Memulai Perjalanan: dari Kehangatan Yogyakarta ke Kota Yamagata yang Bersalju
Rilis BeritaTajuk Kamis, 16 Februari 2023
Sakura Science Program-Yamagata University-Laporan Perjalanan: Hari 0
Tanggal 15 Februari dini hari, tim Sakura Science Program 2023 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada bertemu di Bandara Internasional Sukarno Hatta. Lima belas mahasiswa dan dua dosen tersebut bersiap untuk memulai perjalanan ke Yamagata di Sakura Science Program. Setelah briefing terakhir dan upacara pelepasan (9/2/2023) oleh Dekan Fakultas Biologi UGM Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., ini adalah pertama kalinya tim kami bertemu secara lengkap.
Kami bertemu pada jam 3 pagi. Semua orang terlihat sangat bersemangat dengan perjalanan ini. Beberapa mahasiswa didampingi oleh orang tua mereka, yang juga tampak gembira dan bahagia atas pengalaman anak-anak mereka belajar di luar negeri dengan kelompok. Setelah menyerahkan bagasi di konter check-in, kami kemudian berpisah dengan orang tua dan keluarga mahasiswa di depan gerbang Pabean. Para mahasiswa mengambil langkah pertama dalam perjalanan ini dengan restu dan doa dari orang tua mereka.
Penerbangan kami yang sangat tenang dan hanya mengalami turbulensi yang sangat kecil. Pukul 15.00, kami mendarat di Bandara Narita. Kami harus melewati beberapa pos pemeriksaan panjang karantina Covid-19 yang dijaga kemudian pos imigrasi, dan bea cukai. Untungnya kami telah mempersiapkan check in ini dengan mengisi Visit Japan (https://www.vjw.digital.go.jp). Di masa depan check-in otomatis seperti ini akan dilakukan secara meluas.
Prof Jun Yokoyama, telah melakukan perjalanan jauh dari Yamagata untuk menjemput kami di Narita. Kami bertemu dengannya langsung setelah kami keluar dari bea cukai. Prof. Yokoyama menyambut kami dengan sangat hangat dan membawa kami ke stasiun kereta bawah tanah untuk membawa kami dari Bandara Narita ke Stasiun Tokyo. Setelah lebih dari 6 jam penerbangan, anggota tim kami masih bersemangat. Dengan barang bawaan kami yang besar, kami naik dan turun beberapa tangga di stasiun kereta bawah tanah untuk mengejar kereta. Sayangnya, salah satu anggota kami kehilangan tiket kereta bawah tanah, jadi Prof. Yokoyama menemani anggota tersebut dan membiarkan kami naik shinkansen sendiri. Dengan keterbatasan waktu yang kami miliki, dan kebetulan kami tidak menyadari bahwa kereta Shinkansen kami terdiri dari 2 kereta yang akan terpisah di Stasiun Fukushima. Kami naik kereta kedua. Setelah mendorong barang-barang kami dari gerbong ke-4 ke gerbong ke-10, kami baru menyadari bahwa tidak ada cara bagi kami untuk sampai ke gerbong tujuan kami yaitu gerbong 17. Kami sangat stres dan bingung. Untungnya, kami dapat menghubungi Prof Yokoyama, dan dia berbicara dengan petugas gerbong tentang cara terbaik bagi kami untuk pindah ke kereta yang benar di depan. Salah satu mahasiswa (Alifya) juga sangat membantu dengan kemampuan bahasa Jepangnya dan memberi tahu kami bahwa kami harus keluar dari stasiun berikutnya dan berlari ke kereta depan. Dengan ide itu, kami semua berkerumun di dekat pintu keluar dengan semua barang bawaan kami dan bersiap untuk berlari ke pintu depan kereta terdekat. Kami sangat terburu-buru karena kami hanya punya waktu kurang dari satu menit untuk menuju ke kereta yang benar. Ini adalah pengalaman unik untuk berlari dengan barang bawaan besar dan memastikan kami semua (16 orang) naik kereta dalam kurun waktu kurang dari 1 menit.
Akhirnya, di stasiun Omiya, kami berlari sekuat tenaga, untuk sampai ke kereta depan. Selama berlari inilah, kami benar-benar dapat melihat bahwa kereta Shinkansen tersebut terdiri dari dua kereta dengan kepala lokomotif berbeda yang berjalan bersama (kereta Yamabiko dan kereta Tsubasa). Kami akhirnya berhasil naik kereta Tsubasa yang seharusnya kami naiki, dan sekali lagi mendorong barang bawaan kami dari gerbong 11 ke 17, tapi kali ini kami melakukannya dengan lega, karena keenambelas dari kami berhasil sampai ke kereta Tsubasa dengan selamat. Kami akhirnya tiba di Stasiun Yamagata pada pukul 21.59 dan bertemu dengan mahasiswa Prof Yokoyama yang bernama Yuji Yamamoto. Dia membawa kami ke sebuah hotel tempat beberapa anggota tim akan menginap selama program Sakura ini berlangsung, yang berjarak 11 menit berjalan kaki dari stasiun kereta. Setelah semua anggota yang menginap di hotel itu, mendapat kunci kamar, mengambil bento makan malam mereka, dan pergi beristirahat ke kamar, Yuji-san kemudian memimpin enam anggota tim lainnya untuk pergi ke Universitas Yamagata.
Kami berjalan selama 25 menit lagi dari hotel ke wisma Universitas Yamagata. Itu adalah malam yang sangat sunyi di Yamagata. Kami bisa melihat salju menutupi semua permukaan dan berkumpul di sisi jalanan kosong sepanjang perjalanan menuju kampus. Kami tiba di asrama hampir tengah malam. Namun, karena ini merupakan pengalaman baru untuk memasuki asrama universitas Jepang, kami sangat bersemangat untuk belajar tentang lingkungan baru ini dan untungnya, Yuji-san dengan ramah menjelaskan dan menjawab pertanyaan kami mulai dari cara menyiapkan air panas hingga memilah sampah. Setelah itu, kami kemudian masuk ke kamar masing-masing dan menikmati bento halal yang dapat kami yang panaskan menggunakan hot pocket. Itu adalah makan malam yang sangat lezat dan memuaskan untuk kami yang kelaparan. Kami tidur nyenyak dan akan siap untuk hari berikutnya.