Produk mikroalga saat ini mencakup di berbagai aspek kebutuhan manusia, seperti menjadi produk kecantikan, sumber nutrisi, pakan ternak, pigment hingga menjadi sumber bahan bakar. Hal ini menjadikan pengembangan teknologi dan komersialisasi mengenai mikroalga sangat menjanjikan di masa depan. Dalam rangka pendalaman materi dan pemahaman tentang potensi tersebut Laboratorium Bioteknologi UGM menyelenggarakan acara Biolecture Series ke-13 dengan mengangkat tema mengenai “Aspek Komersial Mikroalga dari Perspektif Industri”. Acara ini mengundang Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. (Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM) dan Muhammad Zusron, S.Si., M.Sc. (CEO PT. Algatropia Indonesia Raya) sebagai narasumber, sedangkan moderator yang memandu acara ini adalah Wahyu Aristryaning Putri, M.Sc., Ph.D. yang juga berasal dari Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Biologi UGM.
Webinar ini diselenggarakan pada hari Kamis (11/03/2021) pukul 10.00 – 12.00 WIB, melalui aplikasi Zoom. Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi UGM. “Saya lihat pesertanya hari ini dari Sabang sampai Merauke, ada yang dari Nusa Tenggara, hingga Aceh, luar biasa” sambut Prof Budi. Prof. Budi juga menyampaikan bahwa isu-isu lingkungan, pangan, kesehatan, dan energi akan menjadi platform ke depan dalam perkembangan riset. Bioenergi adalah salah satu alternatif yang dapat menyelamatkan keangsungan hidup di bumi ini, bukan hanya revolusi hijau namun juga perlu melangkah pada revolusi biru.
Muhammad Zusron, S.Si., M.Sc. sebagai pembicara yang pertama membawakan materi mengenai Teknologi Kultivasi dan Komersialisasi Mikroalga. “Momentum yang bagus dimana saat ini antusiasme mengenai mikroalga sedang gencar-gencarnya,dan kemungkinan 5 tahun lagi topik mengenai mikroalga akan menjadi booming”,ungkap Zusron. Mikroalga merupakan organisme fotosintetik yang memproduksi biomassa kaya protein, mineral, dan vitamin dalam reactor terkondisi. Produk mikroalga yang banyak dikembangkan adalah dari jenis Spirulina platensis, dengan kegunaan untuk menguatkan sistem imun, menstabilkan gula darah, alternatif sumber protein, antiageing dan detoksifikasi kulit. Komersialisasi produk ini ada 4 tahapan,yaitu 1) Robust strain, dengan memanipulasi /adaptasi agar produktivitas biomassa tinggi dan stabil, 2) Scalable technology, dengan system kolam open-ponds, penyediaan material dan jasa pembangunan, serta cara control dan monitoring. 3) Competitive price, harga produk bisa murah jika biaya operasional rendah, dan kapasitas produksi dipertahankan stabil atau meningkat. 4) Certified product, Produk spirulina dikategorikan di sayuran kering pd peraturan BPOM 13:2019 namun payung regulasinya masih belum spesifik sehingga ada peluang agar mengupgrade regulasi tersebut.
Selanjutnya, materi mengenai Optimasi Teknologi Kultivasi Mikroalga disampaikan oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. “Hari ini saya akan sharing pengalaman mengenai optimasi kultivasi, serta saya berharap agar universitas dan industri dapat matching dan adaptable agar terciptanya optimalisasi pada teknologi ini”, ungkap Eko. Optimalisasi pada teknologi kultivasi mikroalga meliputi: pra kultivasi yaitu teknik isolasi, sterilisasi, media kultur, kemudian selama kultivasi: faktor lingkungan,kontaminasi, metode kultivasi dan yang terakhir adalah pasca kultivasi: metode pemanenan yang paling baik untuk mendapatkan biomassa mikroalga secara optimal. Beliau juga berbagi pengalaman penelitiannya mengenai optimasi kultivasi alga yang telah dilakukannya.
Menginjak pukul 11.40 WIB, acara dibuka untuk diskusi dan sesi tanya jawab,kemudian ditutup pada pukul 12.00 WIB dengan total peserta sebanyak 434 orang. Instansi juga sangat beragam antara lain Universitas Airlangga, Universitas Lampung, Universitas Pakuan, Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Universitas Sriwijaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Diponegoro, Universitas Islam Malang, LIPI, Universitas Mataram, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, BPBAP Situbondo, Universitas Udayana, Universitas Padjadjaran, Universitas Cenderawasih, Perkumpulan Agripreneur GANESHA, IAIN Jember, Universitas Jember, UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Kalijaga, ITB, Kementerian Perindustrian, Universitas PGRI Semarang, Dayah Jeumala Amal, BPPMPV KPTK, Universitas Hasanuddin, SMK Negeri 3 Sibolga, Universitas Teuku Umar, Tonasuma, Universitas Tunghai, Universitas Pattimura, UIN SMH Banten, Universitas Nasional, BPTBA LIPI, ITS, Akuakultur, Universitas Kristen Artha Wacana, Evergreen Resourcces, PT Pertamina, IPB, Universitas Muhammadiyah Metro, UIN Malang, Alganation ID, Badan Standardisasi Nasional, Universitas Negeri Makassar, Pusat Penelitian Bioteknologi, Institut Teknolgi Yogyakarta, UPT PPP Bulu, KPMI, Universitas Adiwangsa Jambi, Bank Sampah Kota Hijau, Universitas Sumatera Utara, UHAMKA, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, IT Del, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMAN 1 Sleman, Universitas Djuanda Bogor, Universitas Mathla’ul Anwar, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sanata Dharma, PT Solusi Bangun Indonesia, Universitas Andalas, IKIP PGRI Pontianak, Universitas Bung Hatta, SEAMEO BIOTROP, Universitas Negeri Medan, Universitas Mulawarman, UGM dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu dari seluruh penjuru tanah air.