuhkan pendampingan Bapak dan Ibu sekalian,” kata Dwiyono, menanggapi laporan Ketua Tim Desa Mitra. ”Apalagi dengan budidaya krisan di greenhouse kami, ini hal baru bagi kami sehingga kami masih membutuhkan pendampingan Tim dari Fakultas Biologi UGM”, tukas Didik Purnomo menambahkan. Didik Purnomo adalah direktur Lumbung Mataraman Kedungpoh.
Ke depannya, seluruh program Tim Desa Mitra akan dilanjutkan oleh Tim Pengabdian Desa Mitra maupun stakeholder dari Kedungpoh baik dengan pendanaan UGM, CSR maupun pendanaan dana desa untuk mewujudkan Kedungpoh sebagai desa agro-eduwisata menuju desa mandiri sejahtera.
Kegiatan ini merupakan pelaksanaan SDGs 1 (Tanpa Kemiskinan), SDGs 2 (Tanpa Kelaparan), SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab) serta SDGs 17 (Kemitraan untuk mencapai Tujuan).(DUS)